Jumpa lagi dengan ane, VitaArkana TS yang doyan makan tapi doyan masak juga. Entah sejak kapan ye, ane seneng banget masak. Kadang pengen banget ikutan lomba-lomba masak di TV. Tapi apa daya, cuma remahan kerupuk dalam toples ga ngerti masakan dan bahan makanan yang western-western gitu. Alhasil cukuplah jadi chef di rumah sendiri.

Gansist pernah memperhatikan ga, rata-rata Chef atau Koki itu kebayangkan Pria? Sebut saja Chef Juna, Chef Arnold, Chef Degan dan sebagainya. Padahal kenyataannya yang lebih banyak berkutat di dapur adalah wanita. Disitu ane kadang merasa heran. Layaknya sebuah pertanyaan, mengapa dokter kandungan lebih banyak pria daripada wanita? Apakah dunia sudah terbalik? Sepertinya tidak juga, Gansist.

Usut punya usut, ada beberapa alasan yang mendasari dan jadi alasan mengenai hal itu.

Jika dalam sebuah rumah tangga, tugas memasak pada seorang wanita, secara naluri seorang wanita berusaha memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga. Namun dalam sebuah institusi seperti hotel, rumah makan dibutuhkan etos kerja yang tinggi, maka seorang pria lebih cocok menyandangnya, sebagaimana orang bekerja pada umumnya mencari nafkah untuk keluarga, dibutuhkan tanggungjawab yang jauh lebih tinggi.

Jika memasak di sebuah hotel atau restauran besar dan ternama, nilai estetika sebuah makanan pun menjadi hal yang penting. Seperti halnya seorang seniman, seorang chef pun dituntut untuk membuat makanan berkelas dan berseni tinggi untuk menarik minat konsumen. Hal ini bukan berarti wanita kurang memiliki nilai seni yang tinggi, namun lebih pada fokus yang dimiliki oleh seorang pria terhadap satu hal yang dihadapinya.

Agan dan sista pasti sudah hafal jika seorang wanita mengalami siklus PMS akan seperti apa. Mood berubah dengan cepat, hormon juga tidak stabil bahkan selera makan bisa berubah. Yang tadinya ga suka pedes tiba-tiba menjadi ratu pedes level 10. Yang tidak suka makanan manis mendadak doyan coklat. Kebayang kan ya, jika seorang chef mengalami PMS, bisa berabe hasil masakannya.

Setiap individu pasti memiliki emosi, namun seorang pria lebih stabil dalam mengontrol emosi, tidak gampang terbawa perasaan dan baper.

Ini sangat diperlukan dalam bekerja, apalagi jika tuntutan dari tempat kerja sangat tinggi. Waktu bekerja yang panjang juga membutuhkan energi dan stamina yang ekstra.

Demikianlah alasan-alasan mengapa pria lebih banyak menjadi chef daripada wanita. Meskipun ada juga chef wanita yang terkenal dan hebat, sebut saja kembaran ane, Chef Renata, jagoan di acara Master Chef Indonesia. Chef Farrah Quinn, Chef Marinka, Chef Aiko, Chef Karen dan masih banyak lainnya. Buat ane, mereka adalah wanita keren dan hebat yang mampu mengelola diri dengan baik sehingga sangat mampu dan sejajar dengan chef pria. Bravo ....

Namun, sebagai seorang wanita tulen bukan kaleng-kaleng, jangan berkecil hati, wanita memasak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga dan orang-orang tercinta. Ada sejumput cinta dalam setiap masakan seorang wanita. Dan pastinya masakan seorang ibu adalah satu-satunya masakan yang terenak di dunia menurut anaknya. Yes, Love U Mom.

Oke, Gansist. Cukup sekian thread ane kali ini. Semoga bermanfaat dan menginspirasi