Kaskus

Entertainment

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Pertarungan Cebong Dan Kampret Belum Usai , Pdhl Ancaman Dr Luar Di Depan Mata.

lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Pertarungan Cebong Dan Kampret Belum Usai , Pdhl Ancaman Dr Luar Di Depan Mata.
Pertarungan Cebong Dan Kampret Belum Usai , Pdhl Ancaman Dr Luar Di Depan Mata.
Gbr diambil dr : kompasiana.com

Akhirnya trit-trit mengenai banjir Jakarta sudah mulai mereda, seiring surutnya "genangan" air di ibu kota (untuk sementara ini). Meski BMKG sudah mengeluarkan prediksi tentang curah air hujan di tanggal 10-15 Januari nanti (asem tenan, ane dpt tugas kantor ke daerah sono tgl segituan), setidaknya berita soal banjir dan tulisan-tulisan yang berisi hujatan serta pembelaan sedang menurun frekuensinya (hiburan ane berkurang nih).

Ini opini tentang politik Indonesia, tapi aturan di BP harus ada 1 sumber berita (kata agan i.am.legend), padahal repot juga kalau punya opini politik yang berhubungan dengan beberapa topik, dan sejatinya suatu kondisi itu, punya banyak aspek dan dimensi. Setidaknya itu yang terjadi pada tulisan ini.

Tulisan ini muncul karena hadirnya dua berita yang terjadi pada saat yang hampir bersamaan.

Yang pertama adalah berita tentang banjir di Jakarta, berikut trit-trit dan komentar yang menggambarkan "pertarungan" seru antara dua kubu yang berlawanan.

Pertarungan Cebong Dan Kampret Belum Usai , Pdhl Ancaman Dr Luar Di Depan Mata.
(banjir sdh mulai surut, gbr diambil dr : detiknews.com)


Dan yang kedua adalah berita mengenai pelanggaran batas laut kita di daerah Laut Cina Selatan (kenapa juga namanya Laut Cina Selatan?).

Dua berita ini pun mengusik nurani saya sebagai orang Indonesia, karena di saat keberadaan negara kita di dunia internasional ini masih rentan, di dalam negeri pun kita masih belum selesai bersengketa. Saya masih teringat ketika diberitakan P. Prabowo bergabung ke kabinet Presiden Jokowi, banyak yang berkomentar positif (dan menurut saya naif), bahwa dengan masuknya P. Prabowo ke kabinet, selesai sudah konflik berkepanjangan yang terjadi antara kampret dan cebong, (dua varian baru hasil evolusi bbrp manusia Indonesia).

Padahal kalau kita mau membuka mata dan menilik lebih dalam, fenomena cebong dan kampret, bukanlah fenomena fans P. Prabowo vs fans P. Jokowi.

Keduanya (cebong dan kampret) memiliki latar belakang dan sejarah yang cukup dalam di masyarakat kita. Keduanya lahir dari gejolak dan luka-luka lama yang belum sembuh benar, karena yang diobati hanya gejalanya saja. Keduanya lahir dari tantangan baru dan situasi jaman, yang menimbulkan dua reaksi yang berbeda, yang kemudian menciptakan dua cara pandang dan solusi atas keadaan yang kita hadapi.

Praktek black campaign, politik identitas, dan kekejian lain yang terjadi sejak 2014, telah membenturkan dua pandangan ini, sedemikian rupa sehingga golongan yang satu, memandang golongan yang lain sebagai ancaman.

Jadi betapa naif kalau ada yang berharap dengan bergabungnya P. Prabowo ke dalam kabinet, akan bisa menyelesaikan masalah tersebut. Karena mereka mendukung Prabowo, bukan karena diri Prabowo sendiri. Mereka mendukung Prabowo, karena dia menjadikan dirinya sebagai wakil mereka.

Ketika Prabowo meninggalkan mereka, maka yang terjadi bukanlah kampret  berevolusi menjadi cebong. Yang terjadi adalah kampretakan mencari perwakilan baru, mencari sosok yang diharapkan bisa mewakili suara dan kerisauan mereka.

Lalu sampai kapan kita mau bersengketa? Tantangan ke depan semakin berat, persaingan antar negara semakin ketat.

Pertarungan Cebong Dan Kampret Belum Usai , Pdhl Ancaman Dr Luar Di Depan Mata.
Gbr diambil dr : tempo.com

Pelanggaran Cina di perbatasan laut kita, seharusnya bisa membuka mata kita, betapa lemahnya negara kita dalam peta dunia internasional. Bukan waktunya lagi kita masih berkelahi di dalam negeri sendiri. Sekarang ini kita sudah banyak tertinggal. Jika kita tidak mulai bekerja sama untuk mengejar ketinggalan, akan ada masanya kita hanya bisa menyesali keadaan.

Terutama rakyat seharusnya makin cerdas, janganlah mau dijadikan korban demi kepentingan kekuasaan sekelompok kecil orang.

Belajarlah berpikir dengan logis. Belajarlah untuk menyelesaikan perbedaan lewat jalur komunikasi. Kalaupun tidak bisa menemukan titik temu, setidaknya belajar mencari jalan tengah di antara dua perbedaan tersebut.

Berhenti jadi manusia yang cuma tahu berkelahi sebagai satu-satunya solusi.

Sumber berita :
1. https://www.genpi.co/internasional/31683/media-china-lebih-soroti-banjir-era-anies-daripada-natuna
anasabilaAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.5K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
1.3MThread103.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.