Quote:
Teruntuk kamu, ini perihal luka yang belum usai dari sakitnya. Apa kabarmu di sana? Aku tahu, kau pun sedang menikmati hujan yang sama dimusim duka ini. Namun satu yg pasti, aku ingin kau menatap langit cukup sebentar saja. Setelah tulisan ini tersampai di layar handphonemu.
Katakan kau rindu padaku walau hanya kau bicara pada langit yang hitam berpayung hujan. Bicarakan tentang penyesalanmu setelah kau mengenali aku. Aku yang pernah dengan lembut kau sapa sayang.
Walau sebatas berpura-pura diwaktu dulu.
Dari sini, coretan kalimat kutulis dengan hati yang hampir patah, sebab lelah mencari pengganti seperti dirimu dihati. Mungkin saja bagimu yang sedang membaca kalimat ini merasa tidak memarik, terserahlah karena ini bukan untukmu.
"Sekali lagi, ini bukan untukmu"
Kamu, pada bait ini. Jangan sampai kau teteskan air matamu di sana. Sebab guratan ini mulai berada pada akhirnya, jangan lagi ragu padaku sebab tidak menjadikan diri terbaik bagi rumah kau berteduh dari hujan dan terik. Kau hanya tidak bisa menunggu hingga akhirnya aku pulang. Kau hanya memaksakan hati untuk mencari pengganti yang menggantikan posisiku dihatimu. Itukan hanya pemaksaanmu saja.
"Benar, bukan?"
tetapi sudahlah lupakan saja, tak perlu lagi saling mengusik. Apa pun kenyataannya yang aku tahu kau sedang bahagia walau di bawah hujan yang deras dimusim duka ini.
Penulis:
@hugomaran