NinaahmadAvatar border
TS
Ninaahmad
LUKA DIHATI ARIN
Cinta Ayah pada Anak Perempuannya



Quote:

“Apa kurangnya papa dimatamu, sampai kau tega bohongi papa, dasar perempuan tak tahu diuntung” Kembali makian papa menggeleggar memenuhi ruangan rumah kami dan membangunkanku dari tidur siang

“Sudah berapa kali papa peringatkan, masih saja tetap begini, jika kamu lebih memilih laki-laki brengsek itu silahkan angkat kaki dari rumah ini dan jangan pernah berharap apa apa dari aku, termasuk Arin dia ikut aku, laki – laki brengsek itu bisa memenuhi semua keinginan kamu dan jangan pernah kembali” Ultimatum terakhir Papa terhadap Mama

Tak berapa lama kemudian terdengar bantingan pintu ruang tamu begitu keras disusul suara mobil Papa menderu meninggalkan halaman rumah. Entah berapa kali aku mendengar pertengkaran itu, awalnya aku menggiggil ketakutan mendengar suara papa tapi lama kelamaan aku terbiasa dengan situasi itu, aku mulai cuek dan tak ingin ambil pusing. Ketika pertengkaran itu terjadi kusetel saja musik keras dan kudengarkan lagu dengan earphone

Lama kubiarkan begitu akhirnya sepi.
Kubuka pintu kamar dan kuhampiri Mama, Mama nampak menangis dipojok ruang tengah
“Mama juga sih, cari masaalah lagi” Ujarku
“Jadi kamu salahkan Mama juga?”Ujar Mama sambil terisak
“Lalu ini salah siapa Ma, salah Papa?, salah Arin? Ma, Arin tau kalau om Hendra itu mantan pacarnya Mama, tapi kenapa sih masa lalu itu Mama lupain aja, mama sadar nggak mama itu sudh miliknya Papa, mamanya Arin juga dan Arin nggak akan pernah rela ada orang lain hadir dalam kehidupan kita bertiga Ma, harusnnya Mama sadar hal itu, Arin dan papa butuh Mama” Kataku panjang lebar mengeluarkan unek unek di hatiku

“Rin dengerin Mama dulu” Kata mama menyelaku
“Ma, apa yang Arin harus dengar?, mungkin dimata Mama Arin ini anak kecil tapi Arin ngerti semuanya kok Ma, pertengkaran Mama dengan Papa memaksa Arin untuk dewasa, Arin capek ma’, Arin pengen seperti teman temannya Arin yang lain. Ipul, Eva, Widi, Alya, mereka tumbuh dalam lingkungan yang hangat, ga seperti Arin” Aku tak mampu membendung air mataku

“ Rin, beri Mama kesempatan untuk menjelaskan semuanya “ ujarnya sambil menarikku ke dekapannya

Segera Kutepis tangan Mama
“Apa yang ingin Mama jelaskan, tentang kebohongan dan penghianatan Mama pada Papa?, Arin liat Mama dengan mata kepala Arin sendiri pertemuan Mama dan om Hendra waktu itu” Ujarku

“Okey Rin, Mama minta maaf, tapi Mama mohon kamu ngertiin Mama, Mama mohon Arin untuk tidak pojokkan Mama, Mama sayang Arin, Mama ingin Arin ikut Mama” Kata Mama membujukku

“ Nggak, Mama cuma sayangnya sama diri Mama sendiri, Arin nggak akan pernah rela orang lain hadir dalam kehidupan kita, yang ada cuma Papa, Mama dan Arin, tapi kalau memang Mama memilih om Hendra, Arin nggak akan pernah halangin Mama tapi jangan pernah berharap Arin maafin Mama dan jangan pernah berharap Arin akan menemui Mama lagi, Arin benci Mama, Arin benci om Hendra” Ujarku berteriak sekencang kencangnya dan air mataku makin deras

Untuk pertama kalinya aku membentak dan menantang Mama segera kuberlari kekamar dan membanting pintu kamar sekencang – kecangnya dan kusetel musik. Tak lama terdengar ketukan halus dipintu dan ketukan itu tak kuhiraukan, aku menangis sepuasnya dengan harapan mengurangi sesak didadaku.

******************
5 Tahun berlalu sejak kejadian itu, Mama benar – benar tega meninggalkanku dan papa. Mama lebih memilih kembali kepelukan Om Hendra dan sampai saat itu aku tidak pernah mau tau alasan Mama, yang kutau Mama bagiku adalah seornag penghianat. Kabar kudengar dari tante Dian (Adik papa), Om Hendra pernah menikah dan tinggal di Bandung, tetapi bercerai sehingga Om Hendra memutuskan kembali ke Kota Makassar. Kepulangan om hendralah yang menjadi awal petaka dalam rumah tangga orang tuaku.

Tapi cerita itu telah usai, telah terkubur dalam ingatanku dan aku sangat bahagia hidup berdua hanya dengan Papa. Kasih sayang dan perhatian yang tulus dari papa mengikis semua bayang mama dibenakku. Tak pernah sedikit pun papa berniat menikah lagi dengan alasan tak ingin membagi kasih sayangnya. Papa lebih memilih membesarkan aku sendirian. Apalagi sejak aku diterima di Sekolah Menengah Atas ternama dikota Makassar, pelajaran sekolah dan ekskul menyita waktuku hingga tak ada lagi waktu untuk memikirkan mama.

***************
Pagi ini sengaja aku memilih untuk lebih pagi lagi kesekolah. tetapi baru saja melangkahkan kaki kehalaman sekolah muncul Meizura teman paling nyebelin seantero nusantara.
“Hei Rin, mana kembaran kamu?, kok sendirian?, lagi marahan ya?” Ledeknya

“Apaan sih, ganggui aja” Ujarku setengah sewot
“Eh rin, bayu mana sih kok nggak bareng kamu”
“Nganterin adenya sekolah, hari ini tuh jatahnya dia nganterin adenya, lagian kok kamu kepo amat ya” Ujarku sambil menggodanya
“Oooo gitu ya, ya udah. Aku keperpustakaan dulu ya, daaaaaa arin” Ujarnya sambil berlari kecil dan meninggalkanku
Bayu adalah salah satu teman kelasku dan kami berteman sejak awal tahun ajaran baru di sekolahku, tetapi bayu dikenal sebagai cowok misterius. Tak satupun teman kelas yang berminat menjadi teman akrabnya kecuali aku. Awalnya aku berusaha mati – matian mendekati dia, akhirnya akupun bisa berteman akrab. Hari hari kami lewati bersama dan hanya sebatas dalam lingkungan sekolah dan itu permintaan dari bayu

“Aku mau jadi teman kamu dengan syarat jangan pernah mengorek keterangan tentang aku, kita cuma teman dalam lingkungan sekolah selebihnya kita jalani hidup kita masing – masing dan satu lagi, jangan pernah berfikiran untuk jatuh cinta padaku begitu pula sebaliknya aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu”Itu kata bayu saat pertama kali dia ngobrol denganku
“Manusia aneh” Gumamku saat itu
“Ya udah, aku juga nggak pernah berharap jadi teman kamu, bikin masalah tau nggak” Ujarnya agak kesal dan berbalik arah ingin meninggalkanku dan segera kutarik tangannya
“Eeeeee, tunggu dulu, iyya deh aku sanggupi persyaratan kamu, tapi boleh nggak aku nanya 1 hal lagi” kataku

“Apaan” Ujarnya
“Tapi kenapa harus seperti itu?” tanyaku
“Kamu tinggal milih tidak ada jawaban atau tidak ada persahabatan” ujarnya dengan nada kesal
“Iyya deh, tidak akan nanya lagi, tapi sekarang kita teman kan” ujarku sambil tersenyum kearahnya dan menjulurkan tanganku dan diapun menyambut tanganku sambil tersenyum kecil
Itulah awal persahabatanku dengan Bayu.

************************
6 bulan berselang , rasa penasanku tentang bayu tak dapat kubendung lagi. Hari ini hari terakhir aktivitas sekolah dan libur selama sepekan kedepan. Siang itu sepulang sekolah seperti biasanya kami berpisah. Tapi aku tidak langsung pulang, kutekadkan untuk membuntuti Bayu. Sengaja hari ini ku suruh supir pribadiku untuk berganti mobil dengan papa agar Bayu tak mencurigaiku.

“Om, buntutin motor biru itu ya” Kataku pada om mike, sopir kepercayaan papa
“Motor yang keluar dari parkiran itu?” tanyanya
“Iya om, cepetan ya, jangan sampai kehilangan jejak” Kataku
15 menit perjalanan, motor bayu berhenti disebuah rumah tipe sederhana di Kawasan Puri Mutiara Indah. Seorang perempuan separuh baya menyambut kedatangan bayu, seolah denyut nadiku terhenti seketika.

“Itu kan, mama” Ujarku bergumam dalam hati
“Om, kita pulang aja yuk” kataku pada om mike
“Loh, arin nggak singgah dirumh itu?, itu teman arin kan” Tanya om mike sambil memandangku
“Nggak deh om, Arin ngantuk nih” Ujarku
Om Mike memang tidak pernah tau kehidupan aku dan papa dimasa lalu. Om mike baru 5 bulan ikut dengan kami dan ditugaskan oleh papa sebagai supir pribadiku. Berlahan mobil melaju dengan kecepatan sedang, nampak lalu lintas mulai agak macet.

***************

Hari ini hari ke 2 libur sekolah kehempaskan tubuhku pada tempat tidur. Anganku melayang dengan kejadian siang itu. Tetapi aku tak mungkin mau menceritakan ke papa, aku takut justru itu mengorek luka lama dihati papa. Kutatap langit – langit kamarku dengan tatapan kosong. Tiba tiba bunyi Handphoneku membuyarkan anganku.

“Jika ingin tau tentangku, datang kekompleks Mutiara Indah Pelita Harapan Blok I No. 07”
Waktu menunjukkan pukul 17.07 WITA, dengan tergesa kuraih kunci motor, rasa penasaran menderaku mendorongku untuk segera sampai pada tempat tujuan. Halaman terlihat nampak sepi hanya seorang wanita agak tua menutup pagar rumah, dan aku segera menghampirinya
“Maaf, apa benar ini rumah bayu adrian” Tanyaku penuh hati hati
“Ya, betul, Arin ya”? Tanyanya
“Lho kok bisa tau”? Tanyaku
“Tunggu sebentar” Katanya samil berbalik arah meninggalkanku. Tak lama kemudian ia muncul dengan sebuah bungkusan kecil ditangannya

“Ini titipan Bayu buat arin” Ujarnya
“Tapi Bayu ada kan”? Tanyaku
“Mungkin disitu akan ada jawabannya, pulanglah anak manis, papa kamu mungkin mengkhawatirkamu” Dan tanpa basa basi diapun menutup pagar dan segera berlalu meninggalkanku.

****************
Kuhempaskan diriku ditempat tidur dan kubuka bungkusan itu dengan penuh tanya
“Lho ini kan bukunya Arin, maksudnya apa ya” Tanyaku dalam hati
Dan secarik kertas terjatuh dari lembaran buku itu.
“Sebelumnya Bayu minta maaf, saat titipan ini ada padamu saat itu dipastikan aku sudah tidak lagi dikota Makassar, jangan pernah mencari keberadaanku. Jika kehadiran dan kepergianku membawa luka buatmu itu bukan keinginanku tetapi keadaan yang memaksa, mohon pahami itu. Dari awal aku sangat benci kamu, kamu tau kenapa? karena kamu anak tante meli, istri barunya papa. Itulah sebabnya aku merahasiakan identitasku kekamu karena aku sadar ini hanya akan mengorek luka lama dihatimu. Kamu sangat benci papaku kan?, karena kamu menganggap papakulah sumber petaka dalam hidup kamu.

Awalnya aku juga tak bisa menerima kenyataan itu, tapi haruskan aku bertahan pada keegoisanku?, papaku juga berhak bahagia rin, itulah alasanku kenapa kukorbankan perasaanku sendiri semua demi kebahagiaan papaku. Apa kamu pikir aku tidak sakit melihat adik – adikku tersenyum bahagia dalam pelukan mamamu, melihat papaku dan mamamu tersenyum melewati hari harinya, buatku itu luka rin. Apa kamu tau betapa terlukanya aku saat mamamu memelukku, saat mamamu memberiku hadiah, aku terluka karena aku merasa merampas kebahagian kamu, hanya kamu dan papamu yang berhak dengan pelukan mamamu, tapi aku tak berdaya Rin.

Aku tak ingin merusak kebahagiaan itu yang aku tau itu justru luka buatmu dan aku sangat dilema. Saat papaku memutuskan untuk pindah kota, aku sangat bahagia rin, dengan harapan kita terpisah jarak dan kita bisa lupakan semua kenangan kenangan manis dan pahit diantara kita. Kamu boleh membenci papaku tapi jangan pernah mengubur namaku dalam hatimu. Terimakasih telah menjadi yang terindah dalam hidupku. Bayu
Kuraih Handphone, dan benar dugaanku nomor bayu sudah tidak aktif lagi. Samar – samar terdengar teriakan papa dari lantai bawah. Kupejamkan mataku dan tak terasa air mataku mengalir

“Bahagia selalu dalam pelukan mamaku, dan aku ikhlas hanya hidup berdua dengan papaku ” ujarku

The end
Diubah oleh Ninaahmad 08-02-2020 10:23
Lailahr88Avatar border
ummuzaAvatar border
kanyaanatasyaAvatar border
kanyaanatasya dan 52 lainnya memberi reputasi
53
6.2K
132
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.