Di negara mayoritas muslim tentu saja takut dengan yang namanya 'Riba' bukan rahasia lagi riba akan memgakibatkan kita terjerumus kepada perbuatan yang haram dan dilarang oleh ketentuan agama.

Riba memang banyak macamnya seperti Riba utang piutang dengan mengambil keuntungan dari suatu hutang, seperti riba qardh dan riba jahiliyah dimana banyak rentenir gaya modern yang meminjamkan uang dengan bunga tertentu. Bahkan pinjaman online sudah merambah ke sendi-sendi masyarakat modern saat ini, banyak dari mereka tergiur akan hal ini tentu saja kedua belah pihak sudah bertransaksi secara haram dan rata-rata mereka ini beragama Islam tapi sering sekali tutup mata dan telinga tentang hukum 'Riba'.



Yang sering terjadi adalah riba jual beli, seperti riba fadl dan riba nasi'ah. Misal kan seseorang ingin melakukan transaksi jual beli dengan harga yang tidak jelas, kedua belah pihak tidak ada penegasan masalah harga, hingga mereka pun berpisah dari tempat akad jual beli. Untuk masalah kredit, dinilai tidak riba kalau sudah disepakati masalah harga, jadi tidak ada bunga berjalan. Misal harga tunai 10 juta sedangkan harga kredit jangka 1 tahun menjadi 11,2 juta, namun harga tetap di beritahu jangan ketika selesai akad kredit yang harus dibayarkan tidak jelas sesuai keadaan bunga, ini yang dinamakan mengambil keuntungan yang di namakan Riba, kenapa tidak di bilang saja ambil keuntungan akad kredit alias bayar nyicil.



Mereka yang berdagang tanpa riba di zaman sekarang seperti sandang, papan dan pangan sebagai kebutuhan pokok akan mendapatkan profit yang sangat sedikit. Dan masyarakat pun senang bila ada pebisnis yang mendahulukan hukum syariah yang menguntungkan pembeli.

Tentu saja embel-embel syariah pun mulai banyak disajikan terutama oleh pengembang perumahan, hasilnya tanggapan positif bak gayung bersambut namun di akhir mereka yang takut dengan hukum Tuhan pun tertipu. Bayangkan tidak ada riba, tak perlu check pihak bank, bahkan tak ada bunga rendah hingga biaya kredit pun rendah. Dan hal itu akan menarik pembeli, namun alih-alih dapat rumah taunya tertipu puluhan juta.



Kedok-kedok bisnis syariah memang kerap muncul di tengah masyarakat yang sudah bosan dengan sistem perbankan yang mencekik leher dengan riba nya. Tapi lagi dan lagi masyarakat jadi korban, di masa akhir zaman banyak orang berkedok suci padahal hatinya adalah seorang dajjal.

Maka jangan heran kitab suci di hafal saat ini lebih banyak di pergunakan sebagai mencari rezeki, bukan penuntun ilmu, bukan untuk penunjuk jalan kehidupan tapi untuk memperdaya manusia untuk meraup keuntungan. Pakaian syariah terkadang menipu mata untuk itu berhati-hatilah tak selamanya buku bercover syariah adalah kebenaran, setidaknya gunakan akal dan hati yang diberi Tuhan untuk menganalisa mereka yang mengatasnamakan Tuhan untuk menipu.



Salam lur, saya c4punk see u next thread