Ekosistem bulutangkis Indonesia yang semakin berkembang ternyata diikuti pula oleh kemampuan para atlet pebulutangkis muda. Hal ini terbukti saat Mimin memantau langsung final audisi umum beasiswa bulutangkis 2019 yang bertempat di GOR Djarum, Kudus, Jawa Tengah (22/11). Permainan yang apik nan memukau dipertontonkan oleh para finalis yang sedang berjuang agar lolos menjadi atlet klub PB Djarum.

Pebulutangkis muda yang terbagi dalam kategori umur U-11 dan U-13 ini pada dasarnya sudah dapat menunjukan kualitasnya dalam bermain bulutangkis. Hal ini pun membuat tim pelatih PB Djarum cukup kesulitan untuk menyeleksi para finalis yang berhak untuk melaju ke fase karantina.

Melihat para finalis yang sudah mempunyai kemampuan bermain yang baik, Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi, mengatakan pada tahap keempat ini tidak banyak finalis yang tereliminasi. Ia beranggapan para finalis secara mendasar mampu memberikan penampilan yang baik, seperti kemampuan pukulan yang mengejutkan, smash yang tajam, hingga kemampuan melakukan cover di lapangan. Fung juga berujar ia mencari atlet muda potensial yang menurut tim pelatih PB Djarum memiliki aspek keistimewaan tertentu.



Mantan pebulutangkis di era 1990-an ini juga akan memanfaatkan kesempatan sebanyak mungkin untuk melihat potensi dari para finalis dengan menyesuaikan tahun kelahiran para atlet. Fung ingin di setiap tahun kelahiran terdapat paling tidak ada 4 atlet untuk PB Djarum.

Walaupun kemampuan para finalis dianggap sudah matang, namun terdapat juga kabar kurang sedap di kategori U-13 putri. Sejak awal memang kuantitas pendaftar audisi umum di kategori U-13 putri sudah terlihat ada perbedaan yang signifikan dengan kategori lainnya. Memasuki tahap keempat ini pun, hanya ada 9 atlet dari U-13 putri yang lolos ke tahap selanjutnya. Menanggapi hal tersebut, Fung sadar jika upaya mencari bibit atlet pebulutangkis yang potensial semakin sulit.



Meskipun begitu, Fung tetap optimis akan lahir pebulutangkis berkualitas melalui upaya audisi umum yang dilakukan klub PB Djarum. Untuk mencari bibit atlet yang potensial tersebut, klub bulutangkis yang berpusat di Kudus ini berfokus pada pencarian atlet yang secara natural sudah terlihat kualitasnya agar lebih mudah dan cepat untuk dikembangkan menjadi juara dunia.