noldeforestasiAvatar border
TS
noldeforestasi
Indonesia Belum Siap Masuk Era Skuter Listrik


Jakarta dan beberapa daerah di sekitarnya sedang punya “mainan” baru.

E-scooters alias skuter listrik (skutik) yang disewakan oleh Grab Indonesia dalam bentuk layanan ‘GrabWheels’ saat ini tengah hits di kalangan anak muda. Sudah jadi pemandangan lazim sehari-hari anak muda, miskin ataupun kaya, berseliweran kesana-kemari naik skutik berwana hijau muda, warna yang identik dengan Grab

Harga sewanya relatif murah membuatnya menjadi kendaraan (mainan) alternatif untuk menikmati pemandangan sekaligus kemacetan Ibu Kota. Bayangkan saja, biaya sewa yang dikenakan hanya Rp5.000 per 30 menit yang dibayarkan secara cashless melalui platform OVO. Tidak heran jika terjadi antrean cukup panjang di lebih dari 1.000 titik penyewaan otoped listrik tersebut.

Sejauh ini sih tampak aman-aman saja. Pihak GrabWheels mengklaim skutik merupakan personal mobility device atau transportasi personal jarak dekat yang “aman”, sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku. Apalagi mereka merasa sudah memberikan sosialisasi yang cukup soal penggunaan “mainan” yang satu ini.

Namun adanya peristiwa tabrakan nahas yang menewaskan dua pengguna skutik pada Minggu (10/11) sekitar pukul 3 pagi di kawasan Gate 3, Sudirman, Jakarta Pusat, membuka mata kita yang salama seakan-akan “buta.”

Bagaimana mungkin kita tidak sadar keberadaan skutik telah membawa masalah baru karena belum ada regulasi yang mengatur tentang penggunaannya??

Saya adalah WNI yang tinggal dan bekerja di kota Jenewa, Swiss. Namun pertengahan 2018 hingga akhir 2019 ini, saya kembali ke Indonesia untuk sementara waktu.

Saya adalah salah satu pengguna skutik di Jenewa. Namun tentu saja di negara pegunungan Alpen tersebut skutik digunakan secara berbeda dengan di Indonesia tercinta.

Pertama, skutik tidak disewakan. Orang yang terlihat menggunakan berarti dia rela merogoh koceknya sendiri untuk membeli. Waktu itu saya sendiri harus mengeluarkan uang sekitar 700 swissfrancs (setara Rp9.900.000) untuk membeli satu unit yang tergolong high-end. Tentu ada juga skuter murah seharga 75-150 swissfrancs yang tidak menggunakan baterai



Kedua, skutik hanya digunakan sebagai mode transportasi pendukung. Bukan utama atau alternatif. Biasanya digunakan hanya untuk perjalanan dari depan rumah hingga pemberhentian bis atau tram. Sesudah itu, skutir dibawa masuk naik bis atau tram, dengan harga tiket khusus yang berbeda. Jadi kita tidak akan melihat yang namanya orang berseliweran disana-sini mengendarai skutik

Ketiga, skutik tidak boleh digunakan di jalan raya. trotoar pejalan kaki, jalur sepeda, jalan-jalan di perumahan atau halaman gedung perkantoran (tidak semua perkantoran memperbolehkan). Jadi tidak ada tuh yang namanya skutik boleh digunakan di jalan raya seperti yang banyak kita lihat di Kawasan BSD, Bintaro atau di jalan depan mall Senayan City. Apalagi digunakan menelusuri kota selama 24 jam penuh.

Keempat, skutik tidak digunakan ugal-ugalan. Jika ingin mencoba skutik untuk keperluan lain seperti freestyle, ada taman khusus seperti skate park yang disediakan untuk mengakomodir tujuan semacam itu. Sementara disini, saya banyak melihat satu skutik dikendarai oleh dua orang yang sedang kasmaran sambil curi-curi mencium pasangannya, hingga empat anak kecil naik satu skutik bersamaan. Atau segerombolan anak muda yang mencoba melakukan freestyle dengan skutik, hingga beberapa anak muda yang mencoba balapan(…ya balapan) sehingga menghalangi pengguna jalan raya

Dan terakhir, pengguna skutik tergolong mature alias dewasa. Skutik mayoritas digunakan oleh kalangan pekerja. Hanya sedikit anak-anak maupun kaum muda yang terlihat menggunakan skutik, seperti di taman kota atau sekitar perumahan. Sementara disini, bisa dilihat sendiri. Skutik digunakan mulai dari anak di bawah umur hingga bapak-bapak atau ibu-ibu, dengan mayoritas pengguna kalangan muda.

Dengan harga sewa yang kelewat murah, tentu tidak mengherankan skutik bisa dijangkau seluruh kalangan. Memang tidak ada yang salah dengan harga murah. Siapa juga yang suka dengan harga mahal??

Namun, tanpa mengurangi rasa hormat, tentu harga murah membuat masyarakat kalangan bawah yang menganggap ini sebagai teknologi yang terjangkau, bisa mengaksesnya dengan sangat mudah. Mungkin mereka menganggap naik skutik di jalan raya sama dengan naik sepeda menelusuri gang-gang rumahnya.

Ada culture shock yang terjadi disini. Yang mungkin tidak hanya dialami masyarakat kelas bawah, namun juga anak muda pengguna skutik.

Tentu tidak berlebihan jika saya katakan culture shock. Sebagaimana untuk contoh lain bisa kita lihat dengan menjamurnya pengendara motor di bawah umur, yang bahkan tidak memiliki SIM dan menggunakan helm, seiring dengan makin terjangkaunya kredit kepemilikian kendaraan roda dua tersebut.



Swiss tentu berbeda dengan Indonesia. Orang yang sehari-hari makan keju dan coklat tentu akan menghasilkan output otak yang berbeda dengan kita yang makan nasi dan singkong. Apalagi masyarakat Indonesia sangat kompleks, tidak seperti mereka yang cenderung homogen.

Tapi tidak ada salahnya kita belajar dari salah satu negara terkaya,termakmur dan paling tertib aturan di dunia tersebut. Apalagi kalau untuk kebaikan bersama.

Karena itu, tidak ada jalan lain, Pemda DKI Jakarta harus segera mengeluarkan regulasi skutik tahun ini juga. Regulasi tersebut harus mengatur setidaknya tiga hal: jalur yang diperbolehkan dilewati skutik, jam operasional skutik dan batasan umur pengguna skutik.

Jangan sampai semangat Green Energy yang diusung skuter listrik hanya sekedar berujung pada komersialisasi teknologi hijau yang kebablasan (dan makan nyawa)…

Diubah oleh noldeforestasi 20-11-2019 05:34
JalinusAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 16 lainnya memberi reputasi
13
3.3K
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.