Jakarta, Pola makan yang tidak sehat merupakan penyebab utama penyakit tidak menular yang sekarang banyak diderita orang modern, misalnya hipertensi, diabetes, hingga penyakit jantung.

Berdasarkan data dari "health effect of dietary risks" di 195 negara, sekitar 22 persen angka kematian disebabkan oleh bad diet atau mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.

Menurut dr.Fala Adinda, jika pola makan bergizi seimbang sulit dipenuhi, disarankan untuk mengkonsumsi suplemen.

“Apabila pola hidup atau asupan dari makanan belum dapat terpenuhi, maka perlu asupan lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Dalam hal ini, suplemen dapat diberikan untuk menambah asupan yang kurang,” kata Fala dalam acara peluncuran aplikasi Joove di Jakarta (14/11).

Meski begitu, dibutuhkan pemahaman mengenai kondisi dan kebutuhan tubuh sebelum memilih suplemen. Di era teknologi ini kita bisa memanfaatkan aplikasi di ponsel untuk mengetahui kebutuhan tubuh, salah satunya adalah Jovee.


Jovee adalah aplikasi layanan suplemen kesehatan untuk memberikan rekomendasi suplemen yang bersifat personal. Aplikasi ini bisa diunduh melalui AppStore dan PlayStore.

“Personalisasi merupakan kata kunci di sini. Sewaktu kami memformulasikan Jovee, yang terlintas dipikiran kami adalah bagaimana memahami kebutuhan kesehatan dari masing-masing orang sehingga kami dapat memberikan ekomendasi supermen kesehatan yang tepat bagi tiap orang,” ujar Natali Ardianto, CEO & Co-founder PT Indopasifik Teknologi Medika Indonesia yang menciptakan Joove.


Natali menjelaskan, pengguna apl
ikasi diwajibkan menjawab sekitar 20-30 pertanyaan, kemudian akan muncul rekomendasi suplemen yang tepat.

Ia mengatakan, suplemen yang ditawarkan diambil dari suplier terpercaya, misalnya saja Blacmores, Radiant Group, Tempo Scan, dan Konimex. Paket suplemen yang ditawarkan pun beragam.

“Tidak ada biaya yang dipungut untuk menentukan jenis suplamen. Konsumen hanya perlu membayar harga suplemen dan biaya pengiriman. Keamaan suplemen ini pun tak usah diragukan karena Jovee telah bekerja sama dengan dokter dan apoteker,” katanya. (Devi Rahmadhani)