cattleyaonlyAvatar border
TS
cattleyaonly
Museum Balaputera Dewa, Spot Foto yang Keren dan Penuh Sejarah

MLDSPOTKONTENHUNT dan KASKUSXMLDSPOT

Bagi kami masyarakat Palembang, Museum Balaputera Dewa menjadi salah satu tujuan saat kami ingin menghabiskan masa libur. Terutama bagi anak-anak sekolah, museum ini bisa memberikan pelajaran tentang sejarah yang bisa diambil  bagi kehidupan kini dan nanti. Museum ini mematok tiket masuk yang sangat murah, 2000 rupiah untuk pengunjung dewasa dan 1000 rupiah untuk anak-anak.

Nama museum ini diambil dari nama raja Kerajaan Sriwijaya, yaitu Raja Balaputera Dewa dari wangsa Syailendra.

INSPIRING PLACE ini dibangun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan  di Jalan Srijaya I No 28, Palembang. Museum yang memiliki luas lahan sekitar 23.565 m2 ini menyimpan 10 jenis koleksi, dengan jumlah koleksi mencapai 3.882 item.


Rumah Limas. Salah satu bagian dari Museum Balaputera Dewa, yang pernah menjadi gambar di uang sepuluh ribu yang lalu.
Sumber : Dokumen Pribadi


Sumber : google

Tempat ini memiliki TASTETHELOCAL Indonesia. Yang menarik di sini adalah:

1. Terdapat benda-benda bersejarah, peninggalan mulai dari masa Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Palembang yang menganut agama Islam juga zaman kolonialisme Belanda. 
Benda-benda bersejarah yang dimiliki museum ini dipamerkan dalam 3 ruang pamer utama. Beberapa benda sejarahnya, merupakan replika.
Peninggalan zaman megalith juga ada. Benda-benda itu ditemukan di 22 lokasi. Berbagai arca  megalith menghiasi museum ini, antara lain arca manusia digigit ular dan ibu menggendong anaknya.


Piano yang tidak menggunakan listrik, tapi seperti petikan gitar.
Sumber : Dokumen pribadi

2. Tempat ini menjadi ajang pendidikan sejarah bagi putra-putreri bangsa. Mereka bisa mempelajari kemasyhuran Kerajaan Sriwijaya, sebagai kerajaan besar yang pernah berdiri di bumi Nusantara ini. Selain itu mereka juga bisa mempelajari sejarah Kesultanan Palembang dan peninggalannya seperti alat tenun songket. Rumah Limas digunakan untuk mempelajari kebudayaan Palembang


Bentuk Pelaminan masa Kesultanan Palembang
Sumber : Dokumen Pribadi

3. Spot foto yang menarik
Bangunan Museum yang diantaranya merupakan rumah limas, menjadi spot foto yang unik untuk menghadirkan suasana masa lampau. Kita juga bisa berfoto di dalam rumah limas. Di sana disetting pelaminan masa Kesultanan Palembang . Di depan pelaminan terdapat tempat duduk di lantai. Pemandu biasanya akan mengajari cara duduk di sana, di mana kedua tungkai bawah ditekuk ke belakang.


Sumber: dokumen pribadi


Sumber : dokumen pribadi


4. Aset bangsa 
Museum Balaputera dewa merupakan aset bangsa yang harus dijaga. Keberadaannya bisa memberikan inspirasi bagi generasi muda bahwa di jaman dulu, kita pernah memiliki kerajaan yang begitu besar dan kuat. Dia disegani banyak kerajaan lainnya di masa itu.
Pada masa Raja Balaputera Dewa memimpin Kerajaan Sriwijaya, wilayah kerajaannya mencapai India, Thailand, Filipina dan Cina. Jika nenek moyang kita dulu bisa membuat kerajaannya sebesar itu, pastilah sebagai generasi sekarang, kita bisa memasyhurkan bangsa melalui prestasi dan karya-karya kita.

Karena itu, jangan pernah malas belajar sejarah. Pelajaran yang oleh sebagaian orang--juga ane di masa lalu--dianggap membosankan. Melalui benda-benda peninggalan sejarah di Bumi Sriwijaya ini kita bisa melihat masa lalu, untuk diambil pelajarannya dan semangatnya dalam memajukan bangsa.

Sekian thread dari ane, semoga bisa memberi inspirasi bagi kita semua.


Sumber :
Di sini
Sumber foto : Dokumen pribadi dan google
Diubah oleh cattleyaonly 06-11-2019 13:14
anasabilaAvatar border
4iinchAvatar border
sebelahblogAvatar border
sebelahblog dan 52 lainnya memberi reputasi
53
4.9K
95
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.