Berawal dari unggahan pemilik facebook Syahryani Aras perihal seorang gadis yang mengeluarkan cairan seperti nanah dari matanya.



Berikut isi unggahan akun Facebook Syahryani Aras:

"Sudah banyak yang share tentang bahaya radiasi ponsel pada anak di bawah 12 tahun, dan dokternya pun sudah larang kami untuk ngasih hp sama yahla, tapi tetap saja saya lalai.

Sebagai ibu yang tidak tega liat anak nangis dan rewel, apalagi saat sedang mengerjakan sesuatu, mau gak mau saya kasih nonton youtube biar anteng, meski tau itu salah dan bisa berakibat fatal pada anak

Penyesalan memang selalu datang belakangan tiap liat matanya Syahla kluar cairan mirip darah sama nanah, rasanya hancur dan sakit.

Sebenarnya saya malas posting karena tidak sanggup menjawab pertanyaan dan komentar orang-orang, tolong do'akan saja anak saya agar lekas sembuh sudah ada dokter yang tangani, mohon jangan jualan produk di sini, niat saya hanya berbagi agar bisa lebih hati-hati lagi karena bahaya radiasi ponsel bukan hoax."

Postingan itu lantas dibenarkan oleh sang pemilik akun. Ia mengaku bahwa gadis kecil berusia 12 tahun itu tak lain adalah anaknya sendiri berinisial SAZ.



Ia memaparkan cerita mengapa putrinya bisa mengeluarkan cairan seperti nanah dari matanya. Menurut penjelasannya bahwa malam itu sebelum kejadian ia melihat bahwa anak tersebut sedang menonton Youtube hingga tertidur. Ia juga menambahkan bahwa jarak handhphone dengan mata anaknya sangatlah dekat kira-kira satu jengkal.

Ketika mendapati kondisi mata anaknya yang terus mengeluarkan cairan seperti nanah, ibu tersebut langsung membawa anaknya untuk berobat. Setelah dilakukan penanganan dan diberikan obat, kini mata gadis kecil itu telah normal kembali dan sudah tidak lagi mengeluarkan cairan tersebut.



Lalu bagaimana pendapat dokter jika dilihat dari kaca mata medis? Benarkah cairan yang keluar tersebut adalah efek dari radiasi hanphone? Berikut penjelasannya!

Seorang dokter spesialis mata bidang Retina dari Pusat Mata Nasional, RS Mata Cicendo, Bandung bernama dr. Grimaldi Ihsan, SpM mengatakan bahwa radiasi sama sekali tidak menyebabkan infeksi pada mata seseorang. Lebih lanjut ia menjelaskan, ada beberapa faktor yang dapat menjadikan mata mengalami kejadian seperti gadis kecil tersebut yakni sebab kontaminasi bakteri. Hal ini bisa saja tertular dari orang lain atau langsung terkontaminasi bakteri yang menyebabkan infeksi pada mata korban.

Menurut dr. Grimaldi, bahwa penyakit yang dialami gadis kecil tersebut ialah sebuah penyakit bernama konjungtivitas yaitu sebuah infeksi yang mengenai selaput bening pada mata. Ia menuturkan bahwa penyakit itu bisa disembuhkan cukup dengan menggunakan antibiotik.

Berkaca dari kejadian tersebut, tentu kita juga tetap waspada. Pengawasan pemakaian gadget terhadap anak-anak harus sangat intensif dilakukan. Bagaimana pun radiasi yang ditimbulkan sebuah handphone akan tetap membuat dampak buruk bagi tumbuh perkembangnya seorang anak. Sudah banyak kejadian yang cukup menjadi pelajaran bagi orangtua. Bagaimana ketika anak kesayangannya harus merennggang nyawa sebab interaksi yang tak pernah habis dengan handphone. Belum lagi kasus korban penyakit jiwa yang disebabkan oleh handphone.

Kemajuan tekhnologi memang tak mampu lagi dicegah perkembangannya, namun masih bisa dikendalikan. Jangan sampai penyesalan itu datang menimpa kita saat sang buah hati mengalami hal-hal yang tak diinginkan sebab terus memakai handphone.

Ok. Gan and Sista terimakasih atas kunjungannya. Tetap bahagia dan terus tersenyum.
Seperti biasa, cendol manisnya boleh diklik.
Komentarnya silakan dituliskan.
Rate and share-nya gratis kok. 😁
Selamat menikmati suguhan, dan keep calm. Anggap saja rumah sendiri.

Sumber : Di sini