wafafarhaAvatar border
TS
wafafarha
Aku Mencintai Suamimu, Mbak! (15)
#Aku_Mencintai_Suamimu_Mbak!
(15)

"Kamu harus kuat, Ran! Apa pun yang terjadi di depan sana adalah yang terbaik menurut Allah ...."

****

Setelah keadaan tenang dan tidak ada yang mengkhawatirkan dari kesehatannya, Rani akhirnya diperbolehkan pulang. Suaminya tidak ingin berlama-lama di rumah sakit, lantaran ia harus menekan banyak pengeluaran guna persiapan kelahiran anak pertamanya. Belum lagi sekarang dia adalah seorang pengangguran.

________________

Farahna berkunjung lebih awal dari waktu biasa, melihat keadaan Rani di rumahnya. Pikirannya tidak bisa tenang barang sekejap sebelum memastikan Rani dan kandungannya baik-baik saja. Setelah menelpon wanita itu dan ternyata sudah pulang dari rumah sakit, Farahna tidak membuang waktu meluncur ke tempat di mana Rani tinggal.

"Makasih, ya. Na. Kamu udah terlalu banyak bantu." Pasien istimewa Farahna itu mengucap tulus.

"Hem. Lain kali kalau lagi emosi jangan bentak aku kaya tadi pagi, ya. Nyesek tau rasanya."

"Iya, maaf." Suara Rani melemah. Ia kembali ingat rasa sakit saat pertama mendengar kehamilan Dewi.

"Sudah, Ran. Semua sudah Allah gariskan. Jalani dengan baik pilihan yang kita tempuh." Farahna seolah tahu apa yang Rani rasa ketika melihat tatapan wanita yang bersamanya.

Rani tersenyum tipis sembari mengusap perut buncitnya mendengar ucapan Farahna yang seolah menjadi oase dalam kegersangan hatinya tanpa mengaitkan apa yang menimpa dengan takdir Tuhan.

"Oya, bagaimana besok bisa 'kan ke rumah? Mas Farhan pasti senang melihat kamu ada di sana."

Dahi Rani mengerut. "Senang?"

"Eh, iya. 'Kan yang doakan almarhum istrinya lebih banyak."

Rani manggut-manggut. Ragu. Dulu ... dulu sekali Farahna kekeuh menjodohkannya dengan dengan Farhan, meski ia juga sangat mengingini pria berwajah oriental itu, namun rupanya tak disangka Allah mempertemukan dengan Johan di pelaminan. Lalu, akhir-akhir ini entah kenapa ia merasa wanita yang belum juga menikah itu seolah mendekatkan dengan keluarganya terutama Farhan. Padahal ia jelas tahu Rani sudah berkeluarga dengan Johan, 'Ini aneh.' Ia menggeleng menepis pikiran yang bukan-bukan.

"Oya, apa kata dokter?"

"Gak papa, Na. Aku cuma sedikit syok."

Farahna manggut-manggut, tanda mengerti maksud Rani. "Setelah ini, kamu harus lebih kuat, Ran. Bisa jadi ada banyak kejutan di depan sana. Tapi ... kamu harus ingat, bahwa apa pun ketentuan Allah, itu adalah yang terbaik untuk hamba-Nya."

"Harus kuat?"

"Yah! Harus kuat!" Farahna mengangkat dua tangannya yang mengepal, karenanya Rani tidak sempat berpikir bahwa Farahna mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.

Melihat Johan melintas dari kamar ke dapur, Farahna mengernyit. "Johan gak kerja?"

Rani mengangguk. "Kasian dia harus banyak terganggu karena kondisiku."

"Begitu?" Farahna bertanya datar.

Pertanyaan itu disambut anggukan lagi oleh Rani.
Menit kemudian pria itu ke luar, berpamitan pada Rani yang tengah asyik bicara dengan Farahna.
"Sayang, Mas pamit kerja dulu."
Sekilas ia memandang tak suka pada wanita yang bersama istrinya, terlebih saat ia yakin bahwa 'Mbak Na' dalam kontak milik Dewi adalah namanya 'Farahna.'
Wanita itu sejak di rumah sakit bersama Farhan beberapa malam lalu, menjadi terlihat mencurigakan, mungkinkah ia tak sengaja mendengar obrolannya dengan Dewi.
Mengingat itu, tangan Johan mengepal, menahan rasa kesal pada Dewi yang lagi-lagi datang menyergapnya.
Sedang Farahna memandang pria itu dengan muak. Ia memperhatikan gerik lelaki itu yang selalu saja aneh di matanya. Lelaki yang sudah menghancurkan hubungan kakak beradik, dan tak lama lagi semua akan lebur begitu Rani tahu. Belum lagi 'lahir prematur' yang mengancam wanita itu. Ia berharap Rani segera tahu, berpisah dengan Johan, lalu keadaannya dan janin yang dikandungnya tetap baik-baik saja.

___________

Saat berjalan pulang Farahna dikejutkan suara seseorang yang berdiri bersandar di sepanjang dinding ruko yang tutup.
"Mbak Na." Suara bariton seorang lelaki membuat Farahna menoleh.
"Benar. Mbak Na itu adalah Farahna. Gadis yang dulu pernah kudapati keluar dari kostan Deo dengan pakaian setengah telanjang."
Mata wanita itu melebar, tidak menyangka jika Johan hari itu melihat Farahna, ia bergeming. Seolah kembali berdiri di tengah kejadian masa lalu. Rasanya sakit mengingat hari itu.
"Hem. Ternyata selain akrab dengan Rani, wanita yang selalu berpenampilan suci sepertimu bisa dekat dengan Dewi juga.
Farahna menoleh, menatap lekat pada Johan. Berusaha mencerna maksud pria itu.
Johan tersenyum masam.
"Jangan ikut campur urusanku. Orang baik pun jika dia dalam keadaan terjepit mampu menyakiti orang lain."

Farahna kian nyalang memandang Johan, pandangan kebencian juga jijik. Lagi-lagi Johan menyeringai, memperlihatkan susunan gigi yang rapi, meski tampilannya menawan di dalamnya bersemayam jiwa jahat. Sebelum pergi tangan besarnya akan memegang pundak Farahna, dengan cepat wanita itu menghindar. Johan tersenyum masam lalu pergi mendahului Farahna keluar gang rumahnya.

"Astagfirullah ...." Wanita yang memakai gamis berwarna hitam dengan khimar mustard itu meniup berat. Kebenciannya berlipat pada pria yang berjalan cepat di depannya.

"Ya Allah ... berilah hamba petunjuk untuk masalah ini," gumamnya sembari memegangi dada yang terasa sesak. Pria itu kini berani mengancamnya. Namun, bukan Farahna jika takut pada gertakan manusia. Ia diam sementara bukan takut pada Johan, tapi melihat antara maslahat dan mudhorot yang timbul jika ia bicara pada Rani apa yang sebenarnya terjadi antara Dewi dan Johan.
Wanita itu mengayunkan langkah pelan menapaki jalanan, meninggalkan lebih jauh rumah Rani.
Lalu bagaimana dengan rahasianya yang ternyata Johan tahu?

_______________

Di sebuah restaurant dengan menu oriental, Farhan duduk bersebrangan dengan Michael menikmati menu makan siangnya. Segelas fruit tea yang dibuat dari sari buah asli, dan dim sum yang terletak di nampan saji. Cukup menggunggah selera.
Pekerjaan hari ini cukup banyak, mengingat besok ada waktu yang dikosongkan untuk acara hajatan mendoakan mendiang sang istri. Hari ini pria itu hanya bisa mengambil waktu memenuhi urusan pribadi di waktu pagi saja.

Semua demi hubungannya dengan Farahna agar tetap baik-baik saja.
Tidak ingin wanita yang ia sayangi sebagai adik itu tetiba membencinya, apalagi jika nantinya takdir mempertemukan dalam ikatan pernikahan. Semua harus melalui proses tanpa ada yang tersakiti, terutama wanita itu. Cukuplah ia yang merasa perih, mengetahui Farahna bukanlah anak kandung kedua orang tuanya, berbanding terbalik dengan apa yang ia pikirkan sebelumnya. Justru Farahna lah, anak Bibi Umah dan Paklek Broto yang merupakan adik kandung Suardi Wijaya.
"Farahna adalah anak bibi dan paklek kamu, Han." Begitu yang bapaknya ucapkan tadi pagi. Di samping rasa kecewanya, setidaknya fakta itu sedikit membuatnya lega, bahwa bukan dia anak angkat di keluarga itu. Lalu bagaimana perasaan Farahna jika tahu nanti?
Farahna pasti akan sangat terpukul saat mengetahui itu.

"Chel. Menurut lo ... apa Farahna suatu saat akan buka hati buat lo?" Farhan menyeruput fruit tea yang disajikan di atas meja.

"Yaiyalah, kalau gak yakin ngapain gue masih ngekor dia?" Michael tersenyum, rona bahagia memenuhi wajahnya. Sedikit saja respon wanita pujaan itu hari ini telah memberi energi tersendiri untuknya.

"Bagaimana jika dia dijodohkan dengan pria lain?"

"Maksudnya?"

"Hem segala kemungkinan 'kan bisa terjadi, Bro."

Air muka Michael berubah seiring suasana hatinya, tentu saja perjodohan itu bisa terjadi mengingat Farahna selalu menolak lamaran. Bukankah dia gadis sholehah yang tidak mungkin membangkang kemauan orang tuanya.

BERSAMBUNG ke novelnya ya Gan. Buat yang mau pesan, hubungi aja WhatsApp: 085703404372

Bagian sebelumnya di sini Gan ....

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...f2312fa34a86ad
Diubah oleh wafafarha 05-11-2019 14:25
lina.whAvatar border
NadarNadzAvatar border
pulaukapokAvatar border
pulaukapok dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.7K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.