anus.buswedanAvatar border
TS
anus.buswedan
Pendapatan DKI di Bawah Anies Menurun Jauh Ketimbang Era Ahok
PENDAPATAN Asli Daerah (PAD) Pemprov DKI Jakarta dari sektor pajak hingga kini masih jauh dari target yakni Rp44,5 triliun, sementara realisasi pendapatan baru mencapai Rp31,5 triliun. Target dan realisasi pendapatan Pemprov DKI Jakarta tahun ini jauh lebih kecil ketimbang periode 2015. Pada 2015, target Rp56,30 triliun dan terealisasi sebesar Rp 44,20 triliun.

Hingga 17 Oktober 2019, realisasi pendapatan DKI baru mencapai Rp31,5 triliun atau baru 70,86%. Sehingga ada pendapatan pajak sebesar Rp12,9 triliun yang harus dikejar Pemprov DKI melalui Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD).

Di sisi lain, komponen belanja DKI dari target Rp77,8 triliun sudah tercapai Rp44,2 triliun atau 54,3%. Pemprov DKI masih harus menyediakan dana belanja daerah sebesar Rp33,8 triliun.

Defisit anggaran sebesar Rp12,9 triliun ini pun harus diakali oleh Pemprov DKI agar bisa tetap membiayai program-program yang ditetapkan.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Syaefullah mengatakan pihaknya harus mengefisiensikan pos-pos anggaran yang bukan menjadi prioritas.

"Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) harus mendapat uang sebesar itu dalam 2,5 bulan lagi. Ini tentu jumlah yang sangat besar. Karena itu, di sisa waktu yang ada ini 2,5 bulan lagi kita yang pertama diharapkan efisiensi belanja," ungkap Syaefullah dalam rapat pembahasan APBD 2019 di Balai Kota, Kamis (17/10).

Baca juga: Dishub DKI Tegaskan Zhong Tong Sudah Kantongi Izin

Syaefullah menyatakan salah satu pos yang bisa diefisiensi adalah telepon, air, listrik, dan internet.

Ia juga meminta agar kualitas ransum dalam tiap rapat diturunkan hingga minimal tidak ada ransum sama sekali. Efisiensi juga bisa didapat dari pengurangan kuantitas peserta perjalanan dinas.

"Kita nih kebiasaan seperti ikan mujaer. Induknya pergi, anak-anaknya ikut pergi. Harusnya kepala dinas atau kepala bidang pergi ya sendirian saja," tegasnya.

Tidak hanya itu, Syaefullah meminta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI gencar melakukan promosi wisata serta mengkaji ulang pengiriman delegasi wisata ke daerah lain.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan juga diharap mengaji ulang kegiatan promosi yang dilakukan ke negara lain.

"Kita belum punya kalender wisata selama satu tahun. Itu harus dibuat dan disebar melalui media sosial. Juga soal pengiriman delegasi promosi wisata harus dilihat negaranya. Cari negara yang kaya dan memang orangnya senang jalan-jalan. Kalau ke Meksiko mereka kan kurang lebih sama dengan kita, ya buat apa," tandasnya.

https://www.google.com/amp/s/m.media...mbang-era-ahok

Septic tank ratusan miliar? Lem aibon, antivirus, formula e 1,6 triliun , jalur sepeda ratusan miliar?
Nus, otakmu ada gak sih? 😁😁
Diubah oleh anus.buswedan 30-10-2019 03:31
azirma.ayrusAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.6K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.