Taman Nasional Komodo (TNK) adalah sebuah pulau yang didalamnya terdapat banyak sekali Naga Purba (Komodo). Selain komodo-komodo, disana juga menetap para penduduk yang merupakan tanah leluhur mereka.

Beberapa hari yang lalu beredar isu bahwa, pulau komodo akan ditutup untuk sementara oleh pemerintah, dan warga pulau komodo akan direlokasikan keluar pulau. Kabar isu penutupan tersebut pun mendapat penolakan dari warga setempat, yang tidak mau direlokasikan.

Warga pulau komodo mengaku resah dan marah dengan kabar isu yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sebagai bentuk penolakan, warga sempat melakukan aksi protes dengan cara mengunjuk rasa (demo).

Kabar isu yang dikeluarkan oleh pemerintah perihal penutupan pulau komodo masih berupa wacana, dalam artian belum diterapkan. Pemerintah telah membentuk "Tim Terpadu" untuk penyelidikan lapangan, sehingga nantinya bisa memutuskan antara ditutup ataupun tidak. Nah berikut adalah point-point dalam pengembangan penyelidikannya:

Ternyata program isu penutupan pulau komodo dicanangkan oleh Gubernur NTT sendiri gan, karena gubernur berpendapat bahwa komodo yang ada dipulau tersebut kian mengecil/kurus yang disebabkan oleh perburuan rusa liar. Sehingga komodo kekurangan asupan daging.

Untuk itu gubernur NTT ingin melakukan pembenahan pada pulau tersebut, dan juga pada habitat komodo itu sendiri. Dan menjadikan kembali habitat komodo liar, yang sekarang dirasa sudah jinak.

Pihak Pemprov NTT sudah melakukan pembicaran mengenai wacana penutupan tersebut dengan Pemerintah LHK, dan sudah menemui kesepakatan bahwa pulau komodo akan ditutup pada awal Januari 2020 mendatang.

Akan tetapi penutupan tersebut tidak pada keseluruhan pulau TN komodo, hanya pada titik-titik tertentu saja yang akan ditutup dan dibenah. Begitu kira-kira maksud penutupan yang diisukan.

Walau demikian, yang namanya menutup suatu tempat, orang-orang pasti tidak mengira akan ditutup separoh. Yang ada dipikiran masyarakat dan wisatawan, kalau namanya ditutup berarti sepenuhnya. Alias kaga boleh masuk lagi.

Pihak KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) melalui Dirjennya sudah membentuk "Tim Terpadu" untuk menyelidiki sekaligus menilai kondisi lapangan diPulau Komodo. Dan gw kira langkah yang dilakukan oleh pemerintah sudah tepat, dan tinggal melakukan pelaksaannya saja.

Hal itu dilakukan dalam upaya mempertimbangkan kembali wacana penutupan pulau tersebut. Bila setelah diselidiki dan kondisi lapangan dinilai benar seperti alasan yang diutarakan oleh Gubernur NTT, kemungkinan besar pulau komodo akan ditutup.

Nah bila hasil yang terjadi dilapangan kebalikan dari apa yang diucapkan oleh pihak pemprov NTT, maka keputusannya adalah tidak bakal ditutup. So, mari kita tunggu hasil terbaik dari penyelidikan "Tim Terpadu" gan.

Beberapa hari setelah pemerintah membentuk "Tim Terpadu", mereka langsung melakukan penyelidikan dilapangan, dan belum ada kesimpulan terkait penyelidikan dan penilaian lapangan dari tim tersebut.

Mudah-mudahan kegiatan tim terpadu dipulau komodo berjalan lancar dan segera menemui hasil yang membahagiakan. Sehingga keresahan yang selama ini dirasakan oleh masyarakat dan juga wisatawan akan isu penutupan segera mereda.

Ngahaha.. Ya jelas ketakutakan lah, untungnya tuh turis ga pingsan. Kalau pingsan kan bisa repot tuh. 🤣
Wacana harga tiket yang membengkak memang bikin kaget siapapun yang mendengarnya. Tidak terkecuali si bule dari luar tuh.

Konsep wisata eksklusif yang diwacanakan oleh pemerintah sepertinya tidak menarik bagi wasatawan lokal maupun asing. Karena dinilai tidak sebanding dengan pelayanan yang diberikan didalam TN Komodo.

Soalnya mereka harus menambah biaya tur keliling, dan juga penginapan dipulau komodo.

Begitulah tanggapan wisatawan mengenai wacana kenaikan harga tiket, walaupun belum diterapkan yang namun kedengaran seperti sudah diberlakukan.

Dan wisatawan gak mau terjebak dengan harga yang belum pasti, 'katanya sih wacana tapi pas nyampe dilokasi ternyata sudah diterapkan' (mungkin Begitu yang dipikirkan oleh wisatawan). Maka dari itu wisatawan mengambil langkah tindakan waspada.

Seperti peribahasa doloe, "Gara-gara nila setitik, rusak madu sebelanga."
Walaupun pemerintah mengatakan masih dalam tahap wacana, yaa.. Seperti yang gw katakan tadi diatas bahwa dimata wisatawan hal tersebut kedengaran seperti sudah nyata. Dan hal itu sungguh sangat disayangkan.

Kesimpulan:
Sebuah "issue", benar atau tidaknya itu tergantung dari penilaian pribadi seseorang. Mereka bebas memilih antara percaya atau tidak. Dan "issue" merupakan senjata paling ampuh yang digunakan oleh Belanda dijaman penjajah doloe.

Mereka menebarkan "issue" untuk mengadu domba suatu kerajaan kecil. Tujuannya ialah memecah belah kerajaan kecil tersebut, agar mudah menguasai suatu daerah yang sudah terpecah belah.


Narasi: Bahasa sendiri
Sumber berita: (Disini)dan (disini)
Sumber images: Google.com