anus.buswedanAvatar border
TS
anus.buswedan
Posisi Prabowo Mematikan Gerakan Jihad Politik Kaum Garis Keras dan Politik Identitas


Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang, MSi mengatakan, masuknya Prabowo dalam kekuasaan Jokowi sebagai menteri pertahanan telah menyisakan masalah bagi kekuatan politik identitas.

"Masuknya Prabowo dalam kabinet, tentunya menyisakan masalah bagi kelompok yang teridentifikasi, selalu mengeksploitasi politik identitas keagamaan sebagai jargon politik 02," kata Ahmad Atang di Kupang, NTT, Sabtu.

Menurut dia, Prabowo diposisikan sebagai simbol politik umat, sehingga kelompok ini berjuang habis-habisan agar kemenangan Prabowo menjadi tonggak kebangkitan dan kemenangan politik agama Islam.

Namun, hasil pilpres memberi catatan buram bagi kekuatan politik identitas, karena Prabowo kalah melawan Jokowi atau dalam istilah lain, politik agama dikalahkan oleh politik nasionalis.

Atas kenyataan ini, kata dia, antara Prabowo dan gerbong pendukung mulai kehilangan konsesi, dan pada akhirnya Prabowo memilih jalan sendirian untuk masuk dalam koalisi 01 sehingga Gerindra dan Prabowo mendapat jatah kekuasaan menjadi menteri.

"Langkah Prabowo ini menimbulkan masalah karena kelompok ini kehilangan figur dan kesempatan untuk memperkuat jihad politik. Kelompok ini akan berusaha lagi mencari figur tokoh baru yang dianggap dapat mewakili jihad politik mereka", Ucap Ahmad Atang menegaskan.

Menurut dia, dengan bergabungnya Prabowo dalam gerbong kekuasaan Jokowi-Ma'ruf Amin, maka nasib gerbong ini berada di ujung tanduk.

"Mereka tidak bebas bergerak karena akan selalu terpantau sebab ada kecenderungan berperilaku radikalis," kata Ahmad Atang menambahkan.

"Posisi Prabowo di dalam pemerintahan Jokowi, tentu akan meredam kaum ultra kanan atau garis keras, maupun oligarki orde baru yang sering kali diisukan mengotaki aksi-aksi kekerasan dan gerakan melawan pemerintah," katanya.

Menurutnya, di pemerintahan periode ini, Jokowi justru sedang meminjam tangan Prabowo Subianto untuk menyodok para kelompok pendukung fanatik yang diisukan sering mengganggu stabilitas politik nasional.

"Ketika dia (Prabowo-red) sudah menjadi bagian dari Jokowi, maka menyerang Jokowi itu sama dengan menyerang Prabowo," ujarnya.

Belum lagi ditopang oleh Jenderal Luhut, yang masih tetap menjadi orang kuat di pusaran kekuasaan Jokowi. Luhut bisa memainkan banyak peran untuk melindungi Jokowi termasuk dengan mengendalikan Partai Golkar.

"Nah ketika Golkar dan PDIP juga Gerindra bersatu, didukung PKB dan PPP, maka akan sulit menerobos Jokowi," katanya.

Karena itu, dia menyakini bahwa, stabilitas politik nasional akan lebih terjamin karena semua pihak yang berpotensi untuk mengganggu kekuasaan, sudah diredam lewat kehadiran Prabowo dalam kabinet Jokowi jilid dua.

"Warga negara atau tokoh masyarakat yang senang memelihara perseteruan, sengketa, bahkan permusuhan secara terus menerus, sangat tidak baik. Itu dapat menjadi ancaman paling berbahaya bagi bangsa dan negara, terutama bagi umat manusia dan sekaligus gagal melaksanakan perintah agama," katanya.

Dia kemudian mengajak masyarakat meneladani sikap Jokowi dan Prabowo. Ia mengingatkan bahwa pertandingan lewat pilpres telah usai. Kini saatnya bersama bahu-membahu membangun Indonesia.

"Orientasinya sekarang bukan lagi soal memenangkan calon, tetapi bagaimana menyatukan kekuatan guna membangun negara. Jangan mudah menghina atau mencaci-maki pemimpin. Itu sangat tidak baik. Yakini, bahwa pemimpin itu pilihan Tuhan," pungkasnya.


https://m.antaranews.com/berita/1132...itik-identitas

Kasian ya 😄
sukakudaAvatar border
rizaradriAvatar border
sebelahblogAvatar border
sebelahblog dan 5 lainnya memberi reputasi
6
4.9K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread•40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.