Sumber:https://images.app.goo.gl/SgePDQcJVt4ebKbA7



Hallo agan dan sista yang lagi bersemangat, sambil bersantai sejenak minum teh atau kopi ditemani beberapa biscuit, pasti asyik bukan? Dan jangan lupa pula mengintip thread dari ane.

Thread ini bukanlah sebuah cerita fiksi, juga bukan sebuah artikel, ini hanyalah thread
receh yang berdasarkan kegelisahan yang ane rasakan, sejenak merasa prihatin pada seorang yang rindu untuk dibaca. Siapakah yang rindu untuk dibaca?

Yuk mulai memikirkannya, setelah menengok barisan kata tak bermakna diawal tadi yang saya kira itu puisi, saya yakin agan dan sista pasti melayang fikirannya kesalah satu benda berbentuk kotak, bahan bakunya kayu yang diproses sedemikian rupa hingga menjadi lembaran-lembaran kertas, yang bertuliskan gabungan huruf konsonan dan vokal serta tanda baca.

Berisi antara lain kata pengantar, daftar isi,

bab, dan daftar pustaka, atau terakhir

biografi siempunya serta diberi cover

gambar yang berkaitan dengan isi dan judul

kemudian dijilid itulah makna jamak dari bukuyang mempunyai julukan jendela dunia.



Gansis tentunya juga sudah pernah mendengar istilah tadi. Cerita sedikit ya...seingat ane, ane tahu istilah tersebut waktu ane masih berada dibangku sekolah dasar, saat itu pelajaran bahasa indonesia, yang membahas berbagai istilah dari mulai

hutan yang memiliki istilah paru-paru dunia hingga berakhir ke buku yang diberi istilah jendela dunia kok buku bisa jadi jendela dunia ya? Pertanyaan itu muncul dibenak ane waktu itu, maklum anak SD belum bisa nalar.

Hanya saja ane berimajenasi dengan memperhatikan bentuk fisiknya. Dan ane menemukan jawaban menurut logika ane, karena bentuk buku kotak dan tidak terlalu besar jadi ane mengiyakan istilah tersebut.

Setelah ane yakin dengan anailisis tersebut

barulah guru kelas ane angkat bicara dan

menjelaskan secara detail mengapa buku

menyandang gelar jendela dunia,

sebab buku mencakup berbagai bidang

ilmu pengetahuan yang harus dipelajari.

Jika ingin banyak pengetahuan tentang hal apa saja maka solusinya adalah baca buku. prakkkkk lampu pada imajenasi ane mendadak pecah akibat salah analisis. Dan ane pun manggut-manggut tanda setuju.

Dahulu.....
Semua menunggu ceritaku
Lantas aku tersenyum menyapa
Setiap detik kita berbagi hati

Belai lembut jemarimu
Setia membalik halamanku
Walau terlipat dan koyak
Itu hal yang kuinginkan
Mengukir kenangan indah
Dengan aksara

Kini.......
Aku rindu cumbu mesramu
Hangat nafas yang kau hembus perlahan
Dan binar mata yang tak berpaling
Aku rindu itu
Aku rindu saat kau baca kembali
Rindu yang entah kapan bisa ku rengkuh

Setelah ane dikenalkan dengan istilah tersebut , guru kelas ane mengajak ane keperpustakaan sekolah. Itu kali pertama ane masuk, ane terpesona melihat rak berisi banyak buku yang berbeda ukuran.

Disitulah ane mulai mengaguminya. Dan hingga ane duduk dibangku SMA, tempat favorid ane adalah perpustakaan, mengapa? karena jendela perpustakaan sekolah berhadapan dengan kelas si doi, lah kok jadi gini? Cuma bercanda kok...yang jelas ane menghabiskan waktu istirahat untuk membaca berbagai novel dongeng dan komik.
Ya ane tertarik dengan cerita fiksi, karena

dicerita fiksi tersebut bisa terbawa suasana,

dan juga ane bisa berimajenasi

membayangkan kejadian yang ane baca.

Seolah-olah ikut andil dalam cerita tersebut,

intinya seperti menembus dimensi waktu.

Pernah merasakan hal yang sama?.

Bagaimana dengan agan dan sista buku apa yang agan sista gemari?

Gansis lain dulu lain sakarang, seperti pepatah lain lubuk, lain pula ikannya bisa nyambung tidak ya? Disambungin aja ya...


Saat ini kemajuan teknologi sudah sangat pesat apalagi diera digital semua serba canggih. Sudah diciptakan pula buku digital yang bisa kita akses dengan smartphone. Lalu bagaimana nasib yang ane sebut buku non digital Apa sudah tak berguna lagi? Tentu tidak. Buku masih diterbitkan, yang masih setia menemani para siswa, serta orang gemar membaca.

Jadi keberadaan buku sampai saat ini masih sangat dibutuhkan, hanya saja minat baca sekarang mulai menurun drastis. Ane yakin semua orang mengenal buku, dan sudah pasti ada buku yang tersimpan rapi dirak buku masing-masing atau bisa jadi buku itu masuk kedalam sebuah kardus dan disimpan dalam gudang, betul tidak?

Nah sekarang kita bahas saja bagaimana cara menumbuhkan minat baca kembali. Lakukan hal-hal yang ringan dulu,

pertama tengok kembali buku yang ada dirak masing masing, bersihkan debu dari buku satu persatu. Kemudian sekilas bacalah judulnya saja. Dan tata kembali. Sehari kemudian tengok lagi dan ingatlah satu judul yang masih terekam, cari secara acak, ambil buka halaman pertama, dan mulailah membaca satu halaman saja. Lakukan dihari berikutnya sampe buku selesai dibaca

kedua tumbuhkanlah rasa kasihan melihat buku tersebut. Karena rasa empati dan simpati bisa mendorong untuk tergerak hati mengintip keadaannya.

ketiga ingat kembali momentum saat membeli buku tersebut, bisa jadi kita membeli dengan cara mencicil, atau menabung. Barulah akan terbangun rasa bersalah jika menyianyiakannya dan kembali membaca.


Sumber:https://images.app.goo.gl/UEqiwCTQ1S6YyZXA9

Dahulu.....
Semua menunggu ceritaku
Lantas aku tersenyum menyapa
Setiap detik kita berbagi hati

Belai lembut jemarimu
Setia membalik halamanku
Walau terlipat dan koyak
Itu hal yang kuinginkan
Mengukir kenangan indah
Dengan aksara

Kini.......
Aku rindu belaian mesramu
Hangat nafas yang kau hembus perlahan
Dan binar mata yang tak berpaling
Aku rindu itu
Aku rindu saat kau baca kembali
Rindu yang entah kapan bisa ku rengkuh

Mudah mudahan thread receh ini berguna untuk gansis semua, jangan lupa setelah baca tengok kembali buku yang agan sista pernah beli. Sesekali mereka rindu untuk agan dan sista baca.

Lampung, 25 Oktober 2019
Sumber : opini pribadi