• Beranda
  • ...
  • Buku
  • bUDHI SARWONO WING CHIN Jual Mobil Untuk Menebus Harta Karun

afton12345Avatar border
TS
afton12345
bUDHI SARWONO WING CHIN Jual Mobil Untuk Menebus Harta Karun
Sekitar tahun 1989-2000 Budhi Sarwono lebih akrab dengan nama Wing Chin pada akhirnya mendapat kepercayaan untuk mengendalikan PT Bumirejo yang dirintis ayahnya. Namun kala itu dalam keadaan sangat sulit. “Mau membayar listrik saja enggak bisa,” ungkap Budhi.

Beliau berkonsultasi dengan Mbah Tik  guru spiritual atau guru ngajinya,yang berdiam di Seti daerah Pati, Jawa Tengah, yang malah bertanya, masih punya harta apa? Wing Chin menjelaskan, masih ada dua buah mobil HardTop. Mbah Tik minta agar mobil-mobil tersebut dijual. “Saya kira mau dikasih apa, e. malah disuruh jual…”

Baiklah. Saran Mbah Tik pun diikutinya. Dua buah mobil dijual laku Rp 70 juta. Ia melapor pada Mbah Tik sambil membawa uang yang Rp 70 juta itu. “Mau tahu apa yang terjadi? Mbah Tik bilang, ‘Ayo nebus harta karun.’ Terus saya diajaknya jalan; yayasan yatim piatu dikasih, masjid dikasih, klenteng dikasih, gereja dikasih, habis.  Lima juta saja saya enggak pegang,” paparnya.

Budhi Sarwono pulang dengan membawa kepusingan tersendiri. Bagaimana tidak; katanya “menebus harta karun” tapi kok caranya seperti itu. Namun ia yakin, pasti kebaikan yang akan terjadi. “Tahu enggak,” Wing Chin melanjutkan kisahnya; “beberapa hari kemudian ada orang bule datang, pesan material Rp 800 juta, saya untung Rp 400 juta. Saya laporkan pada Mbah Tik, dan beliau bilang, ‘ya sudah, ambil sepuluh persen, bagi-bagikan.’ Oke, saya laksanakan.”

Apa yang ditekankan oleh Mbah Tik tersebut, bagi Budhi Sarwono, memang telah merasuki jiwanya. Bukan  lagi urusan dengan 2,5%, melainkan 10% minimal.

Ia berkeyakinan, sebenarnya kalau masih dua setengah persen itu dirinya belum Muslim. Keyakinan ini ibaratnya telah merasuk ke sumsum tulangnya yang terdalam. Minimal sepuluh persen. Namun kala itu istrinya belum bisa memahami apa yang sudah menjadi keyakinan suaminya. “Kalau hanya 2,5 persen berarti saya belum Muslim, tapi masih munyuk,” tegas Wing Chin



Prinsip yang demikian itu tampaknya dirasakan oleh istrinya sebagai sesuatu yang sangat keras. Perdebatan terjadi dan berakhir dengan perbedaan pendapat yang berkembang dalam perbedaan sikap, untuk bersikap berbeda. Istrinya keberatan bila hasil yang diperoleh harus dikeluarkan minimal sepuluh persen, karena menurut sang istri, aturannya kan hanya 2,5% untuk zakat.

Namun Wing Chin tak bisa lagi dilunakkan prinsipnya. Sepuluh persen itu minimal, bagaimana pula hanya 2,5%. Sementara istrinya menilai, mengeluarkan hingga sepuluh persen dari hasil itu sebagai hal yang berlebihan. Akhirnya mereka berpisah. Itu terjadi tahun 2001.


“Zakat memang 2,5 persen,” kata Budhi Sarwono. Namun justru ia merasa tak bisa mengerti ketika pandangan dan pemahaman istrinya hanya berhenti sampai di situ. “Padahal masih ada jariyah, infaq, dan sodaqoh. Itu semua adalah satu paket. Jadi zakat 2,5% + jariyah 2,5% + infaq 2,5% + sodaqoh 2,5% = total 10%. Begitulah adanya,” tegas Wing Chin pula.



Diubah oleh afton12345 20-10-2019 03:49
sinsin2806Avatar border
sinsin2806 memberi reputasi
1
331
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
Buku
icon
7.7KThread4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.