Halo, GanSis!



Kali ini ane bakal (belajar) mengulas sebuah novel. Teng tereng teng teng (ceritanya musik pengiring). Nggak tanggung-tanggung, novel yang bakal ane bahas di sini ber-genre fantasi.



Genra fantasi buat ane adalah sesuatu yang membutuhkan kekuatan ekstra untuk mencernanya. Maklumlah, ane agak lolagitu sama genre yang satu ini. Lalu, kenapa ane berani memutuskan untuk membacanya?

Nggak lain dan nggak bukan karena ane sudah beberapa kali membaca karya penulisnya, meski bukan dalam bentuk novel. Ane suka cara berceritanya. Untuk itu, ane yakinin diri buat mencoba baca novel beliau.

Dan, baru halaman pertama kepala ane dibuat geleng-geleng. Gila. Memang nggak salah ane memutuskan untuk baca buku ini.

Mari kita kupas (sedikit) lebih dalam!



Judul: The Aleasah Heroes (Book 1)
Penulis: Lius A.
Penerbit: Indie Book Corner
Cetakan Pertama: 2019
Cetakan Kedua: 2019
Ukuran: 14x21 cm
Tebal: 274 halaman
ISBN: 978-602-309-413-4

Buku ini bercerita tentang lima tokoh utama:

1. Ranor yang merupakan pemuda dari Bangsa Krama, ia memburu Azmot untuk menuntaskan dendam.

2. Yohana penyihir Chadavis yang menjaga kawasan Aleasah.

3. Sa Mair yang berambisi menyatukan kembali Bangsa Raksasa.

4. Tagir kurcaci yang berkelana untuk menyelamatkan istrinya dari penculik.

5. Oscar Pangeran Girandir yang berambisi menakhlukkan daratan Aleasah.

Kelima tokoh tersebut dipertemukan karena tujuan mereka yang bersinggungan.



Novel ini terdiri dari delapan episode.

Dari masing-masing episode berisi beberapa chapter. Di setiap chapter bercerita dari satu sudut pandang. Unik.

Jujur saja ane baru nemu novel dengan gaya cerita seunik ini. Sudut pandang orang ketiga serba tahu, tapi berasa seperti terbatas. Mungkin karena loncatan adegan dari sudut pandang tokoh dalam setiap chapter.

Yang spesial dari novel ini adalah diksi ringan, tapi filmis. Kebayang, nggak? Jadi adegan demi adegan di novel ini ditulis sangat detil hingga kita dibuat seperti sedang menonton film.

Ah, ya, hampir lupa. Tentang sampul novel, sudah sangat mewakili isi. Jadi, pas.

Adegan paling berkesan yaitu saat Sa Mair bimbang antara terus memimpin pasukannya atau menyelamatkan manusia.

Itu sangat menyentuh.

Jiwa baper ane berontak.



Jadi, GanSis yang suka genre fantasi, atau film-filmnya, novel ini sangat recommended.