Agansis, belakangan ini sedang viral-viralnya berita anak remaja yang terkena gangguan akibat ponsel pintar, atau tepatnya kecanduan game.



Seperti dilansir dari https://health.detik.com/
Beberapa remaja, SMP sampai SMA dilaporkan telah terkena gangguan jiwa akibat overdosis game.

Para remaja itu, mengalami tanda-tanda yang sangat signifikan, mulai dari tidak mengenali orang tuanya, tidak mau makan dan minum, tidak mau kesekolah atau walaupun mereka mau ke sekolah karena di sana ada wifi, sedangkan wifi di rumah telah diputus oleh orang tuanya.

Sebenarnya kasus ini bukanlah hal yang baru terjadi, beberapa tahun yang lalu juga terjadi hal serupa, hanya saja tidak tersentuh media.

Beberapa waktu yang lalu, seorang saudara jauh pernah bercerita kepada ane, bahwa anak dari kakaknya mengalami stres akut gegara kecanduan main game. Ane yang biasanya hanya mengenal game puzzle sederhana, merasa sangat bingung game seperti apa yang membuat orang sampai kehilangan kesadarannya.

Ternyata memang ada game yang benar-benar membuat para pemainnya merasa masuk kedalamnya, mereka seolah berada di dunia game yang serba canggih itu, di sana mereka bisa melakukan apa saja, yang mereka inginkan. Bebas dan lepas, sehingga mereka tak bisa lepas dari game.

Lama-kelamaan mereka mulai berhalusinasi, merasa bingung membedakan mana yang dunia nyata dan dunia game.

Tentu saja yang bisa terkena virus game ini hanyalah anak-anak remaja tanggung, di mana jiwa mereka sangat labil, di mana mereka hanya menikmati apa yang mereka mainkan, sebagian dari mereka tidak bisa membedakan mana yang ilusi dan mana yang nyata. Dan pada akhirnya jiwa dan otak mereka dikuasai sepenuhnya oleh dimensi yang ada di game.

Ane merasa sangat miris mendengar tentang berita ini, gan. Bagaimana pun masa depan mereka mungkin sudah hancur karenanya. Karena sekali divonis mengidap gangguan jiwa, maka akan sangat sulit untuk bisa menjadi normal lagi.

Seperti yang dituturkan teman ane ini, gan. Walaupun anak kakaknya itu, sudah dinyatakan sehat oleh dokter, namun pihak keluarga harus sangat berhati-hati memperlakukannya. misalnya kalau ia meminta sesuatu harus selalu dipenuhi, tidak boleh mengatakan tidak, kalau sampai itu terjadi maka anak itu akan mengurung diri di kamar berhari-hari, mulai berhalusinasi lagi. Mau tidak mau pihak keluarga harus dilakukan perawatan ulang lagi.

Semoga selanjutnya tidak ada lagi hal-hal miris seperti ini lagi ya, gan. Kedepannya ane berharap semoga anak-anak bangsa ini lebih selektif memilih hiburan untuk mereka. Sehingga masa depan mereka yang masih panjang itu tidak dipertaruhkan dan menjadi sia-sia di dalam rumah sakit jiwa.

Semoga para orang tua lebih memperhatikan lagi para remaja mereka, karena kebanyakan anak-anak remaja yang menenggelamkan diri mereka dalam dunia game, adalah mereka yang kurang perhatian dan kasih sayang.

Itulah sedikit ulasan dari ane, tentang maraknya kasus game ini, kalau ada kesalahan mohon dimaafkan.