Bocah yang menghasilkan potret-potret indahnya alam liar di Afrika ini bernama Skye Meaker. Dia memulai kegiatan fotografi sejak umur 7 tahun dan pada umur tersebut ia mendapatkan kamera pertamanya dari Ayahnya. Karena Skye Meaker tinggal bersama ayahnya yang merupakan konservasionis alam liar, ia akhirnya hidup dikelilingi oleh alam liar sehingga banyak potret yang bisa ia tangkap seperti salah satu potret diatas yang berhasil memenangkan kontes Wildlife Photografer of The Year di London tahun lalu.

Potret leopard yang tampak membayangkan masa depan ini ditemukan oleh Meaker setelah melacak jejak kaki leopard di Mashatu Game Reserve, Botswana dalam waktu yang cukup lama. Ternyata leopard yang ditemukan Meaker tersebut sudah dikenal luas oleh masyarakat Botswana. Leopard tersebut juga dinamakan Mathoja karena kepincangannya. Mathoja pincang karena kakinya pernah ditembak oleh pemburu liar untuk diambil kulitnya. Karena kesadaran masyarakat Botswana semakin meningkat mereka akhirnya menyelamatkan dan mengobati Mathoja kemudian melepaskannya kembali setelah sembuh. Mathoja menjadi salah satu leopard yang beruntung — yaitu ketika konservasi dan preservasi alam mulai digencar-gencarkan di Botswana.

Yups tepat seperti judulnya, deskripsi dari potret ini yaitu menceritakan tentang pengalaman pahit Meaker yang pernah melihat secara langsung kasus perburuan gajah untuk diambil gadingnya. Kejadian tersebut ia saksikan langsung di Perbatasan antara Afrika Selatan dan Botswana. Dari foto inilah kita bisa melihat bagaimana Meaker menyampaikan perasaannya. Sedih sekali melihat gajah ini hidup sendirian hingga akhir hayatnya. Foto ini membuat perkumpulan inisiatif ranger penjaga alam liar di Afrika terketuk hatinya dan memahami bahwa begitu sedihnya hidup sendirian bak gajah ini, mereka pun akhirnya berhasil mengumpulkan massa dan membrantas perburuan liar di perbatasan Botswana dan Afrika Selatan. Cukup keren ya! hanya dari foto saja kita sudah dapat menyampaikan pesan tersirat.

Nah potret kali menunjukan bagaimana keindahan dari hewan liar laba-laba. Tak ada yang menyangka wajah laba-laba ini menyerupai wajah fiksi alien. Bulu-bulu halus disekitar tubuhnya semakin membuat kita merinding bagaimana sakitnya bila digigit laba-laba beracun ini. Tapi tenang saja, laba-laba yang dipotret oleh Meaker ini terbilang laba-laba yang ramah dan tidak akan menyerang manusia kecuali merasa terancam. Makanya Meaker bisa mengambil potret yang sangat pas ini yaitu ketika laba-laba ini diam seketika dan menatap lensa kamera.

Potret bayi singa yang tersenyum sehabis bangun tidur ini seketika mengalihkan fokus kita terhadap betapa bahayanya alam liar dan hukum rimba itu. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada bayi singa ini selanjutnya. Ia tersisa sendiri dan entah kemana orang tuanya, tetapi ia masih bisa tersenyum walaupun tidak ada anak-anak seumuran yang menemaninya bermain. Ternyata ia tersenyum karena ada Meaker yang tampak dari jauh sedang memotretnya, bayi singa tersebut akhirnya tidak merasa kesepian.