i.am.legend.
TS
i.am.legend.
Sekda Sebut Anies Tanda Tangan Walau Tak Tahu Detail Anggaran


Sekda Sebut Anies Tanda Tangan Walau Tak Tahu Detail Anggaran

Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesdan menandatangani Kebijakan Umum APBD Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUAPPAS) DKI 2020. Namun, menurutnya Anies belum tentu tahu secara detail seluruh anggaran yang diusulkan.

Itu dikatakan Saefullah menanggapi sejumlah kritik terkait usulan anggaran yang dipermasalahkan seperti renovasi rumah dinas gubernur dan kenaikan usulan anggaran untuk Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

Saefullah menegaskan Pemprov DKI memiliki banyak program dan kegiatan sehingga tidak mungkin Anies mencermati anggaran secara mendetail.

"[Tetap] ditandatangani Gubernur dong," kata Saefullah di Balaikota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (8/10).

"Kegiatan kita itu jumlahnya ribuan per tahun. Satuan anggarannya mencapai puluhan ribu. Kan orang enggak bisa tahu satu per satu besaran anggaran itu," lanjutnya.

Saefulloh menegaskan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lah yang melakukan pembahasan dan pengagajuan anggaran. Ia juga menegaskan rancangan anggaran itu masih sementara sehingga masih bisa dibahas dan berubah nantinya.

"Justru itu, naik turunnya dalam pembahasan, rasionalisasinya seperti apa. Besaran anggaran di situ kan bukan sesuatu yang mengikat karena masih dibahas," ujar Saefullah.

Sebelumnya terkait TGUPP, usulan anggaran naik dari Rp19 miliar menjadi Rp26 miliar. Ditanyakan soal kenaikan usulan anggaran itu, Anies sebelumnya mengatakan dirinya tidak akan mengubah anggaran TGUPP.

"No, no, no. Tidak, tidak. Tetap. Tetap. Tidak ada perubahan. Tetap, sama terus. Kita tetap, anggarannya tidak berubah," kata Anies di DPRD DKI Jakarta, Kamis (3/10).

Saat dikonfirmasi lagi soal usul kenaikan anggaran untuk TGUPP itu, Anies menyatakan, "No, tidak. Tidak berubah. Pokoknya tetap, tidak berubah."

Kemudian terkait renovasi rumah dinas Gubernur DKI, pada usulan anggaran itu tertulis anggaran sebesar Rp2,4 miliar. Sejumlah pihak juga mengkritik usulan tersebut.
(ani/kid)
sumber

☆☆☆☆☆☆

Ketika pertanyaan dibilang penggiringan opini, kita tak akan pernah bisa lagi bilang bahwa kritikan bukanlah bentuk kebencian. Pandangan sudah berbeda, mau bilang apa?

Menandatangani KUAPPAS tanpa tahu isinya. Sementara yang dulu sampai malam berdiam di Balai Kota, merekrut para mahasiswa dan anak muda untuk memelototi satu persatu anggaran, menyisir mana yang penting mana yang tidak penting. Sampai dihina dan dimaki karena dianggap menutup sumber matapencaharian orang lain. Dimusuhi, tapi tetap bisa tersenyum demi warga Jakarta. Diminta untuk tidak menggusur dengan imbalan dipilih di pilkadapun ditolak mentah-mentah.

Tanpa perlu TGUPP yang jumlahnya cukup untuk membuat 5 kesebelasan. Bahkan 6 kesebelasan mungkin? Tanpa mengucurkan dana besar hingga milyaran untuk membayar TGUPP yang dibayar per laporan. Tapi tipe pemimpin memang berbeda-beda. Ada yang memang layak jadi pemimpin karena punya karakter. Ada yang akhirnya jadi pemimpin karena membawa disaster. Ada yang memang memimpin, ada yang baru taraf magang. Tergantung pilihan.

Jadi ingat dulu ada yang menandatangani sebuah berkas tanpa melihat lagi isinya, dimaki habis-habisan. Giliran ada yang menandatangani anggaran tanpa melihat, semua diam dalam senyap. Mungkin kacamata yang dipakai berbeda. Itu biasa.

Menilik berita yang terpampang jelas diatas, jika benar kejadiannya seperti itu, alangkah wajar jika terjadi kebocoran anggaran. Ungkapan bocor bocor bocor yang digaungkan oleh pemimpin yang dulu mendukung Anies di pilkada ternyata bukan isapan jempol. Sekarang waktu yang membuktikan.

Sia-sialah semua kesungguhan hati para relawan, para penyapu anggaran lepas yang telah susah payah mengamankan uang warga DKI Jakarta jika pada kenyataannya sekarang kembali ke jaman batu.

Dan lucunya, S ini sudah menjadi Sekretaris lama di DKI Jakarta, koq ya bisa bicara seperti ini. Sementara pastinya dia tahu persis pemimpin yang dulu bisa menghadang pengeluaran anggaran yang tidak jelas juntrungannya.

Ada pepatah mengatakan, jika pemimpinnya harimau, kambingpun bakal bisa mengaum. Tapi kalau pemimpinnya kambing, harimau yang seharusnya mengaum jadi ikutan mengembik.

Begitulah.

□□□□□□□□

Quote:

Diubah oleh i.am.legend. 15-10-2019 01:07
gagalprodukindra.69vly69
vly69 dan 39 lainnya memberi reputasi
36
15.2K
202
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
668.8KThread39.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.