i.am.legend.
TS
i.am.legend.
UGM Tolak Ustaz Abdul Somad, Presiden BEM Kritik Alasan Kampusnya


Fathur menilai, alasan UGM menolak UAS merupakan "bentuk merendahkan akal civitas Gadjah Mada."

UGM Tolak Ustaz Abdul Somad, Presiden BEM Kritik Alasan Kampusnya

Suara.com - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM UGM) Atiatul Muqtadir alias Fahtur memberikan tanggapan terkait penolakan kampusnya terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS).

Fathur mengatakan, pada Rabu (9/10/2019) dirinya sudah berbicara langsung dengan takmir masjid kampus (maskam) soal "pertimbangan, persiapan, hingga perdebatan dalam mengundang Ustaz Abdul Somad."

Ia pun membagikan empat catatan penting hasil dari pertemuan tersebut. Pertama, kata Fathur, takmir maskamnya sudah menghubungi UAS sejak pertengahan September.

Saat itu telah dikabarkan pula bahwa UAS akan hadir di Jogja pada pertengahan Oktober untuk acara Muslim United, yang saat ini diketahui tengah menuai perdebatan karena panitia ngotot memakai Masjid Gedhe Kauman meskipun telah dilarang pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Fathur juga menyebutkan, UGM telah memberikan Term Of Reference (TOR) atau Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk UAS, dengan tema "Integrasi Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK): Fondasi Kemajuan Indonesia."



"Pun jika UAS tidak menyanggupi TOR tersebut, maka UAS tak akan dipaksakan untuk menjadi pembicara," tulis Fathur di Twitter, Kamis (10/10/2019).

Yang ketiga, Fathur melanjutkan, takmir maskam sengaja tak mempublikasikan kuliah umum dengan UAS meski forumnya terbuka.

Terakhir, ia menulis, "Takmir maskam tak pernah diskriminatif dalam menghadirkan pembicara. Mimbar akademik merupakan milik bersama, itu prinsipnya. Pun ketika melihat track record pembicara yang dihadirkan maskam, telah mengakomodir berbagai golongan."

Dirinya juga menambahkan bahwa kejadian terkait UAS ini bukanlah penolakan terhadap pembicara untuk kali pertama di UGM.

Meski begitu, Fathur blak-blakan mengkritik alasan yang disampaikan kampusnya untuk menolak UAS.

"Jikapun UAS dipandang sebagai sosok yang kontroversial, pelarangan bukanlah cara yang ditempuh oleh insan akademik. Melarang UAS dengan ketakutan 'pemikirannya tidak sesuai jati diri' adalah bentuk merendahkan akal civitas Gadjah Mada, yang tentu tidak akan menerima mentah-mentah tiap pemikiran," cuit @fathuurr_.


"Kebebasan akademik pada dasarnya mencakup bagaimana kampus menjadi ruang dialektika dan diskusi sebagai salah satu unsur esensial dari sebuah pendidikan. Pembubaran diskusi baik karena tema ataupun pembicara adalah tindakan yang mengkhianati kampus sebagai ruang dialektika," imbuhnya.



Ia juga menyertakan pernyataan Ketua Takmir Masjid Kampus UGM Mashuri Maschab tentang penolakan terhadap UAS. Berikut isinya:

"Sehubungan dengan rencana Kuliah Umum bersama UAS dan Prof Indra Bastian pada hari Sabtu tanggal 12 Oktober pukul 12.45 - 14.30 WIB dengan tema Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan di Masjid Kampus UGM, saya perlu sampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Saya dan Prof Zuprizal (Wakil Ketua Takmir) pagi tadi pukul 08.30 WIB diundang bertemu pimpinan UGM, yaitu Warek Bidang PP dan Kemahasiswaan dan Warek Bidang SDA.

2. Dalam pertemuan tersebut Takmir Maskam dipaksa untuk membatalkan acara Kuliah Umum UAS dengan alasan ada tekanan dari luar.

3. Takmir menolak permintaan tersebut karena forum adalah kajian yang bersifat akademik.

4. Apapun penjelasan takmir ditolak rektorat sehingga deadlock.

5. Dengan dalih Rektor UGM adalah pejabat tertinggi di UGM maka ditegaskan rektorat tidak mengizinkan UAS di acara tersebut dengan berbagai alasan, termasuk menyatakan bahwa Sultan HB X juga tidak menyetujui kehadiran UAS di Masjid UGM.

6. Karena Takmir Maskam UGM tidak mau membatalkan acara tersebut, maka Rektorat UGM akan bersurat kepada UAS tentang pembatalan tersebut.

7. Takmir meminta agar surat resmi pembatalan ke UAS tersebut ditembuskan kepada Takmir sebagai bukti tanggung jawab Takmir kepada jemaah.

8. Demikian penjelasan kami agar dimaklumi bahwa Takmir telah mengundang UAS dalam acara tersebut tetapi Rektorat UGM membatalkannya."

Sebelumnya diberitakan, Keraton Yogyakarta tidak mengizinkan Muslim United, termasuk UAS, untuk memakai Masjid Gedhe Kauman sebagai lokasi ceramah, hingga kemudian beredar surat undangan dari masjid UGM untuk UAS. Namun, UGM ternyata juga menolak masjid miliknya digunakan oleh UAS untuk memberikan kuliah.

"Berkaitan acara yang rencananya diselenggarakan tanggal 12 Oktober 2019, maka pimpinan universitas meminta agar acara tersebut dibatalkan," ujar Kepala Humas dan Protokol UGM Iva Ariani, Rabu (9/10/2019).

Menurut Iva, pelarangan tersebut dilakukan untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan nonakademik dengan jati diri UGM, sementara kegiatan yang menampilkan UAS sebagai pembicara dimungkinkan tidak selaras dengan jati diri UGM.
sumber

☆☆☆☆☆☆☆☆
Civitas Akademik. Jadi ingat ungkapan ini, meskipun ungkapan ini tidak ada di luar negeri, tapi di Indonesia terkenal untuk melabeli mahasiswa dengan dunia kampusnya.

Saat menjadi mahasiswa, seseorang mempersiapkan diri untuk menjadi manusia yang mungkin bisa berguna bagi orang lain, minimal bagi diri sendiri.

Bicara soal mahasiswa, pasti kenal dengan sosok Fathur, sang Ketua BEM UGM yang mendadak terkenal. Dan TS justru ingin mengkritisi Ketua BEM UGM ini. Ada kontradiksi dari pernyataannya soal UAS yang ditolak jadi pembicara di UGM.

Pertama, Ketua BEM UGM ini tahu bahwa sudah banyak pembicara yang ditolak di UGM dengan berbagai alasan, jadi kasus UAS cuma jadi catatan kecil saja di lingkungan UGM.

Kedua, Fathur sebagai Ketua BEM UGM tahu bahwa UGM telah menetapkan Term Of Reference (TOR) atau Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk UAS, dengan tema "Integrasi Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK): Fondasi Kemajuan Indonesia. Bisa jadi memang sudah ada pembicaraan antara pihak UGM dengan UAS soal TOR tersebut. Mungkin, ini cuma mungkin, UAS lebih setuju apabila UGM menetapkan Term Of Reference (TOR) atau Kerangka Acuan Kerja (KAK) nya untuk UAS, dengan tema "Integrasi Islam dengan Ilmu Jihad dan Akherat (Ilmu Jihandak): Fondasi Aqidah Ummat Untuk Kemajuan Indonesia. Bahkan Fathur sendiri tidak tahu tanggapan UAS mengenai hal ini.

Lalu, soal pelarangan atau penolakan (atau keengganan UAS soal TOR tersebut?) dari pihak rektorat UGM yang katanya diminta oleh Sultan, kenapa Fathur sebagai pemimpin mahasiswa UGM tidak bertanya langsung kepada Sultan? Takut? Enggan? Atau sungkan? Padahal Fahtur bisa berdiskusi secara langsung dan berdebat dengan Sultan.

Bicara soal Sultan, ada hal yang lucu dari sebagian orang, terutama yang sering berkomentar di sosmed. Alkisah beberapa waktu lalu, Sultan diberi puja puji saat ketegasannya menolak WNA atau warga keturunan memiliki tanah disana. Tapi sekarang Sultan dihujat karena katanya turut menolak UAS hadir di UGM. Padahal keduanya punya muara yang sama, Sultan ingin ada ketentraman disana tanpa adanya gesekan yang membuat suasana Jogja tidak kondusif.

Bicara soal jati diri, harus diakui bahwa sebagian warga negara Indonesia memang telah kehilangan jati diri sebagai orang Indonesia. Dari nama, sosial budaya, hingga isi otaknya. Ini bukan hal yang simpel, tidak sesederhana itu. Jika Ketua BEM UGM ini membela hak dan kebebasan warga kampus, seharusnya dia juga sadar bahwa mereka tidak hanya hidup di area kampus. Mereka juga beraktivitas diluar kampus, berinteraksi dengan masyarakat. Dan hasil pemikiran, kajian, pembicaraan didalam kampus, pastinya dibawa juga keluar kampus. Jika Ketua BEM UGM ini bisa memikirkan haknya sebagai mahasiswa UGM, alangkah lebih bijaksananya dia juga memikirkan hak orang lain yang diluar kampus yang juga bakal terkena imbasnya.

Kalau hanya kacamatanya yang dipakai untuk menilai sesuatu tapi tidak mau memakai kacamata orang lain untuk menilai hal yang sama, dijamin Ketua BEM UGM tak akan berbeda nantinya dengan Fahri Hamzah atau Fadli Zon. Bukankah kedua orang ini selalu memakai kacamatanya sendiri untuk menilai sesuatu?

Nah, mungkin di Kaskus ini ada mahasiswa UGM dan membaca trit ini, sampaikan ke Ketua BEM UGM, masuklah ke BP. Kita berdiskusi dan berdebat disini.

Indonesia dititipkan pada pundak para pemuda.
Maka jagalah, jangan lantas mengeluh.

Diubah oleh i.am.legend. 14-10-2019 22:34
qoni77ogahruwetstuckonyou32
stuckonyou32 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
7.9K
113
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.