falashafAvatar border
TS
falashaf
Mengenang Yahoo Mesenger
Anak millenial mungkin belum mengenal dengan aplikasi Yahoo Mesenger atau yang biasa disingkat dengan YM. Nenek moyang dari aplikasi pesan instan ini sungguh berjaya pada jamannya. Jauh sebelum adanya aplikasi pesan instan milik Facebook yaitu WhatsApp atau pun Facebook Mesenger. YM menjadi pilihan chatting paling utama, dengan orang yang dikenal bahkan yang tidak dikenal sekalipun.


Seperti halnya saya. Saya yang dulunya berasal dari kaum introfert, lebih memilih untuk seharian mengurung diri dalam kamar, entah itu baca buku atau hanya mendengarkan lagu. Saya mengenal YM ini berawal dari beberapa tugas dari kampus yang mengharuskan untuk mencari materi lewat internet, menjadikannya makalah kemudian dikirimkan ke dosen melalui e-mail atau dipresentasikan.

Saya yang sebelum kuliah tidak pernah sama sekali menggunakan komputer, bahkan lupa caranya menyalakan dan mematikan komputer namun diperkuliahan harus berjibaku dengan komputer. Terlebih ketika itu saya baru dapat tawaran pekerjaan menjadi seorang tata usaha dari sebuah sekolah swasta. Otomatis, cara pengoperasian komputer harus saya kuasai. Dua tahun setelah kelulusan SMA memang saya sengaja tidak mengambil tawaran pekerjaan, jadinya dua tahun itu pula ilmu perkomputeran yang hanya saya dapat dari bangku SMA harus terkikis begitu saja alias lupa.

Alhasil saya bekerja dengan pengetahuan komputer yang nol, begitupun dengan tugas kuliah. Mas-mas penjaga warnet sekitar kampus lah yang berjasa membuatkan e-mail pertama saya karena ketidaktahuan saya tentang internet waktu itu dan ketakutan saya akan kerusakan yang saya akibatkan atas dasar kegaptekan kala itu.

Yahoo Mesenger bisa kita gunakan kalau sudah punya email Yahoo tentunya. Ketika di warnet, langsung tuh aplikasi YM bisa kita buka dengan log in menggunakan akun e-mail. Karena dalam komputer warnet sudah tersedia aplikasinya terpampang nyata di layar. Dan berselancarlah saya di dunia maya kala itu. Sungguh, buat saya berYMan seperti surganya cewek penyendiri seperti saya ini. Dari dua jam durasi di warnet, 10 menit mencari materi perkuliahan, sisanya bercakap-cakap dengan teman dunia maya saya di YM.

Namanya teman dunia maya, ada yang asli dan banyak yang palsu. Pakai nama palsu, foto profil palsu, alamat palsu juga ada. Ada yang bicara jujur dan tak jarang ada yang suka ngegombal. Untungnya saya juga pilih-pilih kalau mau ngesave teman di YM. Yang sering menyapa ketika online, itulah yang jadi teman berchatting ria. Yang sukanya pasang set status idle tapi di grup ketemu juga dan bikin rame, langsung auto hapus lah. Buat apa menyimpan alamatnya ketika tau dia tak nyaman dengan kita? Seperti halnya berharap dicintai oleh orang yang sama sekali tidak mencintai kita. Halah..

Ngomong-ngomong soal grup, entah kenapa saya suka sekali masuk di grup-grupnya orang luar negeri. Padahal ketika masuk dalam grup yang isinya bule, langsung bejibun lah yang nge-chat. Banyak yang say hi, banyak juga yang langsung minta video call. Dengan kamera yang sudah terpasang diatas monitor, ketika saya klik angkat panggilan untuk video call jadilah wajah saya terpampang dimonitor mereka dan itu membuat saya malu. Terkadang saya pun juga sering takut mengangkat panggilan video dari lawan chatting saya, takut dia berharap untuk bisa ber-Video Seks-an, sementara tujuan saya hanya ingin berteman. That’s it. Sesekali saya juga melatih bahasa inggris, biarpun lawan bicaranya fasih sementara saya selalu buka terjemahan online. Maklumlah, saya yang dulunya sangat ingin masuk jurusan Bahasa Inggris namun karena takdir akhirnya saya masuk ke jurusan Matematika.

Back again ke YM, banyak teman yang saya dapat dari aplikasi tersebut. Banyak juga yang memperkenalkan saya pada hal-hal baru. Membuat blog atau membuat aplikasi baru yang saat itu lagi hits seperti Mig33, Plurk, Twitter bahkan Facebook. Dari blog, saya jadi lebih gemar memposting tulisan-tulisan saya yang awalnya hanya ada dalam file komputer.

Berkat YM, banyak pemikiran yang bisa kita share. Saling mengenal lawan bicara kita, sekalipun kita belum tahu bagaimana penampakan mereka. Just enjoy the confersation. Hingga saya sampai pada satu titik dimana lebih nyaman berkomunikasi di dunia maya daripada dengan orang-orang yang berasal dari dunia nyata. Sekalipun kita berbohong, toh ga kelihatan orangnya dan ga bakalan ketemu juga.

Demikianlah curahan hati emak-emak yang merindukan masa muda dulu yang entahlah mungkin ada yang tak berfaedah sama sekali. Mungkin bagi sebagian orang waktu itu YM hanya membuang-buang waktu. Tapi, jangan melihat sesuatu dari buruknya saja. Jangan melihat YM karena seringnya orang berVSan, lihat juga mungkin di belahan dunia lain ada yang telah jatuh cinta lewat aplikasi itu. Karena witing trisno jalaran soko kulino maybe. Tidak ada yang tidak mungkin. Dan saat ini, bisa jadi ada yang merasakan hal yang sama yaitu kangen berYMan lagi.
annaharryAvatar border
annaharry memberi reputasi
1
259
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buat Latihan Posting
Buat Latihan PostingKASKUS Official
35.6KThread1.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.