Jakarta, CNBC Indonesia- Pundi-pundi uang Grup Bakrie bakal bertambah, kali ini datang dari tambang emas Poboya di Palu milik PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS), anak usaha PT Bumi ResourcesTbk (BUMI).


Riset Minna Padi Investama Sekuritas menilai tambang ini merupakan peluang emas bagi perseroan dan menjanjikan omset signifikan ke BRMS di masa depan.

[table][tr][td]Baca:
Ini 7 Lokasi Tambang Emas Raksasa, Dikelola Emiten Mana Saja?[/td]
[/tr]
[/table]


"Dengan aset tambang di Palu yang hampir rampung persiapannya, BRMS kini punya kesempatan emas untuk mengkapitalisasi pertambangan di tengah kekhawatiran soal resesi ekonomi global," tulis riset tersebut, Jumat (11/10/2019).


Tambang Palu Poboya beroperasi di lahan seluas 85.180 hektare di kawasan konsesi yang berada di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Kuartal IV ini, tambang diproyeksi bisa mulai uji coba produksi.

Dari sisi cadangan, tambang ini memiliki cadangan 3,9 juta ton dan 7,4 juta ton sumber daya emas. Di tahun pertama, tambang ini diproyeksi bisa memproduksi 100 ribu ton ore emas dan naik sampai 180 ribu ton ore emas di tahun berikutnya.


[table][tr][td]
[/td]
[/tr]
[/table]


Penggalian pertambangan di permukaan bakal berlangsung sampai 2026 dengan belanja modal yang diperlukan sebanyak US$ 13 juta sampai US$ 16 juta. Setelah itu dilanjutkan dengan penggalian bawah tanah dari 2022 sampai 2029 dengan capex sebesar US$ 80 juta.

Tambang Poboya telah mengantongi izin konstruksi dan produksi sejak November 2017. Rinciannya adalah 3 tahun konstruksi dan dilanjut dengan produksi selama 30 tahun. Artinya usia tambang ini bisa sampai 2050. Di masa puncaknya, tambang emas ini diproyeksi bisa memproduksi hingga 600 ribu ton emas setahun.


[table][tr][td]Baca:
Wow! Cadangan Emas Tambang Palu Grup Bakrie 3,9 Juta Ton Ore[/td]
[/tr]
[/table]


sumber CNBC Indonesia