Kuliner Khas Kota Pemalang







Berbicara mengenai kuliner menurut ane tak akan ada habisnya ya. Hampir semua orang pasti menyukai makanan. Dari waktu ke waktu, semakin banyak juga bermunculan kuliner-kuliner baru yang pastinya sangat menggugah selera.

Di kota kelahiran ane sendiri, Pemalang, ada beberapa kuliner yang merupakan makanan khas kota ini.

Berikut tiga kuliner khas Pemalang yang mempunyai nama unik dan siap memanjakan lidah para penikmatnya.

1. Nasi Grombyang




Kuliner yang satu ini namanya Nasi Grombyang ya, Gansis. Bukan soto, apalagi rawon, karena kuah Nasi Grombyang mempunyai cita rasa yang berbeda. Tekstur kuahnya pun tak sekental kuah rawon.

Nama Nasi Grombyang sendiri berasal dari kata 'Grombyang' yang dalam bahasa Jawa artinya bergoyang. Kuahnya yang menutup nasi, menjadikan isi mangkok seolah terlihat bergoyang.

Kuliner ini biasanya disajikan dalam sebuah mangkok kecil berisi nasi, dengan suwiran daging sapi, potongan daun bawang, dan taburan bawang goreng di atasnya. Tak lupa kuah yang disiram di atasnya, semakin membuat lidah ingin segera menyantap makanan ini. Akan lebih nikmat jika disantap dengan sate sapi dan secangkir es teh.

Berkunjung ke Pemalang benar-benar tak akan lengkap tanpa mencicipi kuliner khas yang satu ini. Rasa kuahnya yang gurih, siap memanjakan lidah Gansis semua. Harga satu porsinya pun cukup terjangkau, yaitu berkisar Rp 15.000,-

2. Lontong Dekem




Kuliner yang satu ini terdiri dari irisan lontong, kuah santan berwarna seperti gulai dengan taburan serundeng kelapa, kerupuk mie useg, dan juga bawang goreng di atasnya. Di dalam semangkuk lontong dekem ini juga dicampur dengan daging bebek. Lontong yang digunakan dipotong lebih besar tak seperti potongan pada lontong sayur. Kuahnya pun lebih encer dari kuah opor.

Asal usul nama makanan ini yaitu berasal dari kata lontong dan juga dekem. Dekem dalam bahasa Jawa artinya posisi duduk di mana tempat duduk hampir sejajar dengan kaki, sehingga kakinya tertekuk. Dengan kata lain berarti lontong yang dinikmati sembari duduk dekem. Ada juga yang mengatakan karena si penjual posisi duduknya dekem.

Lontong Dekem biasanya disajikan dengan sate ayam. Sate ayam di sini pun ada dua macam, yaitu sate goreng dan sate berkuah. Biasanya tiap memesan satu porsi lontong dekem, pasti disediakan pula sate ayam ini. Uniknya, saat membayar, sate sebagai pelengkap ini tidak dihitung harus membayar satu porsi, tetapi dihitung tergantung berapa banyaknya tusuk sate yang telah habis.

Rasa lontong dekem ini sangat khas. Pedas dan gurih. Pedas di sini bukan karena cabai ya, Gansis. Namun, lebih ke rasa pedas karena sereh. Sensasi rasanya bakalan nendang di dalam mulut. Harga satu porsi lontong dekem pun cukup terjangkau.

3. Sate Loso




Sate yang satu ini juga kuliner khas Pemalang yang punya cita rasa tersendiri. Daging sate yang digunakan di sini ialah daging kerbau. Namun, seiring perkembangan zaman, sate Loso juga menggunakan daging sapi.

Yang unik dari sate ini, jika pembuatan sate pada umumnya dari daging mentah langsung dibakar, maka sate Loso ini berbeda. Sebelum dibakar, daging sapi atau kerbau terlebih dahulu dibacem. Kuliner yang satu biasa disajikan dengan bumbu kacang berwarna merah yang telah diuleg lembut. Rasanya pun khas.

Asal muasal nama kuliner ini, berasal dari nama pelopor makanan ini yaitu Pak Loso. Biasanya sate Loso ini selalu dihidangkan bersama sejenis sup yang berisi urat, tulang muda, dan taoge. Rasa sup yang gurih, pedas, manis, asem, dan daging yang empuk menjadi pelengkap dalam menikmati kuliner sate Loso ini. Harga satu porsi sate ini biasanya berkisar Rp 25.000,-




Itulah tiga kuliner khas Pemalang yang rasanya bakalan menggugah selera Gansis semua. Penasaran dengan rasanya? Yuuk datang ke Pemalang, dan rasakan sendiri sensasi saat menikmati kuliner-kuliner tersebut. Oh iya, biasanya tempat yang paling mudah menemukan ketiga makanan ini ada di daerah sekitar alun-alun Pemalang ya, Gansis.

Sekian dulu dari ane. Terima kasih untuk yang sudah bersedia mampir di thread ini. Jangan lupa komen, rate, dan cendolnya ya, Gansis.