“Bang, nanti kita nonton pillem ini aja ya, Bang?” rengek gadisku sambil menunjukkan jarinya ke arah poster film thriller. Sosok seorang laki-laki menyerupai badut yang jauh dari lucu.




Aku diam saja. Tanganku yang sebelah lagi merogoh saku celana. Mulai berhitung uang hasil nguli siang tadi.
Tidak cukup untuk beli tiket buat nonton di CineM*x.



“Minggu depan aja, ya? Abang lagi gak ada duit ini,” bujukku memelas.



Gadisku hanya diam. Lalu, membuang muka sambil berjalan menjauh.



Yah, bukan salahnya sih. Sudah tiga kali aku menolak ajakannya. Apa daya, kerja jadi kuli bangunan hanya cukup buat makan sehari-hari sama beli rokok.



“Midah! Hamidah!” panggilku sambil menjajari langkahnya. Dia tetap diam sambil terus berjalan.



Yah, merajuk lagi. Ini bahkan lebih seram dari filem thriller.






LLG, 07 Oktober 2019


Agan n sista boleh mampir di cerpen saya yang lain DI SINI 😘


Mampir yaaaa