Meskipun sudah menemui orang-orang yang memilikinya, istilah ini baru-baru saja saya ketahui, betapa kurang updatenya.





Penyebab dari kelainan ini, yang dilansir hellosehat.com




Salah satu proses penyembuhan yaitu hanya dengan cara dioperasi, atau lewat pembedahan, sudah pasti biayanya memang tidak murah, jadi banyak juga yang mempertahankan dengan memiliki jari lebih.



Ketika saya bertemu penderita polidaktili, dia selalu menyembunyikan tangannya agar tidak terlihat. Sebagian orang yang memiliki jari enam merupakan sebuah aib yang harus disembunyikan.


Lain lagi dengan keluarga Alessandro dan Katia, pasangan suami istri asal Brazil ini mempunyai anak-anak yang memiliki jari lebih dari lima. Keluarga mereka terkenal dengan sebutan 'The Family Of Six'.



Ketika orang tua merasa kaget ketika anaknya memiliki kelainan terhadap jarinya, bagi pasangan ini malah mengharapkan anaknya memiliki jari lebih.



“Ini adalah sebuah tanda yang tidak dimiliki oleh keluarga lainnya. Ini membuat kami jadi berbeda dari lainnya,” kata Alessandro De Silva.


Keinginan yang anti mainstream, tetapi harapannya sungguh masuk akal, karena Alessandro mengidap polidaktili juga, Katia, sang ibu, memiliki jari normal, jadi anak-anak mereka diturunkan dari gen sang ayah.


Luar biasa pemikirannya kan gansis? dimana orang-orang menganggap polidaktili ini sebagai sebuah kekurangan, namun keluarga De Silva ini malah menganggapnya sebagai kelebihan. Amazing.


Memang tidak semua penderita polidaktili, jari keenamnya berfungsi dengan baik, lain hal dengan keluarga asal Brazil ini, ke enam jarinya dapat mereka pergunakan dengan maksimal.



Ternyata memang sudah turun temurun, dari kakeknya, ayah Alessandro, yang dapat menulis buku dengan cepat, dan diturunkan kepada anak dan cucunya.


Selain keluarga dari Brazil ini, ternyata ada juga keluarga dari Indonesia, yang memiliki jari enam dan berfungsi normal.


Ketika diwawancarai, "Apa suka duka memiliki jari enam?" Dia menjawab, "Ya senanglah," jawab Ibu Sariem warga desa Sumber Wuluh, Pronojiwo, lereng kaki gunung Semeru.


Berikut videonya, wawancara dengan Ibu Sariem.






Kalau ditanyakan Polidaktili itu sebuah kekurangan atau kelebihan, tergantung individu itu sendiri, bagaimana mereka melihat sebuah kekurangan dijadikan kelebihan.


Mungkin, kalau saya berada di posisi mereka, saya tidak akan setegar itu.