bani.malasAvatar border
TS
bani.malas
Veronica Koman Akui Dapat Ancaman rudapaksaan dan Pembunuhan

Deutsche Welle (www.dw.com)


Aktivis Papua, Veronica Koman, mengritik pemerintah yang ibaratnya lebih berusaha membunuh pembawa pesan, ketimbang menuntaskan akar persoalan Papua. Hal itu diungkapkannya dalam wawancara dengan televisi Australia.

Kuasa Hukum Komite Nasional Papua Barat, Veronica Koman, buka suara menyusul penetapan status tersangka oleh Kepolisian RI. Dalam wawancara eksklusif dengan stasiun televisi Australia, SBS, aktivis Papua ini mengungkapkan perubahan status hukum tersebut bukan pengalaman paling pahit selama berkecimpung soal isu Papua.

"Saya mulai mendapat ancaman dibunuh dua tahun lalu. Sekarang hampir setiap hari saya mendapat ancaman pembunuhan atau pemerkosaan secara online," kata perempuan berusia 31 tahun tersebut. "Mereka terus berusaha membunuh si pembawa pesan. Tapi mereka tidak bisa membantah data-data saya, jadi mereka berusaha menghancurkan kredibilitas saya."

Dipicu tragedi Paniai

Ancaman tidak hanya diarahkan pada Veronica yang kini menetap di Australia, tetapi juga kepada keluarganya yang masih hidup di tanah air. "Keluarga saya di Jakarta sudah pindah sejak sebulan ini untuk menghindari intimidasi," ujarnya dalam wawancara pertama sejak penetapan status tersangka oleh kepolisian RI.

Veronica mulai aktif mengadvokasi Papua sejak pecahnya tragedi Paniai, di mana oknum TNI/Polri diduga membunuh empat warga dan mencederai 17 lainnya. "Sudah jadi misi pribadi saya untuk mengungkap apapun yang terjadi di Papua," kata kuasa hukum komnas Papua Barat ini kepada SBS. Salah satu risiko yang ditanggung Veronica adalah kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia menyusul permintaan Polda Jawa Timur untuk mencabut paspornya.

Sementara itu situasi di Bumi Cendrawasih saat ini dikabarkan masih tetap belum kondunsif. Sebagian besar pusat perbelanjaan dan sarana pendidikan masih tutup lantaran minimnya jaminan keamanan.



Puluhan ribu mengungsi dari Papua

Ratusan pengungsi masih menunggu proses evakuasi pasca kerusuhan yang menewaskan 33 orang di Wamena. Pemerintah Provinsi Jawa Timur misalnya menggandeng TNI Angkatan Udara untuk memfasilitasi pemulangan warga Jatim dari Papua. Sementara penduduk Sumatera Barat mengumpulkan dana sumbangan untuk membiayai warganya yang ingin pulang kampung.

Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos mengklaim sudah sebanyak 11.646 pengungsi yang hengkang dari Papua, demikian dilansir kantor berita Antara. Dari jumlah itu lebih dari 7.000 orang diangkut dengan menggunakan pesawat TNI, sementara sisanya menggunakan penerbangan komersial.

Akibat situasi keamanan di Papua, negeri jiran Papua Nugini sampai memerintahkan penutupan perbatasan sampai waktu yang belum ditentukan. Kementerian urusan Kewarganegaraan Papua Nugini juga melarang penduduknya berbelanja di Pasar Batas yang terletak di perbatasan Indonesia atau berpergian ke Jayapura.

Pendekatan keamanan dikecam

Saat ini satuan TNI/Polri dikerahkan untuk menjaga keamanan di sejumlah kota dan kawasan. Namun Victor Yeimo, aktivis referendum Papua menilai, justru di situ letak permasalahannya. "Sebenarnya masalahnya kan sederhana, selesaikan akar masalah di Papua dengan cara damai dan elegan. Tapi jawaban Jakarta kan malah mengerahkan pasukan di mana-mana," kata dia.

Pendekatan keamanan yang digunakan Indonesia membuahkan dendam lintas generasi, yang menurut Victor, ikut melahirkan kerusuhan di Wamena. "Di Wamena itu, semua keluarga korban kekerasan aparat dari Nduga, Lanny Jaya dan tempat lainnya berkumpul di sana."

"Kehadiran aparat dalam jumlah besar dan ditambah dengan ketegangan rasial pada akhirnya membuncah menjadi kerusuhan berdarah", tegas aktivis referendum Papua itu.

rzn/as (sbs, rnz, dw)


Unjuk Rasa Wamena dan Jayapura Ricuh, Papua Kembali Memanas
Bangunan terbakar ketika protes baru pecah di Wamena pada 23 September 2019. - Kerusuhan baru meletus di wilayah Papua yang bergolak di Indonesia pada 23 September ketika pengunjuk rasa membakar sebuah kantor pemerintah dan bangunan lain di kota Wamena, demikian menurut seorang wartawan AFP.

Sumur
https://www.dw.com/id/veronica-koman...han/a-50689774

Komentator

Menilai bahwa penyulut kerusuhan wamena yang asli adalah gerindra, PP,FPI, FKPPI yang berada di surabaya tidak terkena tindakan apapun dari pemerintahan ini

https://www.kaskus.co.id/thread/5d99...dari-surabaya/

Tapi aneh nya pemerintah malah menuduh si cimed koman baik sebagai dalang kerusuhan, yang malah menjadi blunder di United Nations dan Lembaga Amnesty Internasional

https://www.thejakartapost.com/news/...apua-case.html

https://theinsiderstories.com/amnest...uspect-status/

https://www.jpnn.com/news/veronica-k...anjir-dukungan

Dan dari para kaskusers, ane mendapat info kalau si cimed baik adalah pembela ahok waktu demo 212, yg bilang rezim wiwi kejam

Maka ada 2 hal menarik dari hasil pencarian ane emoticon-Sundul Up

1. Sewaktu ane cari fakta si cimed baik waktu bela ahok, ternyata si cimed baik tidak sebut masalah SARA, dia sebut kalau yang jatuhkan ahok itu adalah kumpulan pengusaha mata belo seperti sandi,dkk dgn pengusaha mata cipit, dimana mereka semua berkoalisi di balik pemerintahan
Menurut si cimed baik, FPI itu justru kelompok pro pemerintahan wiwi, jadi semua Cuma shitnetron politik

2. Ormas2 seperti PP, FPI, dkk yang selalu membuat kerusuhan berkali kali, tidak pernah kenak tindak pidana, paling hanya beberapa kali untuk pentolannya, dimana mereka pun dipenjara dengan fasilitas kamar ac dan mobil pribadi lengkap dengan sopir peribadeh untuk ngantar shopping

Bahkan ada beberapa kaskuser di sini yang komen di thread2 hotel alexis dulu,ada pejabat tinggi militer bilang secara lisan ke mereka kalau FPI belum bisa dibubarkan karena masih dibutuhkan? emoticon-Request

Ane mulai bertanya tanya, siapa penyandang dana FPI yang sebenarnya ? kata kakak kelas yang jadi anggota FPI, kalau penyandang dana nya itu dari saudagar2 timteng, ada yang bilang dari kerajaan saudi (yg kasih denda overstay ke bibib? aneh), ada cebong yang bilang ameriki, karena ada pentolan FPI yg jadi lawyer freeport, ada yang bilang dana ummat,dll

Maka ane memutuskan untuk bertanya ke ahli rahasia politik, suhu Julian engas
Dan jawaban yang ane temukan adalah.............




Dan seketika ane sadar mengapa ormas dan okp preman medan tidak pernah bisa diberantas, karena MEMANG TIDAK NIAT, sampai kita semua mati karena usia uzurpun, TIDAK AKAN PERNAH DIBERANTAS, TAPI DISUBURKAN OLEH PEMERINTAHAN NKRI,mereka adalah attack dogs nya negara ini, makanya sering ane bingung, negara kita ini negara ke ormas-ormas an atau ormas ke negara-negara an,soale di sumut, banyak makhluk dua alam, yakni sipil ke militer-militer an dan militer ke sipil-sipil an emoticon-Shakehand2

Dan saudagar-saudagar ASLI penyandang dana operasional ormas preman seperti PP,FPI,dst adalah.......................

ANDA-ANDA SEMUA YANG MEMBAYAR PAJAK, BAIK YANG MAKAN BABI MAUPUN YANG HARAMIN BABI emoticon-Ngakak


Saran: berhubung ancaman pembunuhan dan rudapaksaan tidak mempan untuk si cimed baik, bagaimana kalau pakai pendekatan ala mupet sumut ? emoticon-Sundul Up

Di setiap twit nya si cimed baik, mupet bisa nyanyi cimed ayaaan, cimed sakit jiwaaa, cimed ayaaaann, lalalalalala, siapa tahu mempan, terus si cimed koman baik bisa langsung pulang ke Indonesia

.......................telentang pasrah sambil ngangkang, tolong diperkaos.................

emoticon-Ngacir
areszzjayAvatar border
slarkkkAvatar border
angkot.medanAvatar border
angkot.medan dan 3 lainnya memberi reputasi
4
4K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.