Supaya lebih praktis, kita seringkali meringkas semua barang bawaan kita ke dalam tas. Segala barang, mulai dari yang penting sampe yang nggak penting-penting amat kita masukin ke dalam tas dan kita bawa sehari-hari, dengan alasan “ya...siapa tau perlu kan?”. Semakin hari, tanpa kita sadari barang bawaan kita semakin banyak, apalagi ditambah dengan ‘sampah-sampah’ terlupakan yang tertimbun di dasar tas kita. Awalnya, bobot tas yang berat mungkin nggak bakal kerasa,  tapi seiring berjalannya waktu, bagian punggung dan pundak kita pun bakal mulai terasa nyeri.



Menurut penelitian, sekitar 80 persen orang dewasa pernah merasakan sakit di area bawah punggung mereka. Mengangkat beban yang berat bisa jadi penyebab masalah ini. Nggak hanya berpegaruh bagi orang dewasa, anak-anak yang membawa tas sekolah terlalu berat pun bisa merasakan dampaknya. Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2018, anak-anak yang memanggul tas yang beratnya mencapai lebih dari 10% berat badan mereka akan mengalami sakit pada punggung dan leher.

Selain sakit pada punggung dan leher, membawa tas yang terlalu berat setiap hari bisa menimbulkan dampak negatif lain, GanSis,  seperti  :

1. Postur tubuh berubah

Kalian bisa dengan mudah melihat efek tas yang berat pada postur tubuh kalian. Coba deh kalian berdiri tegak tanpa tas di depan cermin, lalu gendong tas kalian yang isinya penuh. Perhatiin gimana bedanya postur kalian sebelum dan sesudahnya. Kalo dibiarkan terus-menerus, postur tubuh tersebut  tentunya akan jadi permanen.



Efek ini bakal lebih terasa sama anak-anak. Tas yang berat bisa menarik tubuh anak ke belakang, atau membuat postur menjadi bungkuk. Tekanan yang nggak biasa pada tulang punggung bisa mengurangi keseimbangan, dan membuat anak jadi mudah jatuh.

2. Susunan tulang belakang terganggu



Postur yang jadi membungkuk saat memakai tas yang berat akan menyebabkan masalah pada tulang belakang. Dalam jangka waktu yang lama, memakai tas yang berat setiap hari bisa membuat poisisi tulang jadi nggak lurus, alias bengkok. Selain itu, kebiasaan ini juga bisa mempercepat proses degenerasi dan penuaan tulang belakang.

3. Meningkatkan risiko peradangan sendi



Artritis adalah gejala peradangan sendi, yang disertai dengan rasa sakit, bengkak, dan kaku. Nggak hanya menyebabkan sakit pada punggung, bobot tas yang dipanggul oleh tubuh juga akan membebani sendi-sendi tulang belakang, pinggul, dan lutut, yang bisa meningkatkan risiko osteoarthritis. 

4. Menyebabkan sakit kepala



Tas yang berat, terlebih yang dikenakan pada posisi yang terlalu rendah, bisa menarik otot-otot leher yang menyebabkan sakit kepala. Penggunaan dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan penekanan pada otot-otot tengkuk yang berujung pada kesemutan dan mati rasa pada bagian leher hingga ke lengan. Kalau Gan Sis udah mulai merasakan gejala-gejala di atas, segera kurangi beban pada tas kalian, ya.
 

Bagaimana cara memakai tas punggung yang benar?



Setelah membaca bahaya-bahaya di atas, bukan berarti Gan Sis harus berhenti memakai tas punggung nih. Tapi, harus dipastikan kalau cara memakainya udah benar. Pastiin kalo bobotnya nggak terlalu berat, dan jangan sampai tas tersebut mengubah postur Gan Sis saat dipakai. Buat anak-anak, usahakan bobot tas nggak melebihi 10-15% berat badan mereka.

Saat dikenakan, kencangkan tali tas dan atur posisinya agar nggak terlalu rendah dan menarik otot-otot punggung. Kalau bisa, jangan memakai tas punggung setiap hari. Sisihkan barang-barang yang bisa ditinggal di kantor atau di sekolah supaya beban dalam tas semakin ringan.
 

sumber