Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.

Beberapa waktu yang lalu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mendapat sorotan tajam dari banyak pihak, terutama dari kalangan warganet. Musababnya, KPI memberikan teguran terhadap beberapa program siaran televisi yang dinilai telah melanggar standar pedoman program siaran. Salah satu program yang terkena teguran tersebut yakni Spongbob, acara kartun yang telah masuk Indonesia beberapa tahun belakangan.



Warganet banyak yang mengecam dan menyayangkan, bagaimana bisa sebuah program anak - anak saja, yang sudah jelas - jelas fiktif "dituduh" telah mengajarkan kekerasan terhadap anak. Sementara program - program lain yang nyata - nyata memberi pengaruh buruh kepada anak seperti sinetron yang mempertontonkan adegan percintaan masih saja dibiarkan oleh KPI tanpa ada peringatan. Tagar #BubarkanKPI pun menggema diseluruh jagad maya. Mereka mendesak pemerintah untuk mengevaluasi lembaga yang satu ini.

Bukan tanpa alasan sebenarnya kenapa netijenmenggugat, tayangan serupa sudah kita lihat puluhan tahun yang lalu dan menurutnya mereka baik - baik saja. Misalnya serial kartun Tom & Jerry yang selalu saja bertengkar dan bahkan bisa saling pukul - pukulan hingga penyet tapi tak pernah kita dengar ada anak yang meniru tindakan tersebut ke temannya. Lalu "hanya" karena adegan melempar kue tart ke muka saja, kenapa serial Spongbob diberikan sanksi?

Apakah selera humor KPI sudah luntur? Ataukah mereka bertindak tebang pilih? Hal ini setidaknya bisa kita lihat dari bagaimana cara mereka menyikapi sinetron yang tayang pada jam primetime dan menyuguhkan adegan perkelahian serta lebih rentan di tiru oleh anak - anak. Atau bagaimana mereka diam saja kala dijam yang sama ada adegan kebut - kebutan yang dilakukan oleh anak - anak remaja yang juga berpotensi ditiru oleh anak - anak remaja? Kenapa saat itu KPI diam saja? Padahal jika dibandingkan secara apple to apple, tayangan serial kartun masih menyimpan nilai edukasi, misalnya tentang plankton yang jahat akan selalu mendapat kesulitan menjalankan aksinya.


Lebih lanjut, program tinju yang tayang saban hari minggu pagi juga seharusnya mendapatkan teguran jika memang alasannya menyuguhkan kekerasan dan berpotensi ditiru oleh anak - anak. Minggu pagi adalah waktu anak menikmati siaran televisi. Lalu bagaimana kalau mereka meniru adegan tinju dan mempraktekannya kepada temannya? Meski hingga kini belum pernah kita dengar ada kejadian semacam itu.


Belum lagi olah raga Mix Martial Arts (MMA) yang brutal juga seharusnya tak boleh tayang ditelevisi. Meski tayang di jam malam, tak ada yang bakal menjamin juga di jam tersebut anak - anak sudah tidur. Sebagai orang tua saja terkadang kita bergidik tak tega melihat bagaimana muka di hajar dengan dengkul atau sikut lawan. Bukan bermaksud meminta program ini dihentikan, toh KPI juga sudah memberi rambu - rambu agar tayangan MMA ditayangkan diatas jam 10 malam dengan harapan di jam tersebut anak - anak sudah tidur. Namun jika melihat bagaimana KPI menerapkan saksi secara serampangan dan justru memberikannya kepada program yang mengandung nilai edukasi, kenapa tak sekalian memberikan sanksi kepada program yang menyuguhkan perkelahian secara brutal.

Toh program WWF Smackdown dan semacamnya yang juga meyuguhkan adegan perkelahian dan dulu ditayangkan di jam malam juga mendapat teguran dari KPI karena ditiru oleh anak - anak hingga menelan korban. Sehingga dari sini bisa kita lihat, meski tayang di jam malam sekalipun tak ada yang menjamin anak tak menonton tayangan tersebut. Bagaimana dengan anak yang lepas dari pengawasan orang tua karena semisal karena orang tua bekerja? Belum lagi olah raga yang satu ini juga kerap menyuguhkan ring girl dengan penampilan seksi.

Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini, Ini, dan Ini
Sumur Gambar : Om Google