Mendaki gunung itu selalu punya rasa tersendiri bagi para pendakinya, pengalaman menyenangkan, seru, atau sial malah berbau hal mistis udah pasti ada yang merasakan dari para pendaki, dari semua itu, pasti pengalaman horor yang paling teringat, gak mudah dilupakan, ada yang bilang kalo gunung itu tempat berkumpulnya makhluk halus. Di dalam hutan2 nya yang lebat dan gak tersentuh manusia.

Kali ini ane mau cerita pengalaman menyeramkan yang pernah ane alami saat mendaki beberapa gunung, tapi gak semua gunung, hanya beberapa aja, yang antaranya pernah ane alami sendiri, kejadian demi kejadian aneh, hal hal mistis sekaligus menyeramkan pernah ane alami saat mendaki gunung.

Kejadian kejadian mistis sempet ane alami saat mendaki di gunung, gunung ini cukup tinggi, eengan ketinggian sekitar di bawah 1800 meter dari permukaan laut, kejadian pertama yang ane alami, saat malam itu kelompok kami mendirikan tenda di pos, pos yang paling aman dan nyaman, tempat ini banyak ditumbuhi pohon2 yang besar dan lebat, sedangkan kalo udah malam hari benar2 gelap pekat.

Kelompok kami saat itu bergabung dengan pecinta alam, sore pun datang menutup rasa lelah kami seharian menembus jalan yang gak mudah untuk dilewati.


Kami punya peran masing masing untuk bergantian berjaga, kebetulan ane berdua dengan temen ane sebut saja namanya Rizki, kita mendapat sift pertama untuk berjaga sekitar jam 9 sampai 12 malam, di depan tenda kami hanya ada tumpukan kayu bakar, sambil mengobrol dan minum kopi, malam semakin gelap, obrolan kami sudah sampai di akhir, salah satu teman kami bercerita kalo di tempat ini sekarang, ada mahasiswa pecinta alam yang tewas, konon katanya mahasiswa itu tewas diserang hewan liar karena diuji mental nya oleh para seniornya, gak kuat dengan tekanan itu, mahasiswa itu kabur dan ditemukan dalam keadaan tewas di tempat itu.



Mendengar cerita itu ane sedikit agak merinding, mengingat suasana malam yang sepi, hembusan angin tiba2 menjadi aneh, temen2 yang lain udah pada tidur, tapi kami harus tetap terjaga sampai giliran kami tidur, kemudian ane berdua dengan temen ane berjalan jalan dengan tangan memegangi senter. 



Kita berkeliling sekitar tenda, ane takut ada binatang liar masuk, apalagi rintik2 hujan mulai turun, ane berdua mencari keliling nya dan si ane mulai gelisah dengan perasaan mulai gak enak karena teringat pembicaraan Rizki tadi, ane manggil2 gak jelas temen ane untuk memastikan dia masih berdua dengan ane, suara jangkrik menemani kami malam itu, seketika Rizki kaget mendengar suara dari pohon seperti suara cekikikan, ane langsung beranjak ke tempat Rizki.



Dia agak pucat wajahnya, yaudah akhirnya kami berdua cepet2 kembali ke tenda tenda, temen ane sepertinya sudah mengerti apa yang terjadi, langsung saja kami masuk ke tenda dan langsung coba untuk tidur, gelisah terus meliputi kami berdua, kami melupakan jadwal sift jaga kami.

Di dalam tenda kami mendengar suara anak burung tapi anehnya suara itu terus pindah2, ini sih kalo kata orang tua jaman dulu, itu tandanya ada kuntilanak di sekitar kita, ane berdua berusaha tetap tenang, menghilangkan rasa gelisah, menenangkan pikiran yang gak karuan tanpa berani mengintip keluar, cara terakhir ane mendengarkan musik pake earphone dengan cukup keras, menghilangkan suara aneh itu, sampe tanpa sadar kami telah melewati malam.


Hari sudah berganti, sebelum melanjutkan perjalanan kami mengobrol panjang lebar, ditemani cemilan dan kopi, dengan suasana hutan lebat di atas gunung, sangat nikmat rasanya kopi ini.

Obrolan kami yang awalnya semakin seru menjadi cerita seram, dimulai dari kejadian suara burung malam itu yang kami alami, sampe kisah aneh lainnya.


Gimana bisa coba, ini baru hal2 kecil yang sering kami alami saat mendaki gunung, ditambah dengan cuaca dingin yang masih terasa banget walau sudah memakai jaket, kami hanya bisa berdoa, mengharapkan perlindungan dari tuhan yang maha esa, dan segera bergegas bergabung dengan yang lainnya, berharap mereka sudah bangun dan suasana kembali lagi ramai. 



Jakarta 27 Sept 2019