Penetapan Kalimantan Timur sebagai lokasi ibu kota Indonesia yang baru menimbulkan kecemasan pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kementerian dan lembaga pemerintah pusat. Diperkirakan sekitar 130.000 dari 180.000 PNS wajib pindah ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara pada 2024 nanti.
 
Prioritas utama PNS yang pindah adalah mereka yang masih berusia muda, terutama lajang yang belum berkeluarga. Sekitar 50.000 PNS lainnya tidak ikut pindah karena akan segera pensiun pada kurun waktu 2021 sampai 2024.
 
Mayoritas PNS Ogah Pindah

Indonesia Development Monitoring(IDM) telah melakukan survei pada 7 – 20 Agustus 2019. PNS yang menjadi responden sekitar 1.225 orang. Hasilnya cukup mengejutkan. Ada 94,7% PNS yang mengikuti survei menolak pindah ke ibu kota baru di Kalmantan Timur. Hanya 3.9% saja yang setuju pindah sedangkan sisanya memilih abstain.

Alasan menolak pindah karena khawatir dengan fasilitas pendidikan anak dan kesehatan yang tidak sebaik di Jakarta. Selain itu PNS memperkirakan biaya hidup di ibu kota baru menjadi lebih tinggi.
 
Satu hal yang mengejutkan, sekitar 78,3% PNS memilih pensiun dini saja daripada harus pindah ke ibu kota baru. Sikap PNS ini memang tidak mewakili sikap seluruh PNS. Namun bisa jadi separuh atau lebih dari total PNS bersikap seperti hasil survei tersebut.  
 
Belum Seperti Jakarta

Beberapa PNS mengungkapkan kekhawatirannya kepada BBC Indonesia. Fasilitas kesehatan dan pendidikan jadi kekhawatiran utama. Terlebih sebagian besar PNS belum pernah menjejakkan kaki ke Kalimantan Timur. Mereka belum memiliki gambaran bagaimana hidup di Kalimantan Timur kelak. Kalimantan cenderung dikenal dengan hutan dan sungai-sungainya saja.

Jakarta bisa dikatakan pusat hiburan Indonesia. Mal, taman hiburan, konser dan lainnya tersedia. Di Kalimantan Timur fasilitas hiburan itu mungkin saja bisa tersedia. Namun waktunya 10 tahun atau 20 tahun lagi.
 
Wisata alam dan jelajah rimba bisa menjadi pilihan hiburan PNS. Namun PSN yang sudah terbiasa masuk-keluar mal, segala kebutuhan tersedia di mal perlu waktu adaptasi cukup lama agar bisa terhibur dengan pesona alam Kalimantan.
 
Dijanjikan Hidup Enak

PNS sebenarnya tidak perlu khawatir soal fasilitas. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Syafruddin sudah menyatakan bahwa PNS yang dipindahkan akan mendapatkan rumah. Tidak perlu bingung ngekos, cari kontrakan rumah atau membeli rumah baru di Kalimantan Timur.


Perumahan dan perkantoran akan dibangun dengan konsep smart citydan green city. Rumah PNS dekat kantor. Cukup jalan kaki saja dari rumah ke kantor. Pilihan lainnya bersepeda. Murah lagi menyehatkan badan.  Menurut Syafruddin, gaji PNS bisa utuh. Tunjangan untuk transportasi tetap ada.
 
Menteri PAN RB juga menjanjikan fasilitas pendidikan, kesehatan, rekreasi dan transportasi yang lebih baik di ibu kota baru. Semuanya ditata dari awal sehingga menjadi lebih baik daripada kehidupan di Jakarta yang sudah begitu sesak.
 
Ragu dengan Janji

Bisa jadi PNS masih ragu dengan janji-janji bapak menteri. Di alam bawah sadar sudah tertanam pemahaman janji pejabat itu belum tentu bisa ditetapi. Apabila ditepati juga tidak sesuai dengan ekspektasi. Realita dan ekspektasi jauh panggang dari api. Maka dari itu PNS khawatir, masih ragu meskipun sudah diberikan janji-janji.

Memindahkan ibu kota mungkin rencana yang baik. Namun pelaksanaannya perlu waktu yang cukup lama. Kita lihat saja nanti, semoga pemindahan ibu kota berjalan lancar dan membawa manfaat besar bagi Indonesia tercinta. 



Sumber 1
Sumber 2

Asal foto
sugibalangannews.blogspot.com
tribunnews.com
finance.detik.com
rmolbanten.com