Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat--merupakan daerah dengan bencana kebakaran hutan terluas di Indonesia. Dampaknya, bahaya kabut asab dari masing-masing daerah tersebut menyebar ke mana-mana. Baik ke provinsi tetangga, juga ke mancanegara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Kebakaran tersebut terjadi di lahan gambut seluas 27.358 ha, dan di lahan mineral seluas 15.202 ha. Akibatnya, daerah-daerah tersebut kini berstatus siaga (kini menuju waspada).

Kini, masyarakat negara tetangga (Malaysia dan Brunei), menuduh rakyat Riau, Kep. Riau, dan Kalimantan sebagai pengekspor asap ke negara mereka, sehingga membuat aktivitas di sana terganggu. Namun, padahal itu bukanlah kesalahan rakyat semata. Itu adalah kelalaian oknum-oknum yang melakukan pembakaran lahan dengan tidak bertanggung jawab.

Di sini saya merasa jengkel sekali kepada mereka. Apakah mereka tidak berpikir ke depannya? Apabila tindakan ini dilakukan, apa dampak yang akan ditimbulkan? Tidakkah mereka memahami analisis AMDAL?

Kini, gara-gara mereka, rakyat menjerit. Asap kita menebal, setiap hari mereka di bayang-bayangi oleh serangan penyakit. Mau berobat pun biayanya melejit.

Rakyat kini tercekik. Mereka tidak bisa beraktivitas seperti biasa, sedangkan kebutuhan hidup mereka tidak bisa dihentikan begitu saja. Yang terjadi selanjutnya apa? Kesenjangan; kelaparan, kekeringan, masyarakat berpenyakitan, dsb.

Lantas, kepada siapa mereka akan mengadu? Ya jelas kepada para pemimpin bangsa ini. Sebab, merekalah yang memegang tampuk kekuasaan. Namun, sayangnya mereka, orang-orang gedongan itu seakan tutup mata.

Saya masih ingat, tatkala Jakarta mati listrik beberapa hari, pemerintah mati-matian mencari solusi. Sekarang, di saat anak-anak di Riau sudah hampir mati, pemerintah seakan buta dan tuli.

Oleh sebab itu, sekarang kepada kitalah nasib mereka bergantung. Kepada jiwa yang masih memiliki rasa empati dan kemanusiaan. Untuk itu, hari ini, Selasa 17 September 2019, seluruh himpunan mahasiswa di Sumatera Barat akan mengadakan kegiatan serentak--turun ke jalan, menuntut hak-hak perlindungan bagi saudara kita di Riau dan Kalimantan. Di namakan dengan Aksi G17S (Gerakan 17 September).

Kegiatan ini akan dilakukan di UIN IB Pasca Sarjana. Memakai almamater kampus masing-masing pada jam 12:00 WIB.

Tak perlu gentar! Maju terus, sampai dapat titik terang!

Ingat, Camat takut pada Bupati, Bupati takut pada Gubernur, Gubernur takut pada Presiden, Presiden takut pada Mahasiswa.

Hidup Laskar Kuning!
Hidup mahasiswa!
Hidup rakyat Indonesia!

Camkan, hutan tidak terbakar, tapi dibakar!

Selamat siang! Mari ikut berkonstribusi!