• Beranda
  • ...
  • Games
  • Meriam dari Ceko telah Kembali, Gak Sabar Pengen Main Game Ini Lagi

telah.ditipuAvatar border
TS
telah.ditipu
Meriam dari Ceko telah Kembali, Gak Sabar Pengen Main Game Ini Lagi

Beberapa tahun yang lalu, sempet ane merekam sesosok penting dalam sebuah tim sepakbola. Di layar kaca sebesar 14 inch, tampaklah warna dominan hijau rumput, puluhan orang dengan pakaian yang seragam. Sebelas orang pakai seragam merah hitam, sedang sebelas lain tampak kontras dengan baju hitam putih. Waktu itu ane lihat pertandingan sepakbola Liga Italia, antara AC Milan melawan Juventus.

Pemain Juventus


Pemain AC Milan


Para pemain saling berebut bola, menggesernya dari kaki ke kaki agar bisa masuk gawang lawan. Ane gak inget berapa skornya, karena yang ane sorot bukan berapa skor dan siapa yang menang. Sepanjang sembilan puluh menit pertandingan, pandangan kecil ane hanya tertuju ke tengah lapangan, lebih tepatnya kepada seseorang yang terus berlari tanpa kenal lelah, baik saat menggiring bola maupun saat menyerang dan membantu pertahanan. Ia terus mensupport para penyerang dengan umpan dan tak jarang turun membantu pertahanan saat diserang.
Pemain ini tidak istimewa. Tubuhnya tidak sekuat Cristiano Ronaldo, makanya saat ia disenggol pemain lawan sedikit saja langsung hilang keseimbangan. Gocekannya juga tidak semaut Lionel Messi, itu sebabnya ia jarang bisa melewati dua apalagi tiga pemain lawan.

Tak sehebat mereka


Ia hanya bisa menendang bola sekuat - kuatnya. Maka tidak heran dalam pertandingan itu sesekali ia melepaskan tembakan langsung ke arah gawang lawan dari jarak jauh, membuat penjaga gawang harus berusaha keras menepis bola agar tak masuk kandangnya. Gagal goal, ia menendang lagi. Gagal lagi, tendang lagi. Menyerah bukanlah gayanya. Ia perpaduan antara pantang menyerah dan keras kepala.
Pemain itu berbahaya di mata lawan, maka beragam sliding dan tekel digencarkan untuk mematikan ruang geraknya. Tak jarang ia jatuh terguling, lalu terkapar di tengah lapangan setelah mendapat tekanan. Tapi tak lama kemudian, ia berusaha untuk bangkit, menegakkan badannya lagi dan merebut bola seperti biasanya. Ia berlari lagi di tengah lapangan hijau, bergerak ke kanan dan ke kiri, sambil melukis hijaunya lapangan dengan rambut pirangnya.

Demi trofi, dan demi anak istri 


Layaknya tokoh utama dalam film Braveheart, ia mengomando timnya melakukan serangan. Rambut gondrongnya jadi simbol betapa siap ia melawan tim manapun. Kerja kerasnya mampu menghasilkan banyak kemenangan bagi Juventus, beberapa kali gelar juara dan penghargaan sebagai pemain terbaik Eropa.
Walau sekarang sudah pensiun, di usianya yang hampir setengah abad ia masih bermain di klub kecil setiap pekan, sambil menjalankan tugasnya sebagai wakil presiden Juventus. Dialah si Meriam dari Ceko, Pavel Nedved.

Sosok itulah yang membuat ane kenal dengan dunia sepakbola. Ane hanya penonton, bukan pemain sepakbola yang ikut turnamen di sana - sini. Walau begitu, ingin rasanya menjadi pemain sepakbola seperti Nedved. Makanya ane menyalurkan keinginan itu lewat game sepakbola bernama Winning Eleven, atau yang sekarang biasa disebut Pro Evolution Soccer (PES).

Winning eleven atau Pro evolution soccer 


Game ini muncul sejak era PlayStation generasi pertama. Lewat game ini, ane bisa merasakan bagaimana sulitnya mencetak gol, menyusun serangan balik, dan memilih formasi tim. Dalam game ini juga ada tantangan menjadi juara di liga, menjadi kampiun di beberapa turnamen baik tingkat klub maupun negara, serta bisa jual beli pemain lewat Master League. Tapi kalo masih belum bernyali, bisa juga main pertandingan biasa lewat friendly match atau sekadar training santai.
Yang bikin game ini gak bosan adalah fitur untuk membuat pemain sepakbola sesuai keinginan kita sendiri, mulai dari pemilihan wajah, skill sampai model rambut pun banyak macamnya. Pernah dulu ane buat pemain skillnya dibikin 90 semua, agar bisa gampang cetak gol padahal posisinya penjaga gawang.
Tapi ada kekurangannya. Gambarnya masih kotak - kotak. Wajah pemain banyak yang mirip dengan pemain lainnya. Gerakan pemainnya juga kaku banget terutama pas speed dan menggiring bola.
Komentatornya pake bahasa Inggris logat Jepang gan. Jadi kalo Nedved nyebutnya Netoneto. Kalo Nedved lagi nendang ke arah gawang bilangnya Syuto.

Tampilan game saat bertanding


Walau tampilan grafis seadanya, tapi setidaknya ane merasa sedikit puas bisa memainkan Nedved lewat game itu. Master League hanya ane cicipin sebentar, sebelum PS2 hadir dan menjadi primadona.
Cuma ya itu, banyak alat yang dibutuhkan kalo main PES di PS1 maupun PS2. Tak sedikit perangkat yang dibutuhkan. Harus ada kaset game. Harus ada konsol PS-nya. Harus ada tivinya. Harus ada stiknya. Mau main game sepakbola saja butuh banyak alat, dan ukurannya tidak kecil pula. Betapa repotnya.
Lagian, kalo satu komponen aja bermasalah maka bakal mengganggu aktivitas nge-game. Kaset banyak yang palsu akhirnys macet gak bisa dimainin. Joystick karetnya pada jebol karena keseringan dipencet jadi gak bisa berfungsi. Optik konsol rusak harus diganti yang biayanya gak murah. Kadang peralatan udah normal semua, pas lagi enak-enaknya main eh tiba-tiba listrik mati. Ngeselin kan.
Beralihlah ane dari konsol PS ke laptop. Yah walau mainnya sama-sama butuh listrik buat dayanya tapi seenggaknya gak harus pake stik, bisa pake keyboard. Apalagi waktu itu lagi sering-seringnya begadang garap tugas sekolah. Kalo udah suntuk hiburannya ya main PES, tinggal install trus setting gamepadnya, bisa deh menghilangkan penat sejenak.

Tampilan PES di PS2


Dibanding game PES PS1, maenin game PES PS2 di laptop jauh lebih mengasyikkan. Gambar sudah lebih halus. Wajah pemain hampir mirip dengan aslinya walau masih ada kakunya, terutama para pemain Juve kayak Del Piero, Buffon, dan tentu saja Nedved. Pergerakan pemain waktu dribel bola juga sudah luwes.
Ane ketagihan main PES. Tiap kali bertanding Juve-lah klub yang ane pegang, entah bermain melawan komputer atau melawan temen-temen ane. Sampe suatu saat temen ane bilang, pake Juve melulu emang gak bosen. Ane jawab ya namanya juga suka, mau gimana lagi.
Urusan menang kalah itu nanti, yang penting mah Nedved selalu di hati. Alah.


Pas waktu senggang, ane tetep main PES. Ane ikut semua turnamen mulai dari liga italia, liga inggris, liga champions sampai kejuaraan antar negara pun ane coba kayak euro dan piala dunia. Awalnya sering kalah. Gagal juara di liga dan gugur di fase grup udah sering ane alami. Tapi berbekal ambisi en penasaran, pelan tapi pasti ane mulai menemukan formasi andalan yang cocok dengan gaya bermain ane. Peningkatan terjadi. Ane berhasil jadi juara liga italia, liga inggris, dan liga lainnya di PES. Ane juga sukses menyabet piala cup dari event negara kayak euro dan piala dunia. Gak kerasa, tiba - tiba aja semua piala udah ane raih. Tanpa cheat, tanpa gameshark.


Tapi itu semua gak ada artinya jika dibandingkan dengan kenikmatan mengatur formasi, meracik strategi dan melakukan serangan balik saat bermain PES gan. Formasi yang ane pakai biasanya formasi standar kayak 4-3-3 atau 3-4-3. Tapi kalo udah kepepet ane bikin formasi sendiri yaitu 2-4-4.


Yang paling bikin ane doyan pake formasi 2-4-4 itu saat counter attack gan. Ketika pemain musuh udah banyak yang berkumpul di deket gawang ane, lalu ane rebut bolanya terus dengan cepat ane oper bola ke depan. Disana striker ane yang berjumlah empat udah menunggu gan, sedang bek lawan tinggal dua atau tiga, jadi tinggal gocek kanan kiri dikit akhirnya jebol tuh gawang.



Makanya ane terus main PES. Lalu ane coba memberanikan diri untuk membuat tim sendiri lewat Master League. Awalnya tim ane berisikan pemain-pemain di bawah standar. Tapi ane gak ambil pusing gan, ane tetep menikmati bermain PES. Sering kalah gak membuat ane berhenti. Pelan tapi pasti kemenangan mulai datang menghampiri. Tim ane menjual pemain yang jarang berkontribusi, lalu membeli pemain yang kualitasnya lebih tinggi. Alhasil kemenangan lebih sering terjadi.


Tiap menang, tim ane dapat koin. Koin terus bertambah. Ane pake koin itu buat beli pemain lagi. Deretan pemain yang skillnya hampir "menyala" semua ane beli. Pemain dengan skor 90+ juga masuk tim ane. Dan ane ikut semua kejuaraan baik liga domestik dan cup. Karena tim ane diisi para pemain top maka tim ane gak kesulitan jadi juara dari musim ke musim.



Selain pencapaian tim, ane juga tiba-tiba aja dapat pencapaian individu. Tim Winner yang ane pimpin dulunya punya striker namanya Viduka. Bodi kuat, finishing bagus, mau duel di darat atau di udara juga bisa. Nah pemain inilah yang selalu ane pasang, saat melawan tim kecil juga tim besar. Doi sempet jadi top skor alias pencetak gol terbanyak di semua ajang, sampe namanya ada di posisi teratas top skor sepanjang masa.


Namun sayang, usianya yang semakin uzur membuat kemampuan mencetak golnya menurun. Makanya ane beli pemain muda yang kualitasnya gak bagus-bagus amat buat gantiin Viduka. Pemain gak terkenal gan, namanya Dain. Kadang ane mainkan Viduka en Dain secara bergantian, tapi tak jarang juga ane duetkan di lini depan Tim Winner. Hasilnya? Ajib gan. Tim Winner makin sering cetak gol lewat kedua penyerang itu. Yang ane gak nyangka adalah, setelah Viduka pensiun penampilan Dain malah menjadi lebih ganas gan. Sampai doi jadi top skor dan menyalip Viduka di daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa.


Terakhir kali ane save, Master League yang ane mainin gak kerasa udah sampe season 2021, padahal ane mainnya mulai season 2004.



Tahun demi tahun berlalu, ane masih main PES di laptop untuk mengisi kekosongan ane. Selain mengasuh Tim Winner di Master League, kadang ane juga main friendly match. Tentu saja yang ane pake klub Juve, tapi kalo bosen pilih klub random. Soalnya kalo pake satu tim terus kadang juga boring gan, makanya sesekali pake tim yang dipilih secara acak biar otak fresh lagi.
Tapi sejak munculnya android dan mudahnya download game dari playstore yang jumlahnya sangat banyak, membuat keinginan nge-PES berkurang. Ane tinggalin laptop dan beralih ke Mobile Games.Beberapa yang masih diinget adalah mengalahkan para monster di game Soulcraft, balapan mobil unyu nan seru ala game Beach Buggy Racing, sampai merawat sekumpulan kucing lucu di game Neko Atsume. Intinya game lawas en berukuran kecil semua, mengingat gadget ane keluaran tahun 2015 dan RAM-nya cuma 512 mb. Deretan game yang ane mainkan di tablet itu membuat ane terhipnotis dan lupa waktu, sehingga main PES di laptop pun perlahan ditinggalkan.
Gak cuma itu aja gan. Ditambah urusan kerja dan keluarga, kegiatan main PES lama kelamaan makin jarang.
Sampai akhirnya suatu saat ane browsing cari-cari mobile game seru lewat tablet lawas ane. Eh gak sengaja nemu artikel ini, yang menyatakan bahwa PES 2018 memasukkan beberapa pemain yang telah pensiun ke dalam database pemain mereka, seperti Del Piero, David Beckham dan favorit ane: NEDVED!
Wah asyik nih! Setelah sekian lama gak nge-PES akhirnya bisa dipertemukan lagi dengan Si Meriam Ceko. Seneng banget rasanya denger kabar itu. Jadi gak sabar pengen maenin gelandang ini lagi, apalagi pas doi melepaskan tendangan bledeknya.

Nedved di PES 2018


Masih dari artikel yang sama, PES 2018 bisa dimainkan lewat PS3/PS4 dan iOS/Android. Dari segi menu dan fitur tidak beda jauh dengan versi terdahulunya mulai jual beli pemain, ikut Master League/My Club dan bermain bersama player lain secara online. Bedanya hanya soal grafis yang semakin smooth dan tampak lebih realistis.

Grafis semakin halus


Sayangnya, sekarang main PES lewat konsol PS kok agak gimana gitu ya. Bukannya apa sih, cuma kalo main PS kan seringnya di dalam ruangan terus, gak kena angin sepoi, gak bisa lihat pemandangan lain. Apalagi tuntutan kerja yang kadang mengharuskan ane jarang di rumah, membuat ane terpaksa libur nge-game. Terus gimana dong? Solusinya ya main pake gadget android. Jadi ane bisa tetep gaming sambil bekerja dimanapun dan kapanpun.
Karena PES 2018 ini salah satu mobile games yang belum lawas amat, maka butuh gadget dengan spek yang up to date. Minimal prosesornya yang terbaru. Untuk RAM kalo bisa di atas 3 gb. Nah kebetulan, sekarang produsen hape Vivo telah meluncurkan hape terbarunya dan dengan speknya itu mampu buat main PES 2018.
Adalah Vivo Z1 Pro. Smartphone Gamingdengan kualitas mumpuni buat kalangan gamers.

Vivo Z1 Pro


Prosesornya pake Snapdragon 712 AIEyang bikin aktivitas gaming jadi lebih tangguh. Buat multitasking juga oke. Jadinya gak perlu close aplikasi satu agar aplikasi yang lain bisa berjalan. Prosesor ini cocok untuk gamers yang di saat bertanding tak mau ketinggalan pesan yang masuk lewat WA.
Untuk RAM sudah 4 gb agar main game lancar dan tanpa patah-patah. Gak mau dong lagi asyik-asyiknya Nedved menggiring bola terus tiba-tiba ngelag dan hang. Dengan RAM itu sudah cukup untuk bermain game PES yang secara grafis begitu rinci dan detil tanpa harus macet saat pertandingan berlangsung.
Didukung memori penyimpanan sebesar 64 gb, cocok untuk nyimpen data pemain PES yang selalu update saat transfer window. Agan dan sista mungkin sudah tahu kalo setiap musim transfer selalu terjadi perubahan dalam sebuah tim, dan biasanya tidak hanya satu tapi banyak tim yang melakukan tukar menukar dan jual beli pemain. Sehingga otomatis data game harus diupdate, dan update itu kadang ukurannya gak kecil. Dengan ukuran memori sebesar 64 gb itu, ane gak perlu was-was kehabisan space untuk mengupdate pemain.
Oh ya ane juga gak perlu kuatir sering ngecas karena daya baterainya 5.000 mAH. Berhubung main PES itu butuh ngatur formasi, pilih taktik, pilih pemain maka waktu bermain dalam satu pertandingan jadi lebih lama. Nah dengan baterai tersebut ane gak perlu buru-buru ngeracik strategi karena keburu low bat.
Layarnya juga pas yakni seluas 6,53 inci FHD. Dalam game PES terdapat sebelas pemain yang harus agan kendalikan, dan sebelas pemain lawan yang perlu sista cermati gerakannya. Game ini kalo dimainkan di layar kecil maka secara tidak langsung akan mempengaruhi permainan. Nah Vivo Z1 Pro layarnya cukup lebar yakni 6,53 FHD. Ini bakal menguntungkan agan karena dengan layar seluas itu mantau pergerakan para pemain di lapangan jadi lebih leluasa.
Dan yang gak kalah menarik adalah ponsel ini dibekali GPU Adreno 616 yang mampu meningkatkan multitasking dan main game sebesar 25%.
Ada juga lho fitur rahasianya yaitu Net Turbo, biar gak ngelag saat tanding online bareng player lain.
Udah gitu smartphone ini juga dilengkapi kamera depan 32 mp dan kamera belakang tripel: 16 mp, 8 mp dan 2 mp. Mau jeprat-jepret saat mabar bisa banget tuh.
Gimana gan, lengkap banget kan. Smartphone gaming dengan fitur melimpah itu cukup terjangkau kok. Harganya gak mahal, hanya dengan rupiah 3.099.000 udah bisa buat maenin mobile games kekinian kayak PES 2018.


Fitur melimpah, harga murah


Dengan Vivo Z1 Pro, harapan ane bisa memainkan Meriam dari Ceko lagi dengan praktis dimanapun dan kapanpun, tanpa harus menggunakan perangkat yang besar dan berat untuk dibawa. Terimakasih Vivo. Teruslah berinovasi agar tidak hanya ane saja tapi banyak orang lain juga merasakan manfaat dari teknologi hasil buatanmu, sehingga membuat kami lebih nyaman dan praktis dalam menjalani hidup.
Have a nice day!
Diubah oleh telah.ditipu 14-09-2019 08:35
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
702
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Games
GamesKASKUS Official
38.9KThread15.4KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.