XinHua.NewsAvatar border
TS
XinHua.News
Pria Tionghoa Ini Sahabat Sejati BJ Habibie yang Tak Mau Menodai
SAAT sekolah di Jerman, BJ Habibie ternyata memiliki sahabat sejati yang sering membantu dirinya. Ada penyesalan Habibie, dia tidak bisa membantunya ketika di kemudian hari saat sahabat sejati itu minta tolong dicarikan pekerjaan. Sahabat sejati yang keturunan Tionghoa ini pun akhirnya terusir dari Indonesia di kala Orde Baru.
Itulah yang terungkap dalam dalam film Rudy (Habibie & Ainun 2). Sahabat sejati itu bernama Lim Keng Kie, seorang keturunan China asal Kuningan (dalam film diperankan Ernest Prakasa), yang sama-sama mengambil studi pesawat terbang. Lim pada gilirannya berganti nama jadi Kim Leheru.
Tokoh ini merupakan sosok kisah sebenarnya seorang intelektual Indonesia yang menekuni studi dunia penerbangan bersama BJ Habibie. Namun, perjalanan hidup setelah keduanya lulus berbeda arah di antara keduanya.
Lim pulang ke Indonesia sementara Habibie mendapat pekerjaan di Jerman. Lim pada akhirnya terusir dari negerinya sendiri di masa Orba, yang artinya Indonesia kehilangan satu putra handal di dunia penerbangan.
Persahabatan Habibie dan Lim sebenarnya sudah dimulai sejak di bangku SMA di Bandung. Persahabatan berlanjut saat kuliah di Institut Teknologi Bandung.
Dari segi usia, Lim lebih tua, karakternya tenang dan kalem, sedangkan Habibie meledak-ledak. Meski keturunan China, Lim kental berbahasa Sunda. Lim juga yang memicu Habibie kelak untuk belajar ke sebuah universitas bergengsi di Jerman, RWTH-Aachen. Karena Lim Keng Kie inilah, Habibie terbang ke Jerman dengan biaya sendiri karena gagal mendapat beasiswa.
Persahabatan dua anak muda ini berlanjut saat mereka kuliah di Jerman. Lim Keng yang lebih tua menjadi tempat curhat bagi Habibie di kala ada masalah. Kim yang tenang dan kalem membuat Habibie merasa nyaman.
Lim Keng Kie sering tampil layaknya pemberi nasihat buat Rudy Habibie. Kala itu, sikap Habibie yang keras kepala dan merasa paling benar menjadi penghalang Habibie memperoleh teman selama di Jerman.
Maka, Lim Keng Kie tidak bosan-bosannya mengingatkan Habibie untuk menekan emosinya dan lebih bersabar. Kata-kata yang membuat Lim Keng Kie tidak nyaman adalah kebiasaan Habibie menuding orang ‘bodoh’ di depan mukanya. Menurut Lim Keng Kie pernyataan itu membuat malu orang yang ditudingnya.
Dalam buku Rudy, Kisah Muda yang Visioner (Bentang, 2015), diceritakan bahwa peran Lim bukan itu saja, di saat-saat tertentu ia jadi penyelamat bagi Habibie ketika lagi bokek. Beberapa kali, Lim Keng Kie memberikan bantuan dan pinjaman uang ketika kiriman dari Tanah Air tersendat.
Suatu hari, Lim Keng Kie bertemu Habibie dan mengajaknya untuk makan di sebuah restoran. Seperti biasa, Habibie selalu menolaknya dengan berucap: “Aku puasa Senin-Kamis.”
Lim yang tak percaya langsung menimpali: “Ah, sekarang kan hari Rabu.”
Lim tahu, apa yang diomongkan Habibie hanya akal-akalan karena tak punya uang untuk bayar makan di restoran. Maklum Habibie tak jarang  kiriman duit dari orang tuanya terlambat. Lim Keng Kie meski  anak  orang miskin tetapi karena mendapat beasiswa dari pemerintah masih sedikit ada uang.
Pada akhirnya, Lim Keng Kie lulus paling duluan dari RWTH-Aachen dan kelak menjadi pendiri Fakultas Teknik Penerbangan di ITB. Sayangnya, Lim Keng Kie tak bisa melanjutkan pengabdiannya di Indonesia.
Ya, gara-gara  masalah politik Lim Keng Kie harus terusir dari negeri yang dicintainya. Ini lantaran Lim Keng Kie mengajar di sebuah perguruan tinggi yang saat itu didanai Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki). Baperki ini dituduh Orde Baru sebagai sayap organisasi yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia.
Bagi Habibie, pada bagian inilah kondisi yang mungkin paling disesali Habibie. Dia tidak bisa menyelamatkan Lim Keng Kie, sahabat sejatinya. Habibie yang saat itu sudah bekerja di Jerman dan tengah mengambil doktor dihubungi Lim Keng Kie. Sahabatnya itu meminta bantuan Habibie untuk mendapat pekerjaan di Jerman lantaran karier dan keselamatannya terancam di dalam negeri.
Situasi yang dialaminya diceritakan kepada Habibie, termasuk soal koleganya di ITB Mas Kamaludin yang sudah ditangkap pemerintah Orba dan dibuang ke Pulau Buru.
Habibie sudah mendapat dua  peluang di Jerman untuk Lim Keng Kie dan salah satunya di tempat perusahaan Habibie bekerja. Tapi surat persetujuan untuk Lim Keng Kie dicoret pihak ITB dan itulah masa yang paling gelap dan menyedihkan.
Untuk menyelamatkan dirinya dan keluarga,  akhirnya Lim memilih bermigrasi ke Amerika Serikat. Dia mendapat kerja di sana, dan mendapat jodoh pula
Di kemudian hari, ketika Habibie dilantik menjadi Presiden menggantikan Soeharto, Lim Keng Kie menjadi  orang pertama yang diundang secara resmi ke Istana Kepresidenan. Lim Keng Kie diundang  bersama istrinya, Hilda.
Sebenarnya, Habibie beberapa kali membujuk Lim Keng Kie untuk pulang ke Indonesia. Namun lantaran memiliki sejarah pernah mengajar di kampus yang dianggap pro komunis, Lim Keng Kie menolaknya karena khawatir menodai karier Habibie. Dia tetap di luar negeri. (*/win)



[url]http://poskotanews.com/2019/09/13/pria-tionghoa-ini-sahabat-sejati-bj-habibie-yang-tak-mau-menodai/ [/url]

sahabat gan
gavin44Avatar border
pongasexAvatar border
celupersAvatar border
celupers dan 8 lainnya memberi reputasi
9
5.1K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.