- Beranda
- Stories from the Heart
Kala Di Rawat Inap Part 2 - Dan Dia DATANG Menjenguk (True STORY)
...
TS
vikron
Kala Di Rawat Inap Part 2 - Dan Dia DATANG Menjenguk (True STORY)
Kala di Rawat Inap Part 2
Dan Dia DATANG Menjenguk
Selamat Malam pagi siang sore Agan Sista semua, kembali lagi di malam jumat ini, saya akan melanjutkan kisah saya selama di Rawat inap, yang belum baca monggo baca dulu dari cerita-sebelumnya agar paham sebelum baca cerita ini. Dan untuk yang sudah baca terimakasih masih mau menunggu kelanjutan cerita dari saya yang masih newbie menulis sebuah kisah misteri, semoga agan sista semua menikmati kisah-kisah yang saya sajikan dari pengalam asli ini. Tidak perlu belama-lama ngasi intro, inilah kisah saya Kala di Rawat Inap
Cekindol
Eh..
Lanjuuuuuut
Quote:
Quote:
"lek, seng ndek samping wi po wes sue, loro opo to (lek, yang dikamar samping itu apa sudah lama disini, sakit apa sih?) tanyaku
" oalah, kui ki wes muleh ndek esuk mau, wonge wes sedo, ngopo to jane? (oalah, itu mah sudah pulang pagi tadi, orang sudah meninggal, kenapa emangnya?)
jelas lek ku
Innalillahi wa Innalillahi roji'un" trus mau seng mertamu karo seng nyauri ki sopo???!! (Innalillahi wa innalillahi roji'un, trus yang tadi menjengukdan menanggapi siapa???!!)
Karna kejadian itu saya sehabis makan ingin buru-buru tidur, agar lekas bertemu mentari kembali, sepertinya esok lebih indah daripada malam ini yang penuh dengan tanda tanya.
Semoga takkan ada lagi kejadian aneh dikemudian hari, karna disini saya masih lama, belum jelas kapan saya diperbolehkan untuk Pulang
Malam berganti pagi, tibalah saya di hari ke 6. Suasana sejuk menyergap tubuh dengan dinginnya yang datang terbawa angin
Brrrr... Dinginnya menyengat hingga ke tulang, tubuhku yang labil ini serasa ikut menggigil dibuatnya.
Jenuh dengan kegiatan yang hanya tidur bangun minum obat diperiksa makan minum tidur lagi lalu boker, yah bosan, saya sangat bosan. Saya memutuskan pagi itu untuk keluar kamar menikmati embum yang belum hilang karna mentari yang masi lelap dikalahkan bulan.
Saya berjalan menyusuri lorong dengan sedikit menahan pusing juga panas dibadan, pelan namun pasti saya keluar menuju teras gedung. Gedung yang saya inap ada 6 kamar tepat dibelakang mushola dekat gerbang masuk mobil UGD,Dan hanya saya yang menghuni satu gedung itu. Masi sangat pagi saya menikmati embun, belum ada banyak nyawa yang terlihat keluar dari ruangan, hanya sesekali ada yang selesai sholat, saya duduk sambil minum minuman penambah ion, sebut saja Ponari Suet ya gansis haha (karna saran dari pak joko juga diminta konsumsi minuman penambah ion biar lekas naik trombosite nya, kurang paham juga ada pengaruhnya atau tidak, jadi ya saya manut saja)
Suasana sejuk itu sangat nyaman, membuat saja enggan beranjak dari sejuknya hawa itu, pemandangan kabut embun juga menambah saya betah duduk berlama-lama
Mata saya tertuju ke mushola, saya pandangi mushola itu, sudah mulai sepi tak ada lagi orang-orang yang sholat, entah kenapa saya mulai mamandangi mushola tersebut..
tiba-tiba..
Wuuuushh...
Angin dingin datang melewati muka dan tubuh saya
Entah datang darimana angin itu..
Wusssh..
dinginya merasuk bercampur dengan perasaan tak enak, mood yang tadinya nyaman berubah menjadi tanda tanya
awet mau ayem-ayem ae, ora ono angin ora ono udan, wit-witan yo meneng kok ono angin liwat ya?(dari tadi adem ayem aj, tidak ada angin tidak ada hujan, pepohonan juga diam kok tiba-tiba ada angin lewat ya)
Tak lama dari perkataanku tadi
Wueeess..
Astagfirullah hal adim, opo wi
Ada sesuatu yang tak kuharapkan..
Mengusik kenyamananku yang sedang duduk santai..
Ia muncul..
sekelebat sosok hitam
samar-samar
dengan cepatnya ia melintas dari mushola menuju gedung sebrang didepan saya
Saya terkejut, tadi angin lalu muncul samar-samar sosok itu melintas
Pagi-pagi begini, masih sangat gelap, kenapa ada saja yang Nampak usil, saya langsung berdiri berbegas meninggalkan teras dan masuk kembali
Mungkin Halu karna nyawa belum terkumpul, iya benar, mungkin saya sedang halu
"bar ko ndi le kok koyo diuber demit ae mlaku cepet-cepet (darimana le, kok jalan cepet kaya dikejar demit)"
Tanya ayahku
"mau ko ngarep, wes aku kebelet nguyuh (tadi dari depan, uda aku kebelet kencing)
Sahutku menutupi kejadian tadi
Iya, kembali lagi soal mereka yang tidak begitu percaya dengan yang saya lihat kemaren, jadinya saya juga menutupi kejadian demi kejadian yang saya alami
Saya paksakan untuk tidur kembali, agar saya tidak begitu kepikiran dengan yang saya lihat.
.....
Pagi berganti siang, siang menjelang malam saya baru tersadar bangun dari tidur
"angklermen lahmu turu (nyenyak sekali tidurmu)"
Lek ku bertanya
"hehe, enak og"
"ndang mangan sek (buruan makan dulu)
Sahut lek ku sembari menyodorkan makanan
Saya dikasih makan karna dari pagi belum makan, lalu mereka berbincang-bincang diluar dekat lorong, saya didalam sendiri
Tapi...
Tercium bau...
Iya bau yang agak asing..
Seperti rambut terbakar..
Lalu..
Suasana yang tadinya nyaman berubah menjadi mencekam..
hawa yang tadinya enak berubah menjadi hawa takut yang menyerang dengan cepat..
Amat cepat hingga menyerang ketakutanku..
Bulu kuduk ku berdiri..
Dduk.. Dduk..
Jantungku berdegub kencang..
seolah-olah ada dalam keadaan berbahaya yang tak terhindarkan
Dan..
Kretek.. Kretek.. Kretek
Suara itu seperti seolah memaksa merobek tembok
Iya, tembok itu terkikis seakan-akan ada yang mencoba keluar
Benar saja
Saya terperangah
Ada sosok Kepala..
keluar dari sela-sela tembok atas pintu..
Kretek.. Kretek..kretek
Hmmmm
Terdengar jelas gumaman ditelingaku
Saya tak berani berteriak, hanya membisu sambil membaca doa dalam hati
Bau itu semakin menyengat
Lalu
Ia hilang
Hmmm
Ia muncul kembali
Dekat, sangat dekat disamping tempat tidur saya
Kepala
Ia, sosok Kepala dengan mata yang agak merah bergaris urat berwarna hijau yang muncul dipupil matanya, kepalanya terbelah dan tersingkap sedikit otaknya, mukanya terlihat seperti habis terbakar, menyisakan sedikit rambut yang juga terbakar seolah-olah sedang marah menatap sambil bergumam dan terus bergumam, giginya yang bergerigi layaknya gigi hiu mulai membuka mulut dan mengeluarkan lidahnya
Ia menjulurkan lidahnya seolah ingin menjilati ku
Tanpa perlawanan
Hanya mental yang mulai jatuh
Takut yang mulai menggerogotiku
Memancingku untuk menguatkan pertahanan tubuhku yang mulai tarpaku
Kaku..
Dengan kekuatan yang tersisa
Saya diam dan mencoba memejamkan mata
Tapi..
Hmmmm... Hmmm
Gumaman itu tak henti-henti nya mengganguku
Dan
Wush..
Sosok itu hilang saat yong ku masuk membawa makanan
Fiuh, jantungku yang mau copot, keringat dingin yang sedari tadi mengucur keluar mulai terhenti seolah merasakan aura kebebasan. Tapi, Yang membuat saya penasaran, sosok tadi itu APA? (ada yang bisa menjelaskan sosok apa itu? Silahkan dikoment ya gansis 😁😅)
Haripun berganti...
Kala itu siang datang membawa sang mentari dengan gagahnya, membuat cuaca panas terik yang mebakar mendung sampai tak berani muncul, padahal sedang musim penghujan.
Semua berkumpul dan asik makan dilantai tak beralas, suasana yang tadinya panas serasa lebi bahagia karna nikmatnya makan bareng kumpul keluarga. Saya yang separuh duduk dikamar tidur memperhatikan senyum dan gurauan juga obrolan mereka, senang sekali rasanya bisa berkumpul walaupun dikeadaan begini, sedikit penyesalan mengikis hatiku yang saking sibuknya dengan duniaku yang baru di Kota Istimewa itu, hingga lupa dengan keluarga besar yang slalu membawa tawa untukku.
Saya perhatikan lagi mereka yang sedang makan, seperti tak ada yang salah, iya, tak ada yang ada aneh pun,hingga akhirnya mulai menemukan keganjilan yang membuat saya agak bingung
Disana
Dibalik kerumunan mereka
Ada yang hadir ikut bersantap makan
Sosok itu jelas terlihat dibelakang lek-ku
Iya benar,..
kuperhatikan lagi dan lagi
Sosok itu benar-benar asing bagiku
Ia memakai daster warna merah khas ibu-ibu berumuran 30-40tahun, ia hanya makan dengan lahap tak ikut berbincang-bincang
Kuperhatikan kembali sosok itu
Ia hanya senyum dan menganggukan kepala lalu makan kembali
Aneh, sangat aneh memang, ia berada disitu ikut makan hingga semua selesai makan lalu ntah hilang kemana
Dan yang membuat semakin aneh, kenapa sosok ibu-ibu ini tak ada yang menyadari ataupun mengajak ngobrol layaknya yang lain?
Yang tersirat dipikiranku hanya
Apa bisa makhluk yang tak kasat mata itu, Numpang Makan pas mereka lapar?
Entahlah, saya juga tak mengerti maksud Ibu-ibu tersebut, secara digedung itu hanya saya sendiri, kalaupun beneran manusia, seharusnya obrolan akan tertuju ke ibu-ibu tersebut. karna pasti akan dianggap tamu oleh keluarga saya
Yasudahlah, biarkan saja itung-itung bagi-bagi makanan ya 😅
....
Siang berlalu begitu saja, dan malam mulai menyambut ditandai dengan lengsernya sang mentari yang memerah dikalahkan langit, dan sedikit demi sedikit hilang ditelan gelap.
Saya yang sedang asik memainkan handphone, mulai fokus tak menghiraukan mereka-mereka yang menunggu diluar, walaupun ada yang didalam juga sedang asik mengobrol.
Hingga suatu ketika
Terdengar jelas
"Tulooong...tulooong..
Suster...celukno dokter suster..
Aku g kuat wesan (tolong.. Tolong.. Suster.. Panggilkan dokter suster.. Saya sudah tidak kuat
Bulu kuduk ini kembali berdiri
Seolah menjadi alarm akan ancaman yang menghampiri
Suasana obrolan yang ramai mulai serasa sepi
Hening
Sekejap
Lalu
Ruang samping itu mengeluarkan suara kembali...
Tapi
Tak ada satupun yang mendengar suara itu
"Tuloooong... Tuloooong
Sekali lagi suara itu meronta kesakitan
" lek we krungu ora(lek, kamu dengar tidak) "
Tanyaku
" krungu opo? (dengar apa? )"
Sahut lek-ku menanyakan balik
" iku lho seng neng samping lek yoh-yoh (itu lho yang disamping)
Ketusku karna kesal
" halah-halah, we wi ngopo neh to jane, wes diomongi neng gedung kene ki lho gor awake dewe tok le wes g ono pasien neh liane koe, wes-wes ga sah digubris, ndak aku melu wedi (halah-halah, kamu tu kenapa lagi, sudah dibilang digedung ini hanya kita aja tidak ada pasien lain selain kamu, sudah-sudah ngga usah digubris, nanti aku ikut takut)
Sahut lek ku menenangkan (nah dia adalah lek ku adiknya ayahku yang notabene memang agak penakut soal begituan 😁)
Karna tak ada satupun yang mendengar yasudah saya mengalah dan kembali menikmati membuang waktu dihandphone, dengan sedikit penasaran yang sekali lagi masih tak terjawab saya mencoba tetap menyimpannya dalam-dalam, sepertinya memang ada sesuatu disini, ataukah Demit ini ingin menyampaikan sesuatu??!! Who knows 😅
Malam semakin larut, nyawa yang sedari tadi banyak berbincang ria mulai tertidur satu persatu, hingga tersisa saya yang masih asik memainkan handphone,
Tak sadar jam sudab menunjukan pukul setengah 1 dini hari, ayahku dan lekku tidak dikamarku, mereka mungkin sedang ngopi diluar atau entah dimana, lek dan ibuku pun sudah terlelap dalam mimpi, nyamuk yang menjajah kulit mereka dan menyedot darah mereka tak membuat mereka bangun begitu saja.
Suasana serasa hening, suara malam pun terdengar jelas membisik ditelinga, deru motor melintaspun juga terdengar samar-samar saat melewati Puskesmas ini.
Sampai akhirnya
Dia DATANG
seolah-olah ingin Menjengukku
Tapi anehnya kenapa ditengah malam seperti ini?
Entah siapa?
Dia berjalan agak pincang..
Sosok itu
Lagi-lagi tak kukenal
Siapa? Mengapa dia kesini? Saya hanya bertanya dalam hati tak berani berucap
Sosok itu melangkah masuk, dengan senyum diwajahnya, ia memakai peci hitam, agak tua berkeriput dengan tahi lalat dibawah mata kanan, memakai baju batik hijau kecoklatan panjang
Hawa yang tadinya hening langsung berubah menjadi menyeramkan, muka yang tadinya biasa berubah menjadi kebingungan juga takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan
Lalu
Dia duduk
Dengan senyum
Ia menepuk pundak saya
Dan.. Dan.. Dan...
Saya kaget
"wes ga popo, awakmu wes mari, sesok awakmu iso bali( sudah ngga apa-apa, kamu sudah sembuh, besok kamu bisa pulang)"
ia mengatakan dengan jelas seperti itu lalu menghilang begitu saja
Saya hanya terpaku shock kaget dengan bulu kuduk yang berdiri sembari kembali mengucurkan keringat dingin tak berdaya dan tak bisa berbuat apa-apa
Lalu, sosok apalagi lagi ini, kenapa semakin kesini semakin aneh yang saya terima lagi dan lagi
Wallahu alam
Semoga ada hikmah dibalik semua ini
Dan semoga tak akan ada lagi keanehan demi keanehan menerpaku Bertubi-tubi
To be Continued
Oke gan segitu dulu saya kupas kisah ini, saya akan lanjutkan kembali dilain waktu, semoga cukup menghibur dan greget nya dapet ya gansis, jika banyak penulisan yang kurang mohon dimaafkan karna saya masih belajar hehe
Jika ada yang punya pengalaman yang hampir-hampir mirip silahkan koment dibawah ya gansis
Oh iya, jika agan sista menikmati cerita saya monggo kasih cendol ya gansis
Akhir kata
Salam telo dari saya, karna telo selalu enak saat hangat dan mengenyangkan pula, seperti salam telo ini,salam hangat dan bersahabat
See yaa
Diubah oleh vikron 18-09-2019 02:46
bohemianflaneur dan 7 lainnya memberi reputasi
8
4K
Kutip
14
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.4KThread•41.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru