AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Ingin Olahraga Maju? Pemerintah Boleh Coba Ini!


Indosport.com




Dari sekian banyak cabang olahraga yang ada di Indonesia, rasanya hanya 2 (dua) cabang yang paling populer.

Yang pertama, populer karena prestasinya, yaitu cabang Bulu Tangkis, sebab olahraga ini telah benyak menorehkan catatan emas, dan melahirkan atlet-atlet ikonik, seperti Susi Susanti, Alan Budi Kusuma, Rudi Hartono, Tafik Hidayat, dan lain-lain.

Yang kedua, populer karena prestisenya, yaitu cabang Sepak Bola, sebab olahraga ini paling banyak penggemarnya, paling sering kisruhnya, namun belum pernah menunjukkan medalinya.

Walaupun cabang yang lain juga ada, namun gaungnya kurang menggema, sehingga kurang terdengar gegap gempitanya.
***
Mengapa hanya dua cabang itu saja yang lebih populer? Saya pikir, ini karena keduanya mempunyai induk organisasi yang menaunginya, serta adanya sponsor utama yang membiayai setiap kegiatannya.

Sebut saja Sepak Bola, jelas berada di bawah payung PSSI, dan Bulu Tangkis yang diayomi PBSI. Ini bukan berarti cabang olahraga yang lain tak punya induk, melainkan karena induknya kurang ‘taji’, sehingga kurang menarik perhatian para sponsor untuk mendanainya.
***
Dari gambaran di atas, jelas bahwa sponsor merupakan pilar utama untuk tetap eksisnya sebuah cabang olahraga. Meski setiap cabang mendapat anggaran dari pemerintah, namun dana dari sponsor tetap yang paling utama.

Akibatnya, setiap cabang olahraga itu seolah dikendalikan atau dimiliki oleh sponsor. Apalagi jika ia menjadi sponsor tunggal yang menyuplai dana yang lebih besar dari dana pemerintah.

Karena itu, jika ingin setiap cabang olahraga di Indonesia menjadi lebih maju, maka pemerintah harus tegas dalam melaksanakan hal-hal berikut:


1. Pemerintah Sebagai Sponsor Utama



Sponsor Utama

Pemerintah harus menjadi sponsor utama, dengan ‘menggoyang’ semua BUMN / BUMD untuk menjadi sponsor utama pada setiap kegiatan ajang olahraga, di samping Kemenpora sendiri.

Kalaupun harus mencari sponsor pihak ketiga, maka usahakan jangan menjadi sponsor tunggal. Dan kalaupun hanya ada sponsor tunggal, maka suplai dana dari pemerintah yang harus lebih banyak, misalkan 60:40. Hal ini bertujuan agar kendali kegiatan olahraga tetap sepenuhnya berada di tangan pemerintah.

Jika pihak sponsor yang lebih banyak berperan, khususnya di bidang dana, maka sangat wajar mereka meminta imbalan atau kompensasi, baik berupa materi maupun non materi, misalnya memasang iklan perusahaan mereka, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dan sebagai perusahaan, mereka sangat mengerti bagaimana menempatkan sebuah iklan, baik secara tersurat atau tersirat. Jika tersurat maka mudah terbaca. Sedangkan yang tersirat, inilah yang sering menjadi tanda tanya. Misalnya, tulisan Djarum pada kostum atlet, apakah itu sebuah iklan rokok, atau hanya nama perusahaan?

Andai perusahaan itu bukan sponsor utama, tentu pemerintah takkan berkecil hati jika sponsor itu ‘ngambek’, sebab roda kegiatan olahraga tidak dipegang mereka sepenuhnya. Pemerintah masih bisa jalan sendiri tanpa sponsor pihak ketiga.

Tapi kenyataannya, selama ini pemerintah sepertinya sudah menyerahkan sepenuhnya urusan itu kepada pihak sponsor. Maka ketika sponsor undur diri, kegiatan olahraga pun jadi ‘mati berdiri’.


2. Rekrutmen Atlet Secara Terbuka

Setahu saya, sehebat apapun seseorang dalam satu bidang olahraga, katakanlah di Bulu Tangkis. Sungguh dia takkan bisa menjadi atlet yang tergabung dalam PBSI, jika ia tak punya linkatau dana untuk masuk ke sana.

Maka selamanya atlet-atlet itu menjadi ‘pemain kampung’ karena tak ada organisasi yang menaungi dan membawanya ke event-event nasional apalagi internasional.

Miskin prestasi

Yang masuk ke event tersebut hanyalah mereka yang tercatat di organisasinya, yang barangkali karena adanya link atau dana tersebut. Alasannya, tuh selama ini tak pernah terdengar ada ‘perekrutan atlet baru’ yang terbuka untuk umum.

Adakanlah perekrutan atlet seperti halnya penerimaan CPNS, sehingga orang-orang yang memang berbakat dan berkompetensi bisa terjaring di sana.
****
Barangkali hanya dengan dua langkah di atas, jika dapat dilaksanakan dengan konsisten, maka mutu olahraga dan atlet di Indonesia akan semakin baik.(*) {No.449}
*******
Opini pribadi.
Diubah oleh Aboeyy 01-10-2019 02:26
dhinie08Avatar border
dhinie08 memberi reputasi
1
511
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.