Pengunjukrasa Hong Kong Meminta Trump Untuk 'Membebaskan' Kota, Nyanyikan Lagu AS

Para pengunjuk rasa berbaris dari Chater Garden ke konsulat AS di Hong Kong. (AFP)

HONGKONG:

Puluhan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan Hong Kong pada hari Minggu dan berbaris ke Konsulat AS, mendesak anggota parlemen Amerika untuk mengeluarkan undang-undang untuk mendukung aspirasi demokratis di kawasan itu.

Demonstrasi dan pawai yang disetujui oleh polisi melalui pusat kota memiliki beberapa jebakan parade 4 Juli, ketika pengunjuk rasa melambaikan bendera Amerika dan memainkan Star Spangled Banner. Demonstran membawa tanda-tanda merah, putih dan biru meminta Presiden Donald Trump untuk "Bebaskan Hong Kong" dan berteriak: "Bebaskan Hong Kong, selesaikan aksinya!".

Seperti yang telah terjadi di masa lalu dengan demonstrasi umumnya damai, kekerasan pecah pada akhir hari. Menjelang sore, kelompok-kelompok pengunjuk rasa telah merusak sebuah stasiun kereta bawah tanah utama di pusat Hong Kong yang ditutup oleh polisi pada hari sebelumnya dan membakar salah satu pintu masuknya. Para pengunjuk rasa yang mengenakan topeng dan helm muka menghancurkan jendela-jendela stasiun, meninggalkan tumpukan kaca di trotoar. Mereka melemparkan tanda-tanda jalan dan mengosongkan tong sampah di tangga kereta bawah tanah dan mulai membangun barikade di jalanan.


Kemudian pada malam hari, polisi menembakkan gas air mata berulang kali untuk membubarkan para pengunjuk rasa di distrik perbelanjaan populer Causeway Bay.
1 m11-an

Kerumunan besar membawa pesan protes Hong Kong ke konsulat AS

Sekelompok besar aktivis pro-demokrasi berbaris ke konsulat Amerika Serikat di Hong Kong pada hari Minggu dalam upaya untuk meningkatkan tekanan internasional terhadap Beijing setelah tiga bulan protes besar dan kadang-kadang kekerasan.

Kantong-kantong kekerasan berlanjut selama dua malam berturut-turut, meskipun pemimpin Hong Kong Carrie Lam memutuskan untuk menarik RUU ekstradisi yang sangat tidak populer yang pada awalnya memicu krisis politik selama berbulan-bulan - sebuah tanda yang jelas bahwa konsesi telah ditolak dengan suara bulat oleh mayoritas warga. pengunjuk rasa pro-demokrasi.

Ketika perselisihan di Hong Kong - dan tindakan keras polisi yang menyertainya - berlanjut, Lam dan pemerintahnya harus menghadapi kemungkinan meningkatnya kritik internasional, terutama dari Amerika Serikat, di mana anggota parlemen kini telah kembali dari liburan musim panas mereka.

Pihak berwenang bahkan menargetkan aktivis terkemuka yang belum berada di garis depan protes baru-baru ini. Mantan pemimpin mahasiswa Joshua Wong, yang dijadwalkan untuk mengunjungi Amerika Serikat segera untuk bersaksi pada sidang kongres untuk mendukung RUU Hong Kong, ditangkap di bandara kota ketika kembali dari perjalanan di Taiwan, katanya melalui perwakilan hukum Minggu sore.

Wong ditangkap karena "melanggar syarat jaminan" setelah penangkapannya bulan lalu, tetapi mengatakan ini karena kesalahan dalam sertifikat jaminannya. Dia mengatakan dia berharap akan dibebaskan hari Senin tetapi menyebut penahanannya semalam "benar-benar tidak masuk akal."

Komite menyerahkan petisi kepada seorang pejabat konsulat yang menyerukan ratifikasi cepat di Kongres Hong Kong untuk Hak Asasi Manusia dan Demokrasi, sebuah RUU yang mendapat dukungan bipartisan. Protes terbaru ini kemungkinan akan memicu kemarahan Beijing, yang menuduh Amerika Serikat ikut campur dalam krisis politik selama berbulan-bulan dan memperingatkan bahwa Hong Kong adalah masalah internal Cina.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera nasional AS ketika mereka berbaris dari Chater Garden ke konsulat AS di Hong Kong. (AFP)
Anggota Komisi Eksekutif-Kongres untuk China memperkenalkan kembali undang-undang itu pada bulan Juni, beberapa hari setelah satu juta orang berbaris menyerukan agar undang-undang ekstradisi dihapuskan.
RUU ini akan memerlukan tinjauan tahunan perlakuan khusus yang diberikan oleh Washington ke Hong Kong berdasarkan Undang-Undang Kebijakan Hong Kong AS 1992. Ini akan mencakup hak istimewa perdagangan dan bisnis yang dinikmati oleh Hong Kong, terpisah dari Cina. Undang-undang juga menyerukan pembekuan aset dan penolakan untuk memasuki Amerika Serikat sehingga orang-orang ditemukan "menekan kebebasan dasar" di Hong Kong.
"Pemerintah Cina melanggar janji mereka untuk memberikan kebebasan dan hak asasi manusia ke Hong Kong. Kami ingin menggunakan AS untuk mendorong China melakukan apa yang mereka janjikan lebih dari 20 tahun lalu," kata seorang pemrotes berusia 24 tahun yang menolak menjadi bernama. Dia mengenakan topi merah "Make America Great Again". "Pemerintah AS dapat membuat China berpikir: Apakah mereka benar-benar ingin kehilangan Hong Kong?"
Lam, kepala eksekutif Hong Kong, menunda RUU ekstradisi pada pertengahan Juni, tetapi tidak sepenuhnya menariknya sampai hari Rabu. Dalam minggu-minggu di antara aksi-aksi itu, protes melebar dalam intensitas dan cakupan untuk fokus yang lebih luas pada erosi Beijing "satu negara, dua sistem," kerangka kerja di mana Hong Kong telah ada sejak diserahkan kembali ke Cina pada tahun 1997.
Dalam indikasi meningkatnya protes anti-Cina, para pengunjuk rasa pada hari Minggu membawa poster dan stiker yang menggambarkan bendera Tiongkok dengan bintang-bintang kuningnya disusun ulang menjadi swastika.
Swastikas dengan istilah "Chinazi" juga dicat-semprot di distrik Tengah.
Konsesi Lam, yang juga termasuk memperkuat komite pengawasan polisi independen,

A huge crowd of pro-democracy activists marched to the United States consulate in Hong Kong on Sunday in a bid to ramp up international pressure on Beijing following three months of huge and sometimes violent protests.
Kantong-kantong kekerasan terus berlanjut selama dua malam berturut-turut, meskipun pemimpin Hong Kong Carrie Lam memutuskan untuk menarik RUU ekstradisi yang sangat tidak populer yang pada awalnya memicu krisis politik selama berbulan-bulan - sebuah tanda yang jelas bahwa konsesinya telah ditolak bulat-bulat oleh mayoritas warga. pengunjuk rasa pro-demokrasi.
Ketika pertikaian di Hong Kong - dan tindakan keras polisi yang menyertainya - berlanjut, Lam dan pemerintahnya harus menghadapi kemungkinan meningkatnya kritik internasional, terutama dari Amerika Serikat, di mana anggota parlemen kini telah kembali dari masa istirahat musim panas mereka.
Pihak berwenang bahkan menargetkan aktivis terkemuka yang belum berada di garis depan protes baru-baru ini. Mantan pemimpin mahasiswa Joshua Wong, yang dijadwalkan akan mengunjungi Amerika Serikat segera untuk bersaksi pada sidang kongres untuk mendukung RUU Hong Kong, ditangkap di bandara kota ketika kembali dari perjalanan di Taiwan, katanya melalui perwakilan hukum di Minggu sore.
Wong ditahan karena "melanggar syarat jaminan" setelah penangkapannya bulan lalu, tetapi mengatakan ini karena kesalahan pada sertifikat jaminannya. Dia mengatakan dia berharap akan dibebaskan Senin tetapi menyebut penahanannya semalam "benar-benar tidak masuk akal."
Panitia menyerahkan sebuah petisi kepada seorang pejabat konsulat yang menyerukan pengesahan cepat di Kongres Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong, sebuah RUU yang mendapat dukungan bipartisan. Protes terakhir ini kemungkinan akan memicu kemarahan Beijing, yang telah menuduh Amerika Serikat ikut campur dalam krisis politik selama berbulan-bulan dan memperingatkan bahwa Hong Kong adalah masalah internal Tiongkok.



para pengunjuk rasa pada hari Minggu membawa poster dan stiker yang menggambarkan bendera Tiongkok dengan bintang-bintang kuningnya disusun ulang menjadi swastika.
Swastikas dengan istilah "Chinazi" juga dicat-semprot di distrik Tengah.
Konsesi Lam, yang juga termasuk memperkuat komite pengawasan polisi independen, disambut dengan permusuhan di antara para pengunjuk rasa, yang menginginkannya untuk memenuhi empat tuntutan lainnya yang telah mereka buat.

Langkah untuk sepenuhnya menarik undang-undang itu "adalah latihan hubungan masyarakat vis-a-vis Beijing dan Washington," kata Andreas Fulda, penulis buku tentang upaya demokratisasi di Cina dan seorang kolega senior di Institut Penelitian Asia Universitas Nottingham. "Carrie Lam punya alasan untuk khawatir tentang respons AS yang kuat" ketika Kongres duduk lagi, katanya.
Ketidakpercayaan yang meningkat dan permusuhan publik terhadap polisi sekali lagi terbukti pada hari Minggu setelah puluhan polisi berhenti dan mencari pengunjuk rasa di jalan mewah di distrik Tengah dipenuhi dengan toko-toko mewah. Para pengejek mengejek polisi, berteriak "malu" dan bersorak ketika sekelompok perwira taktis meninggalkan daerah itu.
"Mereka berpikir bahwa ini mungkin taktik mundur dan cara untuk menenangkan gerakan, tetapi sangat jelas bahwa itu tidak ditujukan kepada gajah di dalam ruangan, yang merupakan militerisasi Kepolisian Hong Kong," tambahnya.
Sebelumnya Sabtu, "stress test" kedua dijadwalkan oleh para pemrotes untuk mengganggu transportasi ke Bandara Internasional Hong Kong tetapi digagalkan oleh polisi. Akhir pekan lalu pengunjuk rasa menyebabkan kemacetan parah dan keterlambatan jalur kereta api ke bandara. Polisi memblokir upaya hari Sabtu dengan petugas mengenakan peralatan anti huru hara yang ditempatkan di halte kereta bawah tanah dan terminal feri dan naik bus untuk memeriksa para demonstran.
"Kami berada dalam situasi yang sangat mendesak. Kami membutuhkan semua dukungan yang bisa kami dapatkan," kata Cody, seorang pekerja IT berusia 30 tahun yang menghadiri pawai tersebut.
Mereka yang mendorong tanggapan pemerintah AS yang lebih kuat terhadap situasi di Hong Kong mengatakan Washington memiliki beberapamemiliki beberapa opsi, termasuk bahasa yang dirusak dalam Undang-Undang Kebijakan Hong Kong dengan cara yang secara efektif akan membatasi interaksi pemerintah dengan pemerintah dan mengubah hubungan ekonomi AS dengan Hong. Kong

Percakapan telah terjadi antara anggota parlemen dan anggota komite hubungan luar negeri selama musim panas, ketika Kongres sedang istirahat, dan anggota parlemen telah mengamati perkembangan lebih lanjut sebelum memutuskan seberapa aktif mendorong RUU ketika kembali dalam sesi.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi, D-Calif, mengatakan awal pekan ini bahwa anggota parlemen harus bergerak untuk mempercepat RUU tersebut. Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell, R-Ky, mengatakan dalam sebuah wawancara Selasa bahwa ia akan mendukung undang-undang untuk "memperbaiki" Undang-Undang Kebijakan Hong Kong yang ia bantu berikan pada tahun 1992.

Desakan untuk mengesahkan undang-undang tersebut telah menggagalkan anggota parlemen pro-formasi di Hong Kong.

"Secara tradisional, tagihan ini menargetkan negara-negara tertentu, mereka adalah negara-negara berkembang, dengan diktator di negara-negara itu," kata Felix Chung, seorang anggota parlemen pro-Beijing yang melakukan pernah berkunjung sebagai bagian dari delegasi parlemen Hong Kong bulan lalu ke Montana untuk bertemu dengan anggota Kongres dan Senator.

"Tapi Hong Kong sudah sangat dekat dengan AS, secara ekonomi dan sosial, tidak pernah menjadi target pemerintah AS, jadi mengapa mereka harus menggunakan tagihan tertentu untuk menghukum Hong Kong?" dia menambahkan.

Sementara para pemimpin dari kedua belah pihak telah vokal dalam dukungan mereka terhadap pengunjuk rasa Hong Kong, Trump telah mengambil sebagian besar tanggapan langsung terhadap pergolakan. Bulan lalu, dia mengatakan Presiden Cina Xi Jinping dapat "dengan cepat dan manusiawi menyelesaikan masalah Hong Kong." Sebelumnya, ia menggambarkan pemrotes sebagai "kerusuhan," istilah yang digunakan oleh otoritas Hong Kong dan karakterisasi pemrotes diperjuangkan sebagai salah satu tuntutan mereka.

Kurt Tong, yang menjabat sebagai Konsul Jenderal AS di Hong Kong sampai musim panas ini, mengatakan dalam sebuah pidato di Washington pada akhir Juli bahwa Hong Kong diperlakukan sebagai masalah "tingkat kedua" oleh pemerintah, yang lebih fokus pada Iran, Korea Utara . Korea dan perang dagang dengan Cina.