Keterlambatan bicara pada anak seringkali diremehkan oleh orangtua. Sebagian besar orangtua masih berpendapat bahwa anak yang terlambat bicara , ditunggu saja karena pasti nantinya akan dapat berbicara sendiri di kemudian hari. Pendapat ini sama sekali tidak tepat. Keterlambatan bicara pada anak akan sangat mempengaruhi kepandaiannya di masa yang akan datang. Sebagian besar penelitian di bidang tumbuh kembang anak yang terkini membuktikan bahwa kemampuan kognitif anak yang terlambat bicara nilainya lebih rendah dibandingkan anak yang mampu berbicara sesuai dengan usianya.

Untuk itu masih diperlukan meningkatkan kesadaran dan kemauan orang tua pada umumnya dan seluruh masyarakat khususnya bagaimana melakukan deteksi dini keterlambatan bicara pada anak, sehingga dapat dilakukan pencegahannya sejak dini.
Hal yang perlu direnungkan oleh orang tua masa kini adalah dalam praktek sehari hari banyak sekali keluhan terlambat bicara yang penyebabnya bukan faktor organik atau dengan kata lain organ pendengaran atau organ otak yang mengalami kelainan. Namun justru stimulasi yang sangat kuranglah yang menjadi penyebab utamanya . Kehidupan kita sehari-hari sekarang dikuasai oleh alat alat elektronik serba canggih. Sejak usia dini anak sudah diperkenalkan dengan video game, komputer, laptop, notebook, ipad dsb. Barang barang ini bukan tidak boleh dipergunakan, namun gunakan dengan bijak. Dampingi anak saat menggunakan, tetap berikan stimulasi bicara dan mengajak bermain. Batasi penggunaan alat atau benda-benda tersebut tidak lebih dari 2 jam setiap harinya. Kembali kepada prinsip dasar mengupayakan tumbuh kembang anak yang optimal, menjadi orang tua memang bukan hal yang mudah . Rencanakan dan carilah pengetahuan sebanyak banyaknya tentang deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak, agar kelak anak kita menjadi anak yang pintar dan berperilaku baik. Dambaan semua orangtua di seluruh dunia.

Untuk itu masih diperlukan meningkatkan kesadaran dan kemauan orang tua pada umumnya dan seluruh masyarakat khususnya bagaimana melakukan deteksi dini keterlambatan bicara pada anak, sehingga dapat dilakukan pencegahannya sejak dini.
Quote:Berikut ini beberapa petunjuk untuk orangtua yang perlu diwaspadai mengenai kemampuan anak dalam aspek perkembangan bicara dan bahasa sebelum usia 2 tahun.

1. Usia 3 bulan: mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh, suka tertawa keras tanpa diraba atau digelitik.
2. Usia 3-6 bulan : mengeluarkan kata tanpa arti (mamama, bababa, tatatata, dadadada). Usia 9 – 12 bulan: mengulang/ meniruk an bunyi yang didengar, bicara 2 – 3 suku kata yang sama tanpa arti, beraksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
3. usia 12-18 bulan : memanggil ayah dengan kata ‘papa’ dan ibu dengan kata ‘mama’.
4. Usia 18-24 bulan : menyebutkan 3 – 6 kata yang mempunyai arti.

1. Usia 3 bulan: mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh, suka tertawa keras tanpa diraba atau digelitik.
2. Usia 3-6 bulan : mengeluarkan kata tanpa arti (mamama, bababa, tatatata, dadadada). Usia 9 – 12 bulan: mengulang/ meniruk an bunyi yang didengar, bicara 2 – 3 suku kata yang sama tanpa arti, beraksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
3. usia 12-18 bulan : memanggil ayah dengan kata ‘papa’ dan ibu dengan kata ‘mama’.
4. Usia 18-24 bulan : menyebutkan 3 – 6 kata yang mempunyai arti.
Quote:Adapun cara-cara stimulasi perkembangan bicara dan bahasa yang bisa dilakukan orangtua sejak anak usia dini antara lain :

1. Usia 0 – 3 bulan: berbicara sesering mungkin, meniru suara-suara, mengenali berbagai suara.
2. Usia 3 – 6 bulan: melanjutkan stimulasi sebelumnya, mencari sumber suara, menirukan kata-kata.
3. Usia 6 – 9 bulan: melanjutkan stimulasi sebelumnya, menyebutkan nama gambar-gambar di buku / majalah, menunjukkan dan menyebutkan nama gambar-gambar.
4. Usia 9-12 bulan : melanjutkan stimulasi sebelumnya, berbicara dengan boneka, bersenandung dan bernyanyi.
5. Usia 12-15 bulan : membuat suara-suara, menyebut bagian tubuh, pembicaraan.
6. Usia 15–18 bulan : bercerita, telpon-telponan, menyebut berbagai nama barang.
7. Usia 18-24 bulan : melihat acara televisi, mengerjakan perintah sederhana, bercerita apa yang dilihatnya.

1. Usia 0 – 3 bulan: berbicara sesering mungkin, meniru suara-suara, mengenali berbagai suara.
2. Usia 3 – 6 bulan: melanjutkan stimulasi sebelumnya, mencari sumber suara, menirukan kata-kata.
3. Usia 6 – 9 bulan: melanjutkan stimulasi sebelumnya, menyebutkan nama gambar-gambar di buku / majalah, menunjukkan dan menyebutkan nama gambar-gambar.
4. Usia 9-12 bulan : melanjutkan stimulasi sebelumnya, berbicara dengan boneka, bersenandung dan bernyanyi.
5. Usia 12-15 bulan : membuat suara-suara, menyebut bagian tubuh, pembicaraan.
6. Usia 15–18 bulan : bercerita, telpon-telponan, menyebut berbagai nama barang.
7. Usia 18-24 bulan : melihat acara televisi, mengerjakan perintah sederhana, bercerita apa yang dilihatnya.
Hal yang perlu direnungkan oleh orang tua masa kini adalah dalam praktek sehari hari banyak sekali keluhan terlambat bicara yang penyebabnya bukan faktor organik atau dengan kata lain organ pendengaran atau organ otak yang mengalami kelainan. Namun justru stimulasi yang sangat kuranglah yang menjadi penyebab utamanya . Kehidupan kita sehari-hari sekarang dikuasai oleh alat alat elektronik serba canggih. Sejak usia dini anak sudah diperkenalkan dengan video game, komputer, laptop, notebook, ipad dsb. Barang barang ini bukan tidak boleh dipergunakan, namun gunakan dengan bijak. Dampingi anak saat menggunakan, tetap berikan stimulasi bicara dan mengajak bermain. Batasi penggunaan alat atau benda-benda tersebut tidak lebih dari 2 jam setiap harinya. Kembali kepada prinsip dasar mengupayakan tumbuh kembang anak yang optimal, menjadi orang tua memang bukan hal yang mudah . Rencanakan dan carilah pengetahuan sebanyak banyaknya tentang deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak, agar kelak anak kita menjadi anak yang pintar dan berperilaku baik. Dambaan semua orangtua di seluruh dunia.
Referensi