nitadanie
TS
nitadanie
Perpeloncoan Masa OSPEK, Benarkah Bertujuan Mendidik?


Bicara soal pendidikkan pastilah tidak jauh dari yang namanya sekolah. Tempat dimana kita akan diberikan ilmu dan pelajaran yang tentunya akan bermafaat dalam kehidupan kita sepanjang masa.  Bukan hanya itu, disekolah juga kita belajar banyak hal yang mungkin tidak berhubungan dengan mata pelajaran, seperti bersosialisasi, kerja sama, menghargai sesama teman dan guru, bersikap jujur, bertanggung jawab dan ada banyak hal lagi positif yang akan kita temui ditempat tersebut. 

Setiap sekolah tentunya menyediakan sistem pendidikkan yang bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi yang mempelajarinya.  Namun apa jadinya jika ‘cara’ yang dilakukan malah lebih dominan ke hal-hal yang kurang pantas? OSPEK atau MOS misalnya. Saat menginjak SMP, SMA/SMK, hingga perkuliahan sekolah pasti akan mengadakan acara penyambutan untuk siswa baru yaitu MOS/OSPEK. Tentunya kegiatan tersebut memiliki program dan tujuan yang berbeda-beda. Semua tergantung sekolahnya.  


Menurut sumber yang saya baca di wikipedia, MOS sudah ada sejak jaman kolonial. Saat itu siswa baru hanya diperkenalkan dengan lingkungan,  kondisi sekolah, sistem sekolah, ekskul, dan melakukan kegiatan yang mengembangkan kreativias. Senior mendapat peran penting untuk itu semua. Namun entah sejak kapan budaya Masa Orientasi Sekolah yang dicampur dengan perpeloncoan mulai membudaya di sistem pendidikkan sekolah-sekolah di Indonesia. Seperti video yang viral beberapa waktu lalu, ketika peserta OSPEK sebuah kampus disuruh meminum dan melepehkan air di gelas yang sama. Atau video anak pramuka yang disirami dengan air comberan, ada juga siswa MOS yang memakan satu permen silih bergantian dari mulut ke mulut. Dan banyak hal lagi hal lainnya yang mungkin tidak terekspos. Padahal sejak 2016 pemerintah sudah melarang hal tersebut, tapi masih ada saja sekolah yang tetap mengadakan kegiatan seperti itu sampai saat ini.  

foto

Ketika tertimpa kasus, atau sudah viral ada beberapa pihak sekolah mengatakan bahwa mereka tidak tahu menahu  dengan adanya kegiatan tersebut. Itu kelakuan para oknum senior. Nah dari situlah pihak sekolah seharusnya lebih memperhatikan setiap program dari kegiatan yang dilakukan pihak panitia/senior. Serta memantau dan mengetahui detail setiap agenda kegiatan dan fungsi dari kegiatan tersebut.  Bukankah setiap kegiatan harus ada fungsi dan tujuannya? Bukan hanya untuk menjadi hiburan bagi para senior yang ketawa ketiwi melihat anak baru diperlakukan bak hewan. Menjadikan penampilan mereka seperti badut dengan asesoris yang tidak wajar dan tidak relavan dengan aktifitas pendidikkan.

Alibi kegiatan ‘perpelocoan’ ujung-ujungnya pasti ingin membentuk karakter siswa yang kuat. Ya bagi saya sendiri karakter mereka sudah terbentuk sejak lahir, tentunya tidak akan berubah begitu saja dengan kegiatan MOS yang dilakukan hanya dalam waktu beberapa hari. Yang ada hanya menimbulkan sakit hati dan dendam kesumat pada generasi selanjutnya. Lalu kapan roda tersebut akan berhenti jika setiap angkatan mementingkan egonya untuk balas dendam atas perlakuan generasi sebelum mereka?

Sekolah bayar mahal, ada uang bangunan, uang seragam, uang ini uang itu, bahkan kegiatan MOS pun ada biayanya. Masa iya orang tua bayar sekolah anakanya untuk diperlakukan seperti itu. Bagi saya seharusnya ketika ada orang baru masuk ke suatu lingkungan itu diperlakukan sebaik dan senyaman mungkin agar mereka betah.  Di perkenalkan dengan sistem yang terlihat baik agar mereka tahu sebagus apa sekolah yang mereka tempati, tempat yang akan menjadi pijakan untuk meraih masa depan mereka.


foto ig

Diubah oleh nitadanie 31-08-2019 13:17
skydavee
skydavee memberi reputasi
1
721
7
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
Education
icon
22.4KThread13.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.