mayasarisucanAvatar border
TS
mayasarisucan
Merubah Nasib Anak Berkebutuhan Khusus




"Bagaimana bila dede autis? Apa yang harus kita lakukan?" Ujar suami saya pada suatu sore.

Bukan tanpa alasan ia bertanya demikian. Obrolan tadi siang dengan dokter fisioterapi memang membuat kami cukup kaget.

Sang dokter menyebutkan bahwa bayi yang tidak kontak mata berpotensi menderita autis atau ADHD.

"Kita hanya bisa membuatnya mandiri. Bisa mandi sendiri, berpakaian sendiri, berangkat sekolah sendiri..." Saya berhenti berbicara. Menghela napas sambil menahan agar butiran bening tidak jatuh menuruni pipi.

Hati saya rasanya seperti diiris-iris tipis. Amat sakit. Sungguh, setelah semua tahapan itu, saya bingung apa lagi yang harus dilakukan.

Saya bingung bagaimana kelak membuat putri kami dapat bergaul, melewati masa pubertas, juga mendapat pekerjaan, terlebih lagi, mendapat jodoh.

***

Putri kami di usia 3 bulan mengalami banyak keterlambatan perkembangan. Ia didiagnosa menderita Global Developmental Delay (GDD).

Mulai dari gak kontak mata (jadi sama sekali gak merespon ketika diajak bicara), tangan dan kaki selalu mengepal macam bayi baru lahir, kaki gak mijak kalo diberdirikan, gak ngoceh, sampe tulang belakangnya lemes kayak tulang belut. Jadinya kepala gak tegak. Gak bisa digendong tegak juga, jadi harus selalu digendong dengan posisi bayi baru lahir.

Dan yang paling menyedihkan, si kecil sejak lahir tidak bisa menghisap ASI. Bahkan menghisap dot pun gak bisa. Diberi susu dengan sendok malah tersedak.

Jadinya kami memakai dot untuk usia 3 bulan (ukuran lubang nya lebih besar dari ukuran dot untuk bayu baru lahir). Itupun harus kami menambahkan dua buah lubang dengan memakai peniti. Barulah ia bisa menyusu.

Tapi jumlah susu yang bisa dihabiskan dalam sekali ngedot sangat sedikit sehingga ia menyusu setiap 1,5 jam sekali. Tak pandang siang atau malam.

***

Di usianya yang baru 3,5 bulan, kami membawa si kecil ke dokter anak. Sang dokter sangat mengapresiasi kesigapan kami dalam membawa si kecil ke klinik tumbuh kembang.

Putri kami merupakan pasien klinik tumbuh kembang termuda. Ya, karena banyak orangtua yang baru membawa anaknya ke dokter setelah kondisinya parah.

Ada yang sudah mengalami atropi (pengecilan otot), ada yang gak bisa bergerak sama sekali, ada juga yang nggak nyambung ketika diajak ngobrol (padahal usianya sudah menginjak tiga tahun).

***


Putri kami menjalani fisioterapi di klinik tumbuh kembang. Selain itu kami memberikan terapi alternatif transfer energi.

Di rumah, putri kami diberi latihan sesuai arahan terapis. Sayapun menerapkan terapi kerincing sambil mengajaknya mengobrol (ini saran seorang psikolog kenalan teman saya).

Selain mengobrol, saya selalu membacakan cerita dan mengajaknya menyanyi. Dilakukan sesering mungkin.

***

Memiliki putri yang berkebutuhan khusus sangat menguras hati. Begitu banyak istighfar yang harus disebut. Begitu banyak air mata yang harus dikemas.

Alhamdulillah, qodarullah, Allah memberikan kesembuhan kepada putri kami. Perkembangan putri kami melesat pesat, mengejar perkembangan teman-temannya.



Setelah terapi selama 5 bulan, karena satu dan lain hal, kami lepas fisioterapinya. Terapi alternatifnya masih dijalani, sampe usia si kecil 3 tahun.

Kini, di usianya yang ke-4,5 tahun, putri kami sama sekali tidak terlihat seperti alumni klinik tumbuh kembang.

Ia bisa bicara, bisa tertawa, bisa bernyanyi, bisa berjalan, juga bisa berlari. Makannya pun lahap.

Sebelum usia 2 tahun, anak saya sekali makan hanya bisa menghabiskan dua sendok makanan. Itupun lama habisnya karena setiap suapnya hanya sebuku jari kelingking. Lebih besar dari itu, si kecil akan tersedak.

Lega rasanya hati kami melihat perkembangan putri kami. Semua kelelahan fisik dan psikis terbayar sudah.

***

Nah, gan sis, itu pengalaman saya ketika menghadapi anak yang masuk kategori berkebutuhan khusus. Semoga bermanfaat.

Kalau bukan untuk gan sis, semoga orang lain merasakan manfaat thread ini.

Dengan adanya thread ini, besar harapan saya, orangtua yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus bisa sesegera mungkin menyadari bahwa putra-putrinya memerlukan penanganan khusus.

Di usia 0 - 5 tahun anak berada dalam masa keemasan. Pada usia tersebut, terjadi perkembangan terbaik untuk fisik dan otak anak.

Sehingga dengan intervensi yang tepat, peluang anak-anak yang berkebutuhan khusus untuk tumbuh kembang sesuai usianya menjadi jauh lebih besar.


Oiya, kalau thread ini bermanfaat, ada bagian keduanya. Insya Allah kalau ada yang memerlukan akan saya buat.
optimus82Avatar border
tata604Avatar border
maknafftafAvatar border
maknafftaf dan 16 lainnya memberi reputasi
17
5.4K
72
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & Parenting
icon
4.1KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.