nitadanie
TS
nitadanie
Akibat Penjelajahan di Gunung Haruman



foto

Kegiatan pramuka kali ini sungguh berbeda dari biasanya karena baru kali ini kegiatan penjelajahan dilaksanakan di Gunung. Kegiatan ini hanya diikut oleh 60 orang angota ekskul di SMP ku. Beberapa kakak pembimbing kelas delapan dan lima orang mahasiswa. Satu regu  beranggotakan sepuluh orang.

Pukul 07.00 kami berkumpul di kaki gunung Haruman Cibiuk garut.  Beruntung karena rencana penjelajahan tidak naik sampai ke puncak.  Hanya sekitaran kaki gunung saja hingga pertengahan. Tak pernah terbayang anak kurus kerempeng sepertiku harus mendaki gunung hingga puncak. Tidak lupa aku membawa segala perlengkapan, mulai dari tali, peluit, tongkat, bekal makanan, air minum dan beberapa obat-obatan.

Kegiatan ini sebenarnya tidak ketahui oleh pihak sekolah. Karena sudah pasti sekolah tidak akan memberikan izin. Gunung haruman cukup dikenal dengan berbagai hal mistis yang menyelimutinya. Sehingga kegiatanpun dilaksanakan tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Hanya anak-anak tertentu saja yang bersedia.  Beruntung lima puluh persen dari seluruh anggota ekskul memiliki jiwa petualang yang tinggi sehingga mereka setuju untuk ikut. Hmm. Bagaimana dengan aku sendiri?  Tentu saja aku pemberani jika bersama dengan teman-teman. Hehe. Lagi pula minggu ini aku tak punya kegiatan apapun, daripada Cuma guling-guling dikamar lebih baik aku ikut berpetualang. 

“Del, kamu yakin ikut?” Puri bertanya padaku sembari membetulkan dasi merah putih nya.
“Ya ikut lah. Kamu takut?” jawabku.

“nggak juga sih. Tapi kamu tahu kan seluk beluk daerah sini gimana? katanya banyak jinnya, terus banyak tempat pesugihan. Ih serem.”

“Jin mah di rumah kamu juga ada, di sekitar kita juga ada. Hehe. Bismillah aja. Kita juga kan nggak ada niat menganggu. Cuma kegiatan seperti biasa aja. Lagian kita juga sekalian mau ziarah ke makam leluhur kan. Siang hari pula”

Pembicaraan kami terhenti ketika kakak kelas memberi aba-aba untuk berbaris. Setelah menerima pengumuman dan selembaran agenda kegiatan, kami berdoa.  Kemudian bersama-sama mengunjungi makam Syekh Ja’far Shidiq tokoh wali penyebar agama islam dan berdoa bersama disana. Lalu penjelajahanpun dimulai. Peserta dibagi menjadi  enam regu . Regu pertama akan pergi duluan menuju pos satu. Lima menit kemudian regu dua menyusul, terus seperti itu hinggal semua regu berangkat. Kebetulan aku berada di regu dua dimana Aden sebagai ketua, lalu aku, Puri, Desi, Wawan, Jemi, Faisal, Raka, Deni dan Ivan.

Dari mulai start hingga finish terdapat lima pos dimana disetiap pos peserta akan diberi ujian yang berbeda-beda.

Kulihat regu pertama yang rata-rata bertubuh kekar berangkat. Mereka tampak gembira dan menikmati suasana. Lima menit kemudian kami juga mulai mengikuti jejak mereka. Sangat beruntung cuacanya cerah. Jika hujan mungkin jalanan akan licin selain itu bidang jalannya juga terjal. Terik matahari pun tidak terlalu menyoroti kami karena terhalang pohon-pohon besar.
Ternyata pos satu letaknya tidak terlalu jauh dari garis start. Saat itu kami disambut oleh kakak pramuka yang baik hati. Namanya Dadan siswa kelas delapan. Meski masih SMP, Perawakannya cukup kekar. Badannya tegap bak tentara, dia juga memiliki senyum yang cukup manis. Disana kami dites baris berbaris dan di beri selembaran soal tentang kepramukaan. Aku dan semua teman berhasil mengisinya tanpa hambatan. Setelah selesai, kami dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanan.

Semakin jauh kami berjala, medan jalan semakin curam. Tongkat bambu yang kami bawa setidak nya dapat sedikit meringankan beban  langkah kami.

“woi, Lihat kiri deh” Kata Jemi

Serentak kami semua menengok kekiri. Nampak sebuah kuburan yang di beri pagar. Disana ada sebuah tampah berisi makanan.  Ku perhatikan ada daging, pisang, nasi, beberapa butir telur, gundukkan bunga dan kopi yang terletak diatasnya. Dugaanku mungkin itu ulah seseorang yang nyugri. Karena gunung ini memang terkenal sebagai tempat pesugihan. Kamipun berlalu tanpa banyak membahasnya. Karena kakak kelas sudah memperingati kami untuk tidak ngomong somprang atau sembarangan.


foto
Sampailah kami di Pos 2. Letaknya dibawah pohon yang amat besar. Ada Kak Retno dan kak Asep. Kami dipersilahkan duduk diatas tanah tanpa alas. Kemudian diberi selembar kertas kosong dan kami disuruh menggambar pohon tersebut. Aku sendiri amat senang karena menggambar merupakan salah satu hobiku. Tak sampai lima menit waktu kami habis, beres maupun tidak gambar harus dikumpulkan. Kamipun melajutkan perjalanan.
 
Semua begitu mudah karena dari awal perjalanan hingga sekarang jalan hanya lurus saja mengikuti alur jalanan. Tak banyak berbelok-belok sehingga kecil kemungkinan bagi peserta untuk tersesat. Petunjuk jalan pun dibuat sejelas-jelasnya. . Di pos selanjutnya semua berjalan dengan lancar. Meski tenaga sudah hampir tak tersisa, air minum dan cemilan tinggal sedikit kami terus berusaha melanjutkan perjalanan. Pos terakhir beserta rintangannya sudah kami lewati tinggal menuju ke garis finish. Mungkin regu satu sudah sampai.

Ditengah perjalanan kami yang sudah sempoyongan, nampak dari kejauhan regu satu berhenti. Mungkinkah mereka kelelahan. Dengan pelan kami mendekat, ternyata salah satu dari regu mereka ada yang mau pingsan. Mereka juga kehabisan air minum. Air terakhir yang mereka miliki katanya tumpah. Dengan senang hati kami siap membantu. Ketua kami memberikan semua air minumnya untuk regu satu dan kami duduk bersama untuk beristirahat sejenak.

Beberapa menit kemudian tenaga sudah sedikit pulih. Kami mempersilahkan regu satu untuk jalan duluan. Karena mereka yang pertama berangkat mereka juga yang seharusnya duluan sampai. Kami akan menunggu sebentar. Merekapun berlalu setelah mengucapkan terima kasih kepada kami.

“Yuk Lanjut” Kata Aden.

“Siaaap”

Dengan sisa-sisa tenaga yang ada aku memaksakan lututku  yang sudah gemetar karena terus menanjak. Mudah-mudahan aku tidak pingsan. Di jalan terakhir lumayan datar. Tidak membutuhkan banyak tenaga untuk melangkah. Kami berjalan beriringan. Dan nampak di depan garis finish orang-orang telah menunggu.  Kami disambut oleh kakak-kakak pembimbing yang bersorak sorai.  Mereka masih segar bugar tidak seperti kami dengan wujud yang sudah tak karuan. Setelah kami mendekat, mereka terdiam kemudian saling bicara satu sama lain.

“Kalian kelompok dua kan?” Kata Kak Ihsan Ketua kegiatan yang seorang mahasiswa.

“Iya kak.”Sahut Aden.

Merekapun mulai terlihat kebingugan  ternyata regu satu yang duluan berangkat belum sampai finish.  Kami ceritakan pertemuan kami tadi dengan regu satu, dan kami bilang regu satu sudah duluan berjalan di depan kami. Dan itu perjalanan terakhir setelah kami dipantau kakak pembimbing di pos 5. Seharusnya mereka sudah sampai duluan. Tidak lama kemudian regu tiga datang dan kami semua semakin hawatir karena indikasi bahwa mereka tersesat cukup besar. Konon gunung ini memang terkenal angker. Jantung kami berdebar kencang, menunggu hingga seluruh peserta datang. Tim pembimbing pun berusaha mencari namun tak kunjung ditemukan. Hari sudah mulai gelap. Tim SAR sudah dikerahkan. Kami semua berdoa semoga tak terjadi apa-apa dengan regu satu.


skydaveeanasabila
anasabila dan skydavee memberi reputasi
2
1.4K
10
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.