jorghymub61Avatar border
TS
jorghymub61
I'm not a Human
Halo semuanya, kenalin dulu, gua saat ini berusia 28 tahun, gua sudah menikah. Kebetulan istri gua bukan gadis, doi sudah punya 1 anak perempuan. Gua juga punya anak cowok dari pernikahan gua dengan doi, jadi sekarang gua punya 2 orang anak, 1 cowok 1 cewek.

Anak gua yang cewek sekarang sudah SMA kelas 3, anak gua yang cowok masih sekolah paud di deket rumah.

Oke, gua rasa cukup perkenalannya, sekarang gua mau membahas tentang apa yang sesuai dengan judul dari thread ini, "I'm not a Human".

Paling tidak itulah yang gua rasakan sejak lama, bukannya gua menganggap bahwa gua lebih tinggi derajatnya atau lebih baik dari manusia, tapi gua merasa kalau gak seperti manusia pada umumnya. 

Misalnya saja, gua merasa kalau gua gak punya hati, gua gak punya rasa marah, gua gak pernah merasakan bahagia atau sedih, bahkan untuk kecewa sekalipun, gua gak bisa merasakannya.

Kalaupun gua merasa marah, sedih, senang, itu hanya seperti keinginan gua agar bisa terlihat normal seperti manusia pada umumnya. Kalau orang-orang mempunyai rasa iri saat melihat orang lainnya, gua justru gak peduli sama sekali. 

Oh ya, gua juga sebagai anak tertua dari 3 adik kandung gua yang 1 bapak/ibu lalu juga ada 1 adik kandung dari 1 bapak lain ibu. Selain itu gua juga punya 2 adik tiri dari ibu tiri gua. Kalau kalian mulai merasa bingung dengan kondisi keluarga gua, biasakanlah, karena mungkin nanti gua akan cerita yang lebih rumit lagi tentang keluarga serta kehidupan gua.

Lanjut lagi, gua mau mencontohkan bagaimana gua gak mempunyai rasa iri terhadap apapun yang orang lain miliki. Sebagai seorang anak, pasti kalian sering mendapati kakak beradik yang merasa iri satu sama lainnya, I'm not!

Dari kecil, gua gak pernah iri sama adik-adik gua. Oh ya, dulu gua tinggal di kampung yang berlokasi di Kalimantan, sekarang kebetulan gua sudah berdomisili di Bekasi. Waktu masih SD, jarak rumah gua dan sekolah cukup jauh.

Gua dulu berangkat subuh, terus hampir setiap hari, gua pulang maghrib karena kebetulan harus mengikuti jadwal bokap gua yang harus jemput tukang sayur di pasar. Kebetulan dulu itu bokap gua punya mobil pick up yang kerjaannya antar jemput tukang sayur, jadi ya, gua ngikut tuh berangkat subuh pulang maghrib. Padahal gua masuk sekolah, ya normal, jam 7 an pagi, gua selalu sampai di sekolah sendirian, teman-teman gua belum datang. Begitu juga dengan pulangnya, gua pulang sekolah jam 1 siang, baru dijemput maghrib. Paling ada teman-teman gua main di sekolah sampai jam 2-3 sore, setelahnya, ya gua gabut, haha.

But, tebak, gua gak masalah, menjalani itu semua dengan santai, nunggu berjam-jam di pinggir jalan, depan pagar sekolah, no problem buat gua. Oh ya, itu gua sebenarnya gak sendirian juga, tapi gua satu sekolah sama adik gua. Apa gua kasihan saat melihat adik gua yang harus ikut nunggu lama juga? Gak juga, hati gua bener-bener flat.

Bahkan saat menulis cerita ini, gua coba flashback ke masa-masa itu, gua pun masih gak merasakan apapun sekarang, santai aja. 

Selain gak punya perasaan, gua juga orangnya anti sosial banget, entah mulai kapan, tapi gua sampai dengan saat ini masih sangat anti terhadap kehidupan sosial. Gua sangat tidak pandai berteman. Kalau bicara, gua gak suka basa-basi, to the point, nah keseringan karena kepolosan gua itu, suka bikin orang tersinggung, haha.

Tapi, soal ketersinggungan, marah, kesal, emosi, gua gak punya, jadi orang mau berbicara apapun tentang gua, gua santai.  Awalnya gua sih berpikirnya kalau gua itu orangnya selalu berpikiran positif, ini karena banyak yang bilang kalau gua itu terlalu baik, selalu mikir positif, dan sejenis itu. But setelah gua pikir-pikir lagi, kayaknya gua bukan begitu, gua seperti gak ada hasrat yang dimiliki oleh manusia pada umumnya.

Contoh betapa anehnya gua, saat di jalan raya, naik motor atau mobil, berkali-kali ada orang yang misal seperti nabrak, berkendara tidak lazim, menyebalkan, dan lain sebagainya, gua santai aja. Motor gua ditabrak dari belakang, gua santai aja, gak nengok ke belakang, jalan lagi aja santai, nanti setelah sampai rumah, baru gua lihat, apa yang rusak dari motor gua. 

Masalah percintaan, gua juga sama, no feel, mungkin ada sedikit cerita yang mau gua bahas di sini yaitu tentang bagaimana gua mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari seorang wanita. Gua juga sempat pernah tulis kisah ini di thread lain di Kaskus, tapi nanti mungkin akan coba gua tulis ulang kembali yang lebih detail. Singkatnya gini, gua dulu punya pacar, terus karena ada masalah keluarga, gua terdampar ke Bekasi. Setelah beberapa minggu gua dikarantina oleh nyokap gua, gua berhasil mendapatkan handphone untuk berkomunikasi. Tapi apa kabar yang gua dapat? Ternyata pacar gua itu mau nikah dengan temennya temen gua, dan gua kenal sama orang itu. Mereka menikah karena ternyata pacar gua itu sudah hamil. Apa yang gua rasakan? Biasa aja bosQ. Tapi yang gua lakukan, berlagak seperti galau, haha, gua bikin-bikin lagu dari kegalauan yang gua buat-buat itu, padahal ya dalam hati gua santai aja.

Apalagi ya? Oh, orangtua gua. Seperti yang sudah sedikit gua singgung-singgung di awal tadi, keluarga gua agak rumit. Orangtua gua bercerai, tapi, apakah gua merasakan sesuatu? No! Gua biasa aja. Orangtua gua bercerai, dalam hati gua cuma bilang, 'Oh...Ok' . Banyak yang bilang kasihan ke gua karena orangtua gua bercerai, padahal, gua santai aja. Cuman ya memang sih stigma orang-orang tentang anak broken home itu selalu identik dengan menyedihkan.

Gua hidup bertahun-tahun tanpa menghubungi orangtua gua, gua gak kangen, gua gak sedih, gua gak ada perasaan apapun tentang itu. Nenek gua yang cukup dekat dengan gua waktu kecil, beliau meninggal dunia, gua gak ada merasakan apapun. Gua gak merasa sedih sedikitpun.

Kalau merujuk pada apa yang belakangan ini sedang tenar, tentang penyakit disleksia, gua sudah coba untuk mempelajarinya, tapi gua gak tau juga secara pasti tentang apa yang sebenarnya gua alami. Apakah gua 'Disleksia?', sejujurnya gua juga gak terlalu peduli.

Misalnya ditanya mengenai, "Lalu apa motivasinya untuk hidup?", gua cuma bisa jawab, ya menjalani kehidupan ini saja, melaluinya seperti manusia normal lainnya, walaupun gua tahu, gua berbeda. Gua juga masih harus memikirkan tentang masa depan anak-anak gua nantinya bagaimana. Ditambah lagi, anak gua yang cowok dilahirkan dengan spesial, dia dilahirkan dengan kebutuhan khusus.

Kadang gua juga bertanya ke Tuhan, apakah dengan pemberian anak spesial ini sebagai pertanda kalau gua harus mulai menentukan arah hidup, sumpah gua gak tau. Tapi yang gua tau sampai sekarang adalah gua masih merasa kalau gua itu bukan bagian dari manusia. Hati gua beku, akankah suatu saat bisa cair?

Mungkin ini dulu sekilas mengenai kisah gua, nanti gua akan coba untuk bikin cerita detailnya satu per-satu untuk bisa mempertegas, "I'm Not Human".

Terima kasih.
nona212Avatar border
bukhoriganAvatar border
dbase51Avatar border
dbase51 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.1K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.