"Pekerjaan rumah tangga biasanya dikerjakan oleh para perempuan. Nyuci, ngepel, masak, ngasuh anak dan lain sebagainya sudah menjadi pemandangan yang lumrah bagi kita semua, tapi itu cerita lama".
" Loh kenapa demikian?"
"Pernah melihat laki-laki ngepel, masak, nyuci dan lain sebagainya? Ini baru yang bener dan terjadi sekarang."
"Seorang bapak bangun pagi-pagi buta. Istrinya sudah cantik dengan make up dan dandanannya. Mau ngapain? Mau ngelayanin bapak itukah? Sorry ya, ga ada layan melayani walau sedang birahi mamah mau kerja. Tugas rutin ayah kalau pagi anterin mamah ke tempat kerja. Oke!"
"Sekarang pertanyaannya adalah perlukah si bapak ini harus protes kepada istrinya? Jawab istrinya, jadilah suami yang shaleh yah... Nurut sama istri. Kalau istri mau kerja dilayanin, mau apa-apa dilayanin, kalau ga nurut sama istri nanti kualat lo, kan istri sudah cape cari uang. Sekarang pijitin mamah nih!"
"Ternyata ini yang namanya tekanan bathin bapak-bapak" Berontak si ayah dalam hatinya. Trus haruskah berontak? Rasanya sulit, aku sudah bertekad harus jadi suami yang sholehah eh shaleh."
Ngantar jemput istri kerja, beres-beres rumah, nganter anak sekolah, cape deh, tapi apa mau dikata inilah tekad jadi suami yang sholeh.
Ya sudahlah, waktunya nonton sinetron. Judulnya: "Ajab suami yang durhaka pada istri!". Ini sinetron ada setelah sinetron "Dunia kebalik" naik rating.
Sebuah sinetron yang menggambarkan balasan atas tingkah laku seorang suami karena tidak pernah mengurus rumah, sementara istrinya kerja keras.
" Kamu kualat sama istri mas!"
"Aku tobat mah... Aku ga lagi-lagi menjadi suami pembangkang kalau di perintah istri. Ampun mahh...ayah tobatt!" itu sekilas cuplikan dialognya.
Sedang asyik nonton TV, tiba-tiba bu RT datang.
"Owh bu RT, ada apa bu? Pak RT nya mana?"
"Pak RT di rumah. Hehe... Biasa mengurus rumah" jadi saya yang bertugas menggantikan beliau."
"Oh... Bu RT yang kerja? Pasti suami ibu adalah suami yang sholeh, karena patuh pada istri. "
" Begitulah... Surga itukan diantara dua paha istti. Eh, telapak kaki istri. Hehe!"
"Hehe benar bu RT, kita sebagai suami-suami nurut ajah. Takut diazab!"
"Itu yang bener... Paham juga suami si Saodah nih!"
"Ia bu RT... Hehe..!"
Sedang asyik berbincang tidak disadari sudab ada tamu berkumpul di halaman rumah. Semuanya laki-laki, semuanya menggendong anak dan semuanya dalam keadaan kurang bahagia.
"Eh, bapak-bapak kenapa kok tampangnya murung semua?"
"Nganu pak... Kami semua sudah tidak kuat meneruskan rumah tangga ini. Kami semua mengalami KDRT."
"O ia... Muka bapak-bapak lebam semua. Siapa yang melakukan?"
"Istri-istri kami semua. Mereka sekarang pada gandrung belajar Thai Boxing, akibatnya kalau marah jadi tambah galak! Kami sudah tidak kuat dan memohon dikembalikan pada orang tua kami masing-masing!"
"Sabar pak, tentu semuanya ada jalan keluarnya, jangan buru-buru minta cerai. Nanti siapa yang akan menafkahi anak-anak kalian, siapa yang bertanggung jawab atas pendidikannya? Semua bisa diselesaikan dengan cara baik-baik!"
"Hua... Hua... Pokoknya kami mau cerai!"
"Pah jajan..!"
"Sabar ya nak... Klo papah sudah jadi single parent papa pasti beliin!"
"Yang kuat ya pak! Sabar!"
Perempuan sudah jadi penjajah. Bapak-bapak mulai banyak yang harus belanja sendiri ke pasar. Cara nawar harus lebih cerewet dari ibu-ibu. Ke pasar bisa lebih lama karena kelamaan nge gosip dipangkalan ojek sampe lupa masak. Saling curhat, saling omongin, saling pamer cincin akiknya masing-masing dan lain-lain. Tapi kalau bergaya seperti ibu-ibu sosialita sih belum. Hanya bapak-bapak sekarang mulai baperan. Dikit-dikit unggah derita di medsos. Dikit-dikit pengen pulang ke orang tuanya masing-masing. Ga percaya... Lihat aja status-status mereka.
"Bojoku cantik, deritaku pedih"
"Istri pulang, suami nimba di sumur"
"Deritaku kebahagiaan untukmu"
Dah macem-macem statusnya. Biar sekarang era pembalasan. Bapak-bapak mulai kompakan dan sudah berani jadi single parent.
"Aku akan nuntut cerai saja, sudah tidak kuat lagi!"
"Ia saya juga pak, cerai mungkin jalan terbaik bagi saya".
"Emang cuma perempuan aja yang bisa kerja dan bisa selingkuh, saya juga bisa!"
Giliran istri-istri pusing.
"Coba kurang perhatian apa saya sama suami. Wajar kalau HP sy kasih PIN, kita juga kan butuh privasi yang semua hal suami juga ga mesti tau".
"Ia bu... Pegel saya ngadepin suami saya. Padahal saya cuma jalan sama boss doang. Eh dia cemburu minta dipulangkan ke orang tuanya".
"Daripada pusing sama suami-suami, mending kita cari hiburan aja yuk!"
"Nah... Loh... Istrinya siapa tuh! Hehe... "