delia.adelAvatar border
TS
delia.adel
Suamiku Suamimu Juga(Bersambung)
Spoiler for screenshotan:



Karya : Delia

Tidak pernah kusangka-sangka bahwa hari ini adalah sebuah perbandingan, atas segala kisah yang membuat mata tidak bisa lagi meneterjemahkan arti cinta yang sebenarnya, padahal sebelum terbentuk percikan hati, kami merasakan bahwa inilah cinta.

Tapi apakah sebenarnya cinta itu? Hingga anak ini lahir dengan ayah yang sudah memiliki istri kembali, aku masih saja merasakan bahwa ini bukanlah sebuah cinta, namun hanyalah serbuk manis yang gemar sekali mengolah kelopak mata hingga basah, sebasah-basahnya.

Dari sekian perjalanan yang kudiami, baru kali ini begitu linglung menikmati sebuah cinta, hingga anak menjadi korban pengelanaan tanpa ujung.

Sore itu langit begitu mendung, cuaca serupa tidak kumengerti bagaimana akan berakhir nanti, sebab angin masih bolak-balik memberikan warta tanpa bisa diprediksikan oleh kekuatan misterinya.

Tiba-tiba suamiku datang dengan rupa yang sudah tak lagi kusebut manusia. Rambut berantakan, mata merah, wajah penuh debu dan pakaian yang sudah kusam, sekusam-kusamnya.


"Satu-satunya penyakit yang ada dalam diriku hanyalah hati ini! Bisakah kau bawa pergi?" Sambil berjalan ke arahku dengan pandangan mata sayu.

Sedangkan Mata ini, hanya mempertegas jalannya pemiikiran awal, untuk sebuah perpisahan. Karena pernikahan yang telah terjadi hanyalah sebuah lakon drama saja. Kemuakan yang telah membuat sisi manusianya manusia pada diri kami, menguap begitu saja karena mungkin bahan dasar yang pernah dipikirkan adalah sebuah kesalahan tanpa di sengajakan.


"Bisakah kau ambil hatiku ini, saja?" Sambil menggenggam tanganku.

Hujan mengguyur tubuh bumi dengan begitu deras, hingga membuat Mata sedikit terkenang, saat awalan kami bertemu. Begitu indah, bahagia dan penuh warna. Sayangnya waktu itu kami sama-sama memiliki pasangan hidup. Kami hanya bertemu sebagai rekan bisnis saja, akan tetapi karena seringnya sebuah pertemuan demi pertemuan, pada akhirnya kebersamaan menimbulkan sebuah hasrat untuk memiliki, mungkin karena kesenangan yang sama dan satu pemahaman dalam berpikir, entahlah!



Sehingga pada akhirnya kedekatan menjebak kita dalam sebuah kenekatan arti cinta yang paling sakral yaitu sebuah penyatuan diri, sedangkan hubungan lain, masing masing pasangan mulai keruh, sampai pada akhirnya selalu mengatakan bahwa ketidakcocokan sifat harus segera memutuskan sebuah hubungan setiap kali bertengkar, namun kembali berbaikan, berulang-ulang sampai menghabiskan begitu banyak waktu.

Timbul keributan yang semakin rumit, Aku dengan Aldi, Dean kekasih gelapku dengan Retno, sampai pada akhirnya kami benar-benar sudah terlampau jenuh, kepada hubungan masing-masing pasangan yang sudah berkadar perselingkuhan. Dan mulai menyatakan perpisahan, aku dan Dean semakin akrab dan menemukan kata cinta lalu bersatu. Bersatu dalam kehendak takdir yang begitu sangat cepatnya.

Bulan-bulan yang penuh kenangan, memiliki banyak kecocokan dan akhirnya menikah, berbulan madu ke Singapura. Tetapi kebahagiaan rupanya tidak diperuntukkan untuk aku dan suamiku. Sayangnya bulan madu inilah, awal kerusakan hubungan cinta yang sudah tiga tahun terbentuk dalam kecocokan. Kami mulai sama-sama membuat panggung sandiwara masing-masing.

Ujian datang ketika aku Kembali bertemu dengan cinta laman, Aldi, dada tiba-tiba berdegup kencang, dia adalah mantan yang sebenarnya tidak bisa dilupakan, walaupun aku pernah membuat hati Aldi bersedih, tetapi kami dulu tidak pernah terbersit keinginan untuk mengatakan sebuah pernikahan. Hingga hubungan berlangsung lima tahun dan tergeser olah hati yang lain.



'Tetapi kenapa harus terjadi rasa ini kembali, duhai langit! Berikan aku jawabannya.'

Begitu pula dengan Dean, dia kembali bertemu Retno dan melakukan banyak pertemuan demi pertemuan, kehidupan rumah tangga yang baru berjalan sebulan pada akhirnya hanyalah kebohongan rasa ketika bertemu di kasur. Tak ada lagi keindahan, yang pernah di rasakan sewaktu dahulu kala, namun kami tetap berstatus suami-istri. Aneh memang! Tetapi inilah pada kenyataannya. Berpacaran hingga mengulang-ulang dosa yang seharusnya tidak pernah terjadi.

Padahal ketika masih berpacaran, hubungan tidak berjalan sejauh ini, hingga permainan seks membuat bahan kerinduan semakin menggebu-gebu. Apakah ini? Duhai, aku berselingkuh di lahan atas bawah sadar ini, begitu pula dengan Dean, hubungannya dengan Retno semakin gila, bahkan sudah jarang pulang ke rumah, hal ini yang membuat kami menyadari bahwa cinta yang terikat sebuah pernikahan, sebenarnya hanyalah sebuah kekaguman saja.

Cinta yang sebenarnya ada di antara mantan yang pernah mereka sakiti dahulu. Bagaimana bisa mereka tersadar setelah janin tumbuh semakin besar dalam perut ini. Mataku basah, lalu mendekati suami yang akan menjadi mantan, pada keesokan harinya nanti, mungkin hanya tinggal menunggu bulan atau waktu saja.

Namun berbeda dengan Dean yang tidak ingin melepaskanku, walaupun pada dasarnya dia sudah mengetahui bahwa hati ini sudah tidak ada lagi rasa untuknya.

Dean pernah bertemu dengan Aldi di Singapura dan pada sebuah kesempatan dia melihat aku berdua sedang bercumbu mesra, darahnya waktu itu mendidih, namun pada akhirnya Retno mengalihkan amarah Dean dan membuat kesenangan sendiri. Hal itulah yang mungkin menjadi penyebab dia melakukan hubungan badan dengan Retno sehingga perut Retno perlahan-lahan membesar dan meminta pertanggungjawaban Dean.

Dean mendekatiku dan memeluk lebih erat, begitu penuh cinta. Akan tetapi hati ini sudah benar-benar ingin melepaskan diri segera mungkin dan berbicara bahasa perceraian. Padahal perutku juga sedang menanti seseorang datang mengisi lembaran kehidupan yang baru. Tunas yang kunantikan kehadiran.


Tetapi aku tidak mengetahui siapakah ayahnya, benih ini milik siapa? Sebab di antara kedua lelaki yang kucintai, mereka sama-sama menanamkan percikan cinta, hingga terbentuknya janin ini.

"Aku masih mencintaimu, Meta!"

Pada akhirnya kujawab pertanyaan Dean, yang masih berstatus suami.


"Mas! Bagaimana bisa kau katakan cinta kepadaku, jika pada dasarnya hatimu adalah milik Retno. Setiap desah napas yang kudengar hanya menyebutkan satu nama saja dan itu bukan aku!" Nada kecaman memburunya, pada akhirnya Dean hanya menangis dan memelukku, hangat, sehangat waktu awal jumpa.


Dean menangis dan berkata, "Rekso sedang hamil tiga bulan! Bagaimana ini? Aku juga masih mencintaimu."


"Kita pisah saja, Mas! Aku juga tidak tau siapakah ayah dari calon bayi ini. Sungguh, hati ini ikhlas jika harus menjadi orang tua tunggal. Setidaknya hanya kita berdua yang mengetahui masing-masing aib yang kita lakukan. Sandiwara cinta harus berakhir saat ini juga! Nikahilah dia."

Antara ingin dan berat melepaskan menjadi gundah yang paling besar pada benak Dean. Sungguh dia tidak menginginkan sebuah perpisahan. Apalagi aku sedang hamil. Walau kurasakan bahwa janin itu bukanlah miliknya, namun Dean yakin sekali benih itu miliknya, sebab keperawanan ini milik suamiku seorang, dialah pemilik yang pertama kali. Menurutnya sudah pasti janin itu adalah anaknya.


"Mela, aku tidak akan meninggalkan dirimu untuk menjadi orang tua tunggal. Aku akan menikah lagi. Status kita masih suami istri, hanya pada kenyataannya saja kita adalah sepasang asing." Sambil memeluk Mela. Anehnya tiba-tiba dada Dean bergemuruh kembali. Ada getar yang naik turun dan semakin tinggi volume suara debat itu.

'Apakah ini berarti cinta itu masih untuk Meta?' kata Dean sambil melepas pelukannya. Tetapi Mela sudah tidak berdetak ketika di peluk oleh Dean. Serupa tidak ada aliran listriknya, putus begitu saja.

Aku kemudian merapihkan semua pakaian untuk segera pergi dari rumah ini.

"Jangan pergi! Kau pasti mendengarkan detak jantung ini ketika tubuh kita menyatu."

"Mas, jangan memaksakan diri! Hatimu sudah miliknya. Jadikanlah dia istri, biarkan aku hidup di rumahku sendiri."

"Tidak! Ini adalah rumah kita. Jika kau sudah tak ingin melihat wajah suami yang akan menjadi mantan, maka biarkan saja aku yang pergi dari rumah ini. Anggaplah ini pemberian terakhir dariku untuk janin ini."

Dean mulai mengepak barang-barang untuk segera pergi dari rumah milik kami. Rumah harapan dan impian yang di desain dari hasil karya pemikiran berdua.

"Baiklah! Jangan pergi. Kita tinggal di rumah ini bertiga. Suruh saja Retno membeli rumah belakang dekat halaman kita. Agar terhubung dengan baik silahturahmi antara kita. Sebab aku sebenarnya tidak ingin ketika bayi ini lahir tanpa ayah. Cukup aib ini hanya kita berdua sajalah yang mengetahuinya."

Dean memeluk Mela, kemudian menggiringnya ke kamar dan tidur bersama. Anehnya lagi ternyata Dean masih begitu mencintai Mela, walaupun Mela sudah membeku dingin.

Apakah yang akan terjadi kemudian?


Jakarta, 15 Agustus 2019.

.
ixmoza81496Avatar border
bukhoriganAvatar border
jenggalasunyiAvatar border
jenggalasunyi dan 30 lainnya memberi reputasi
29
11.7K
164
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.