• Beranda
  • ...
  • Education
  • Wajah Pendidikan Jaman Dulu Dan Sekarang, Mana Yang Lebih Baik, Guys?

darmawati040Avatar border
TS
darmawati040 
Wajah Pendidikan Jaman Dulu Dan Sekarang, Mana Yang Lebih Baik, Guys?
Spoiler for Screnshoot:



Assalamualaikum, selamat siang, Agan and Sista di mana pun kalian berada. Keadaannya sehat dan baik-baik saja, kan? In sya Allah, aamiin.

Bicara soal pendidikan di Indonesia tercinta, sangat menarik, GanSis. Ada banyak hal yang bisa diangkat. Baik tentang anak-anak berprestasi, memiliki ilmu pengetahuan tinggi, hingga yang bandel dan badung alias susah diatur.

Dengan hadirnya sebuah lembaga pendidikan, menjadi awal mula terciptanya penerus bangsa berkualitas dalam memimpin negara serta kehidupan negeri selanjutnya. Dari tahun ke tahun, masalah pendidikan di negeri tercinta kita mengalami tingkatan sekaligus adanya ketidak sempurnaan moral beberapa pendidik serta yang terdidik.

Sebagaimana yang kita tahu, di jaman sekarang ini, teknologi tumbuh kembang begitu cepat. Kehadirannya dengan berbagai macam sistem canggih, mempermudah yang dulu dirasa sulit. Baik untuk pendidik maupun yang dididik.

Ketika pendidik (guru) ingin memberi materi, mereka tidak lagi perlu terlebih dulu menulis di papan tulis, atau mendikte, agar siswa-siswinya memiliki buku catatan. Para pendidik hanya tinggal menunjuk halaman berapa saja untuk difotokopi. Urusan tulis menulis kelar dalam waktu singkat.

Dan hal menguntungkan untuk para siswa-siswi yaitu,

Adanya Google


Sumber Gambar: Pixabay

Hampir segala bentuk pertanyaan, mampu ia berikan jawaban. Tidak hanya pertanyaan seputar pendidikan, melainkan juga di luar hal tersebut akan terjawab, hanya dengan mengetik beberapa kalimat atau topik yang ingin ditampilkan.


But, yang menjadi pertanyaan,

"Apakah dengan tingginya perkembangan teknologi, menjadikan anak bangsa semakin mudah menangkap dan menyimpan ilmu di kepala mereka? Atau malah mengubah mereka menjadi anak yang malas membaca dan mengingat. Sehingga, materi apa pun yang di dapatnya hanya dijadikan sebuah catatan yang menumpuk dalam bentuk file di benda canggih masing-masing?"


Bisa, Ya. Bisa, tidak. Ada yang memang menyimpan untuk dipelajari kembali. Ada juga yang hanya menjadikannya sebuah koleksi, atau suatu waktu dilirik lagi untuk sebuah kepentingan, dan kebutuhan tertentu. Semua tergantung pribadi masing-masing.

Selain adanya peninggakatan dalam hal kemudahan menyampaikan materi dan memberi jawaban untuk berbagai pertanyaan, pendidikan jaman sekarang tentu masih memiliki banyak kekurangan, bahkan bisa dikatakan amat memprihatinkan. Terutama dalam masalah moral seorang pendidik (guru), juga perilaku mereka yang dididik.

Mengapa Ara mengatakan demikian? Karena memang, kenyataannya seperti itu. Di jaman sekarang, seorang guru tidak hanya mentransfer ilmu untuk siswa-siswinya. Ada juga yang memberi rasa takut dan trauma.

Contoh:

Quote:


Sekarang, mari kita lanjut ke masalah yang dididik (para murid). Banyak sekali kita temukan berita buruk tentang siswa dan guru, ketika sedang bermediasosial.

Sikap Tidak Terpuji Seorang Murid Terhadap Guru


Sumber Gambar: Screnshoot Google

Di jaman sekarang, murid sangat berani terhadap guru. Merokok dalam kelas, contohnya. Ketika ditegur, bukannya nurut, ia malah menantang dan menarik kerah baju sang guru. Mirisnya lagi, murid ini melakuakan hal itu dalam keadaan sadar. Yang lain hanya tertawa menyaksikan dan mengabadikan kejadian tersebut di ponsel masing-masing. Setelah terciduk, apa yang terjadi? Seperti biasanya, modal minta maaf, urusan kelar.

Jika boleh mengambil perbandingan. Ara akan membandingkannya dengan pendidikan jaman dulu.



Sumber Gambar: Pixabay

Jaman dulu, jarang sekali ditemukan adanya sikap tidak terpuji yang dilakukan siswa terhadap para pendidik (guru). Begitu juga dengan para pendidik. Hampir tidak ditemukan kejadian-kejadian yang mencoreng nama baik seseorang yang berprofesi sebagai guru.

Mengapa bisa demikian?

Menurut Ara, guru jaman dulu mengajar dengan ikhlas. Mereka mendidik tidak hanya untuk mendapat upah alias gaji. Melainkan sungguh-sunghuh ingin anak bangsa memiliki ilmu dan menjadi orang yang membanggakan bangsa dan negara. Itu sebabnya, pukulan atau hukuman dari seorang guru di jaman dulu, sama sekali tidak dianggap sebagai siksaan oleh muridnya. Mereka sadar betul, bagaimana para pendidik menginginkan yang terbaik untuk anak muridnya.

Terlebih, tidak adanya campur tangan wali murid saat siswa atau siswi mendapat hukuman. Orangtua jaman dulu, mereka tidak akan marah apalagi menuntut sang guru, ketika menemukan bekas pukul di telapak tangan atau betis anak mereka. Bagi orangtua jaman dulu, guru adalah orangtua kedua untuk anaknya.

Quote:


Meski banyak kekurangan dan keterbatasan dalam hal teknologi, pendidikan jaman dulu tidak miskin adab, GanSis. Antara pendidik dan yang dididik, sama sekali tidak memiliki rasa dendam dikarenakan merasa dihina atau dikecewakan. Pendidik mencintai muridnya sepenuh hati. Yang dididik menghormati para guru meski seringkali mendapat sarapan penggaris kayu karena tidak mengerjakan tugas yang diberi.

Ok, itu dia perbedaan pendidikan jaman dulu dan sekarang, versi Ara. Semoga ke depannya pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan dalam hal segalanya. Entah guru yang berkualitas, santun, dan bermoral. Juga anak murid yang taat aturan, berprestasi, membanggakan, sehingga menjadi inspirasi banyak orang. And, Ara berharap, pendidikan di Indonesia merata hingga ke pelosok. Jangan ada lagi anak bangsa yang menyambut hari di gundukkan sampah sembari menenteng karung lusuh. Jangan ada lagi anak bangsa yang hanya bisa berkhayal akan indahnya duduk di bangku sekolah.


NB: Opini Pribadi


Bima, 14 Agustus 2019
jungyeon96Avatar border
dahyun98Avatar border
swiitdebbyAvatar border
swiitdebby dan 21 lainnya memberi reputasi
22
4.4K
99
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
Education
icon
22.5KThread13.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.