JADI penipu Gunawan, 41, terlalu pede. Tak pernah sekolah polisi, berani-beraninya ngaku polisi berpangkat AKBP. Tapi dengan modal foto editan, dia berhasil mengajak Titik, 30, untuk begituan. Tak hanya kehormatan, sejumlah HP dan sepeda motor disikatnya juga. Tapi polisi gadungan itu sudah ditangkap.


Jika sudah niat jadi penipu memang harus pede dengan sepak terjangnya. Jika penipu kok ragu-ragu, ya cepat terbongkar kedoknya. Maka bagi perempuan yang kurang pengalaman di era gombalisasi, mudah tergiur lelaki berpenampilan abal-abal tersebut. Kelihatannya sungguh aksi, ternyata malah bau terasi.


Nah, Gunawan yang berasal dari pulau garam Madura ini sial banget. Jadi penganggur di kala keluarga mengandalkan dirinya sebagai sumber ekonomi.


Maka dia harus memutar otak bagaimana mencari terobosan ekonomi. Tiba-tiba muncul idenya sesuai dengan kebisaannya main program potoshop. Maka diambilah foto polisi, lalu bagian wajah ditempel wajah Gunawan sendiri.


Foto editan itu dibuat serapi mungkin, sehingga dalam foto itu tampak Gunawan seakan-akan sebagai polisi berpangkat AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi). Ketika diunggah ke media sosial, rupanya ada juga cewek yang nyangkut. Namanya Titik, anak Pak Suharno, warga Dampit Malang.


Ditambah keahlian Gunawan menata kata meski bukan seorang gubernur, Titik Suharno ini terpikat juga akan penampilan “AKBP” Gunawan, yang mengaku berdinas di Polda Metro Jaya itu. Jika pergi ke Malang, beralasan sedang cuti atau mengejar penjahat, padahal sebetulnya penjahatnya dia sendiri.


Sekian minggu perkenalan lewat dunia maya dan darat, Titik Suharno sudah terkiwir-kiwir pada Gunawan. Buktinya, ketika diajak menginap di hotel mau saja. Padahal di tempat ini sekedar mau direnggut kehormatannya.


Dan karena “AKBP” Gunawan memang ahli menata kata, akhirnya Titik Suharno siap menata sprei agar hubungan intim bak suami istri itu berlangsung dengan seksama, meski tak harus dalam tempo sesingkat-singkatnya.


Setelah terkena langsung pada sumbernya, Titik diminta uang, tak pernah menolak. Bahkan yang terakhir, setelah berhasil menggauli Titik Suharno untuk kesekian kalinya “AKBP” Gunawan diberi kesempatan membawa sepeda motor miliknya. Padahal begitu berhasil melarikan sepeda motor itu Gunawan tak pernah muncul lagi,


Titik Suharno yang sudah habis-habisan luar dalam segere melapor ke polisi. Akhirnya “AKBP” abal-abal itu berhasil ditangkap. Sepeda motor bolehnya nipu Titik sudah dijual untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari.


Kebutuhan hidup ketutup, kebutuhan biologis juga tersalur.



SUMBER
SUMBER