Teruntuk Indonesiaku, aku Banga dan terlalu mencintai negeri ini, walaupun menurut mereka, bangsa yang paling banyak memiliki keburukan, ataupun kekurangan dalam segi apapun, ialah negeriku Indonesia, tetapi seburuk-buruknya tempat adalah kebahagiaan sejati yang tidak pernah akan pudar, walaupun banyak yang hijrah ke lain negeri, tetapi kuyakin mereka pasti merindukan kebahagiaannya pada tanah kelahiran, tempat yang sudah melekat erat pada benak dan sanubari mereka.

Dan aku mencintai tanah kelahiran ini dengan segala isi, bentuk dan rupanya.

Mungkin kalian bisa bilang aku lebai, namun inilah kebenaran hati yang paling dalam. Dan karena kecintaan kepada tempat kelahiranku, maka terselib sebuah doa dalam tiap-tiap sujud untuk kemajuan tanah negeri ini.

Hingga menimbulkan banyak keinginan atas perubahan pada negeriku, Indonesia. Ada hasrat kuat untuk membuat anak-anak negeri memahami betapa pentingnya sebuah ilmu, betapa pentingnya perubahan nasib dan seberapa penting menjadi pintar.

Kepandaian yang berguna untuk diri sendiri, orangtua, bangsa dan agama. Memang sebuah harapan yang hanya di pandang sebelah mata dan membutuhkan banyak perjuangan fisik dan ekonomi. Tetapi setidaknya cintaku pada negeri ini tersalurkan, walau hanya sebatas mimpi di atas kertas.

Doaku tiba-tiba terkabulkan perlahan-lahan. Banyak tunas-tunas bangsa yang memulai untuk menjadi sesuatu, inilah kebahagiaan dari arti sebuah kata, kemajuan.





BAGAIMANA DENGAN AGAN DAN SISTA? Apakah sudah membuat sebuah harapan atas kemajuan bangsa?Marilah bangun Indonesia untuk menjadi sesuatu di mana semua pandangan mata tak hanya melihat satu sisi keburukan negeri ini saja, namun mereka mampu melihat kemampuan yang ada dalam tubuh bhineka tunggal Ika.

Jangan katakan cinta jika arti cinta saja hanya sebatas mulut dan kata. Tetapi tunjukkan bahwa kita juga mampu berbuat serupa mereka. Apapun selama masih terlihat, pastinyalah mampu kita wujudkan dalam bentuk sebuah keberhasilan tekad dan integritas diri.



Aku banga kepada Indonesia, dengan segala aksi kemanusiaannya. Yang mana dalam hati kusebut, "INILAH INDONESIA" jati diri negeriku, penuh kasih, ramah-tamah dan cinta damai. Welcome terhadap sesama manusia tanpa memandang agama, suku bangsa, ras dan lain sebagainya.





Indonesiaku juga memiliki banyak kebudayaan yang khas dan unik, dari Sabang sampai Merauke. Memiliki surganya pariwisata, dan lain sebagainya, sebagainya lagi.

Bahkan banyak pendatang yang secara diam-diam mempelajari kebudayaan, seperti membuat batik, wayang kulit, mengolah bahan pangan seperti ; membuat tempe, jengkol dan lain sebagainya.

Masihkah kita membenci tanah kelahiran ini?

Ya memang, kemudian kuakui dan tersadar bahwa negeriku tidak seberapa kaya oleh otak-otak genius apalagi maju jika dibandingkan negara-negara besar yang lainnya, negeriku tidak sebaik negara-negara lain dalam berbagai bidang. Tetapi, taukan kalian, jika hanya mengucapkan keinginan saja tanpa adanya sebuah doa apalagi pergerakan untuk sebuah perubahan. Maka kita hanya akan berada dalam satu tempat saja, tidak melaju selayaknya negara-negara lain yang sudah melesat dengan cepat.

Lalu sampai kapan kita berada dalam kondisi serupa ini? DIAM DI TEMPAT.

Siapa lagi yang akan mencintai negeri ini jika bukan anak-anak pribumi, siapa lagi yang akan membangunkan suara jutaan keinginan yang terpendam jika bukan kita. Siapa lagi yang akan membangun negeri ini jika kalian saja tidak mencintai tanah yang kalian pijak dengan lebih baik.

Maka marilah membuat negeri ini layak untuk sebuah kebanggaan. Bukan hanya sebuah titik kesialan karena terlahir di tanah ini.

Indonesia adalah tubuh dan napas kita, maka cintailah dengan segala sajiannya.

Salam Indonesia, sudahkah melihat waktu?
Tik
Tok
Tik
Tok

Jangan sampai menanti bel penghabisan dunia.