Kerap dituduh menyebarkan paham khilafah, Front Pembela Islam (FPI) berdalih. Mereka mengaku tak ingin mengubah bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tetapi berjuang untuk khilafah modern.

Hal ini persis dikatakan oleh Ketua Bantuan Hukum FPI Sugito Atmo Prawiro. Menurutnya gagasan khilafah modern ini termaktub dalam AD/ART ormas besutan Habib Rizieq Shihab tersebut.

Gagasan FPI soal khilafah modern ini menyangkut ekonomi, pendidikan, kebudayaan, dan lainnya. Di dalam gagasan ini juga ada konsep soal hukum tata negara, di mana ada parlemen bersatu yang berasal dari negara-negara Islam.

Bila dibaca secara serius, gagasan FPI soal khilafah tersebut tak berarti berbeda dengan apa yang dicita-citakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Semuanya identik.

Dengan begitu, paham khilafah meskipun disamarkan dengan istilah 'khilafah modern', 'khilafah kuno' atau 'khilafah milenial' tetap sama saja. Bagaimanapun, khilafah seharusnya tak boleh didirikan di Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara dengan bentuk NKRI adalah final. Tak bisa diubah dengan gagasan khilafah apapun.

Hal itu karena bangsa ini terdiri dari banyak suku, agama dan ras yang tersebar di banyak pulau. Jadi jangan berpikir seenak jidat untuk mengganti Pancasila dengan paham lainnya.

Ormas seperti FPI ataupun HTI itu egois karena memaksakan ideologi untuk orang yang berbeda agama. Tentu saja, ini tidak cocok dengan bangsa Indonesia.

Apalagi mereka berambisi membawa paham khilafah modern di dalam negar-negara OKI. Padahal, negara-negara tersebut telah melarang adanya paham khilafah, termasuk memboikot HTI karena mengancam keutuhan negaranya.

Jadi, khilafah apa yang hendak disamarkan oleh FPI? Semuanya tetap sama saja.,