shulhan87Avatar border
TS
shulhan87
Kopi Unik Dari Jember Itu Bernama Koplak



Jika buah salak diolah menjadi kripik atau makanan olahan lain, tentu hal itu sudah tidak terlalu aneh bagi yang melihatnya. Namun jika biji salak diolah menjadi minuman kopi, hal ini mungkin terasa agak unik. Bustomi, salah seorang warga Semboro Jember mengubah biji salak yang tidak memiliki nilai ekonomis, menjadi sejenis minuman kopi yang ia sebut dengan “Koplak”, alias Kopi Biji Salak. Agar mudah dikenal oleh konsumen, ia menamainya “Koplak”, alias “Kopi Salak”. Keunggulan Koplak tersebut, tentu terdapat pada nilai kreatif, inovatif, dan ekonomisnya. Selain itu, karena tidak terbuat dari biji kopi, tentu kopi KW tersebut bebas kafein dan juga tidak menimbulkan efek perut kembung. 



Inspirasi pembuatan kopi biji salak tersebut datang karena di kampungnya, Dusun Salakan Desa Semboro, terdapat banyak pembuat kue pia berbahan salak. Melihat banyaknya limbah biji salak berserakan, terfikir olehnya apakah mungkin dari biji salak tersebut diolah menjadi sesuatu yang bisa dikonsumsi. Bustomi kemudian mencari tahu lewat internet tentang kandungan biji salak, apakah ia aman jika diolah menjadi bahan pangan. Setelah yakin aman, barulah pada akhir tahun 2015 ia mulai berkreasi membuat Kopi Biji Salak. cara pembuatan kopi ini juga tidak berbeda dengan proses pembuatan kopi pada umumnya. Hanya sebelumnya, biji salak perlu dipotong kecil-kecil agar tidak bagian dalamnya bisa kering ketika dijemur. Penjemuran di bawah terik matahari memakan waktu 5-7 hari. Dari sisi aroma dan rasa, Kopi ini agak unik, aroma seperti jambu muda dan rasanya mirip seperti habis makan salak muda.



Kopi ini pernah diteliti di laboratorium makanan dan Minuman Universitas Jember (Unej). Hasilnya aman, bahkan beberapa orang percaya bahwa kopi tersebut juga dapat menyembuhkan diare, asam urat, hipertensi dan dapat menyehatkan pinggang dan lambung, serta berfungsi untuk ketahanan tubuh. Bustomi sendiri mangaku mampu menjual 150 karton perbulan. Per-kartonnya berisi 150 gram bubuk kopi biji salak. Kopi tersebut kini telah dijual di beberapa minimarket di Jember dan outlet oleh-oleh khas Jember dengan harga kisaran Rp 15.000. Penjualan secara online pun telah sampai ke Jakarta dan NTB.



Bustomi ternyata bukanlah satu-satunya penemu inspirasi kopi biji salak, warga Jember lainnya, Nuril Anwar juga merupakan orang yang mendapat inspirasi itu, Sebelumnya, pada tahun 2013 Nuril Anwar menekuni usaha produksi olahan kripik salak. Ia bahkan telah mematenkan kopi biji salak tersebut dalam daftar merek produksi Q-Ecco yang ia dirikan. Kopi tersebut juga pernah ditampilkan pada Expo 2017 di Kota Malang. Pemasaran kopi biji salak olahan Nuril Anwar tersebut tidak hanya di Jawa, tetapi juga sudah sampai Bali. Dari penjualan kopi biji salak tersebut, Nuril dapat memperoleh omzet 90 juta per-bulannya. Ke depan ia berusaha agar pemasaran kopi yang telah ia patenkan tersebut merambah ke pasar dalam dan luar negeri, tentunya setelah melalui proses pengujian di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang tengah ia perjuangkan. Setelah berhasil dengan pengolahan daging buah dan biji salak, Nuril Anwar kini bersama Politeknik Negeri Jember tengah meneliti tentang kemungkinan pemanfaatan kulit ari salak. 


tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
1.2K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Selera Nusantara (Indonesian Food)
Selera Nusantara (Indonesian Food)
icon
9KThread6.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.