Passionsecara etimologi memiliki arti "gairah". Sebagian orang masih salah mendefinisikan antara passion dengan hobi. Keduanya memang memiliki persamaan berupa sama - sama kita sukai namun yang membedakan adalah rasa jenuh yang hadir ketika kita sering melakukannya. Jika hanya sekedar hobi, kita memang senang ketika mengerjakannya tapi rasa bosan sering mampir. "Jenuh deh setiap hari masak terus!", itu artinya memasak hanyalah hobi bagi Agan.

Berbeda apabila yang kita lakukan merupakan passion Agan. Kita akan lupa waktu, tak terasa bosan sama sekali, selalu bergairah ketika melakukannya. Sehingga berulang kali pun kita menekuni hal itu tak ada kata lelah maupun jenuh. Walaupun fisik terasa capek tetapi kita akan tetap melakukannya keesokan hari dan seterusnya karena merasa kegiatan tersebut adalah panggilan jiwa.

Banyak orang yang berbeda pendapat mengenai passion ini. Ada yang menganggap menemukan passion itu penting, syukur - syukur sebuah passion itu bisa menjadi pekerjaan yang menghasilkan uang. Ada juga yang mengatakan passion hanyalah omong kosong, Bullshi* kata seseorang yang nanti akan ane cantumkan di sumber referensi sebagai pertanda kalau ane menulis tidak asal menulis dan bisa dipertanggungjawabkan. Bukan sekedar "katanya" saja, tapi sewaktu ditanya "kata siapa?" malah jawab "nggak tau" atau "kata orang - orang".

Perbedaan sudut pandang tersebut memang hal yang biasa, namanya juga hidup pasti punya dua sisi terdapat pro dan kontra. Menurut ane sendiri, passion itu penting. Kenapa? Karena keberadaannya membuat hidup lebih bersemangat untuk dijalani, ada hal yang bisa menjadi fokus kita dalam hidup selain kegiatan rutin yang saben hari kita lakukan, dan kita bisa membuat sesuatu lewat passion yang kita miliki seperti karya seni, lagu, tulisan, makanan, dan apapun itu tergantung dari apa passion kita.

Kalau ada yang mengatakan passion is bullshi*, menurut ane itu karena dia belum mengerti apa passionnya atau kalaupun dia sudah menemukan passionnya tapi passion tersebut belum menghasilkan uang yang banyak bagi dirinya. Sehingga dia memilih bekerja di bidang lain di luar gairahnya tersebut dengan alasan realistis. Ya, tidak salah juga sih. Kalau kebutuhan hidup menghimpit, sedangkan hal yang dianggap sebagai passion tersebut tidak menghasilkan banyak materi untuk memenuhi kebutuhan hidup ya memang selayaknya kita harus realistis untuk memilih pekerjaan lain yang lebih "menghidupi". Toh sambil bekerja di bidang lain, kita masih tetap bisa melakukan hal yang sesuai dengan passion kita.

Walaupun bagi ane passion itu bukan sekedar omong kosong karena kalau kita menekuninya dengan sepenuh hati, tidak bisa dipungkiri bahwa suatu saat hasil dari mengerjakan passion itu juga bisa menghasilkan hal yang lebih besar daripada uang. Contohnya Tere Liye yang bekerja sebagai seorang akuntan, dia punya gairah menulis yang sudah ditekuninya sejak lama. Sekarang terbukti bahwa pendapatan dari hasil menulisnya lebih besar daripada gajinya sebagai seorang akuntan.

Kemudian Raditya Dika yang pernah kuliah ekonomi di University of Adelaide Australia pun punya passion menulis. Meskipun tidak sejalur dengan jurusan kuliahnya, dia bisa membuktikan bahwa passion yang dikerjakannya mampu memberinya hal yang lebih besar ketimbang uang yaitu popularitas, relasi orang - orang hebat, bahkan dia sudah dipercaya untuk menulis skenario film.


Ada juga Stefani Horison, juara 1 Masterchef Indonesia yang meninggalkan kuliahnya di jurusan Ekonomi untuk mengejar passionnyadi dunia masak - memasak. Dia mendapatkan hal yang besar berupa ilmu di galeri, kenal dengan chef - chef hebat, punya banyak penggemar dan tentunya bisnisnya akan semakin meningkat seiring dengan keterampilannya yang semakin meningkat di dunia kuliner.

Menurut Agan dan sista apakah passion itu penting atau Bullshit?

Sumber referensi :
1. Radit Yoga
2.Raditya Dika pernah kuliah di Australia
3. Tere Liye Seorang Akuntan
4.Fani Masterchef Meninggalkan Kuliah